Tafsir Perjanjian Lama IV (Kitab Nabi-Nabi Besar) Yeremia 6:1-26 (menggunakan Bible Works).

Terjemahan dan Tafsiran:

[:Aqt.biW ~Øil;v’Wry> br<Q,mi !miy”nbi ynEB. Wz[ih’  Yeremia 6:1

 hp’q.v.nI h[‘r” yKi taef.m; Waf. ~r<K,h; tyBe-l[;w> rp’Av W[q.Ti

lAdG” rb,v,w> !ApC’mi

(hä`iºzû Bünê binyämìn miqqeºreb yürûºšälaºim ûbitqôª` Tiq`û šôpär wü`al-Bêt haKKeºrem Sü´û maS´ët Kî rä`â nišqüpâ miccäpôn wüšeºber Gädôl)

NKJ “O you children of Benjamin, Gather yourselves to flee from the midst of Jerusalem! Blow the trumpet in Tekoa, And set up a signal-fire in Beth Haccerem; For disaster appears out of the north, And great destruction.

ITB Larilah mengungsi, hai orang-orang Benyamin, dari tengah-tengah Yerusalem! Tiuplah sangkakala di Tekoa, dan naikkanlah asap sebagai tanda di atas Bet-Kerem! Sebab malapetaka telah mengintai dari utara, yakni suatu kehancuran besar.

 

            “Orang-orang Benyamin” yang dimaksud dalam ayat ini adalah anggota suku Benyamin yang pergi ke kota Yerusalem untuk mencari perlindungan. “Meniup sangkakala” dan “menaikkan asap” merupakan tanda, peringatan, dan isyarat terhadap musuh yang akan datang segera untuk berperang melawan mereka. Musuh ini datang dari Utara, yang akan menimbulkan suatu kehancuran besar di kota Yerusalem.

 

!AYci-tB; ytiymiD” hg”N”[uM.h;w> hw”N”h;  Yeremia 6:2

(hannäwâ wühammü`unnägâ Dämîºtî Bat-ciyyôn)

NKJ I have likened the daughter of Zion To a lovely and delicate woman.

ITB Adakah puteri Sion sama seperti padang yang paling disukai,

 

            Timbul pertanyaan: “Apakah kota Yerusalem masih akan menjadi tempat kesukaan dan kebanggaan?”, mengingat bahwa sebentar lagi kota itu akan mengalami kehancuran besar.

 

h’yl,[‘ W[q.T’ ~h,yrEd>[,w> ~y[iro Waboy” h’yl,ae  Yeremia 6:3

Ady”-ta, vyai W[r” bybis’ ~ylih’ao

(´ëlʺhä yäböº´û rö`îm wü`edrêhem Täq`û `älʺhä ´öhälîm säbîb rä`û ´îš ´et-yädô)

NKJ The shepherds with their flocks shall come to her. They shall pitch their tents against her all around. Each one shall pasture in his own place.”

ITB sehingga gembala-gembala mendatanginya beserta kawanan ternak mereka? Mereka telah memasang kemah-kemahnya sekelilingnya, masing-masing memakan habis apa yang didapatnya.

 

            “Gembala-gembala” yang dimaksud dalam ayat ini adalah raja-raja musuh yang akan menyerang Yerusalem, bersama dengan “kawanan ternak mereka”, yang adalah tentara-tentara musuh yang sangat besar jumlahnya, dimana mereka akan merampas dan menjarah kota Yerusalem habis-habisan dan tidak ada sisa yang tertinggal sedikitpun.

 

~yIr”h\C’b; hl,[]n:w> WmWq hm’x’l.mi h’yl,[‘ WvD>q;  Yeremia 6:4

br<[‘-ylel.ci WjN”yI yKi ~AYh; hn”p’-yKi Wnl’ yAa

(qaDDüšû `älʺhä milHämâ qûºmû wüna`álè ba|ccohóräºyim ´ôy läºnû Kî-pänâ hayyôm Kî yinnä†û cilülê-`äºreb)

NKJ “Prepare war against her; Arise, and let us go up at noon. Woe to us, for the day goes away, For the shadows of the evening are lengthening.

ITB “Persiapkanlah perang melawan dia; ayo, marilah kita maju menyerang pada tengah hari!” “Celakalah kita, sebab matahari sudah lingsir, bayang-bayang senja hari sudah memanjang!”

 

            Perkataan ini diucapkan oleh sekelompok musuh yang ingin berperang dan menyerang kota Yerusalem pada saat tengah hari, dimana  itu adalah saat yang baik untuk menyerang secara mendadak, karena pada saat itu orang sangat mengantuk. Namun, jika serangan sampai senja hari masih belum dilaksanakan, maka mereka akan kecewa, karena rencana peperangan mereka akan gagal total dan kemenangan mereka akan lewat begitu saja.

 

s h’yt,Anm.r>a; ht’yxiv.n:w> hl’y>L’b; hl,[]n:w> WmWq  Yeremia 6:5

(qûºmû wüna`álè balläºylâ wünašHîºtâ ´armünôtʺhä s)

NKJ Arise, and let us go by night, And let us destroy her palaces.”

ITB “Ayo, marilah kita maju menyerang pada waktu malam dan merusakkan puri-purinya!”

 

            Muncul alternatif kedua, yakni musuh akan maju menyerang kota Yerusalem pada malam hari, dimana saat itu adalah saat yang baik juga untuk menyerang kota itu secara mendadak, dan menghancurkan tembok-temboknya, serta merebut istana-istananya.

 

hc'[e Wtr>Ki tAab’c. hw”hy> rm;a’ hko yKi  Yeremia 6:6

 qv,[o HL’Ku dq;p.h’ ry[ih’ ayhi hl’l.so ~Øil;v’Wry>-l[; Wkp.viw>

HB’r>qiB.

(Kî kò ´ämar yhwh(´ädönäy) cübä´ôt Kirtû `ëcâ wüšipkû `al-yürûšälaºim sölülâ hî´ hä`îr hopqad Kulläh `öºšeq BüqirBäh)

NKJ For thus has the LORD of hosts said: “Cut down trees, And build a mound against Jerusalem. This is the city to be punished. She is full of oppression in her midst.

ITB Sebab beginilah firman TUHAN semesta alam: “Tebanglah pohon-pohonnya dan timbunlah tanah menjadi tembok terhadap Yerusalem! Itulah kota yang harus dihukum! Hanya penindasan saja di dalamnya!

 

            Tuhan sendiri menghendaki supaya musuh-musuh itu maju berperang dan mengepung kota Yerusalem, dengan cara menggunakan pohon-pohon sebagai benteng pengepungan, dan juga untuk membangun tembok-tembok, yang mana dari tembok-tembok yang dibangun tersebut, anak-anak panah dan alat-alat perang lainnya dapat ditembakkan ke atas tembok-tembok kota Yerusalem, karena kota itu memang harus dan layak dihukum, oleh sebab dosa-dosa dan kejahatan-kejahatan yang penduduk kota itu lakukan di hadapan Tuhan.

 

Ht'[‘r” hr”qehe !Ke h’ym,yme ÎryIB;Ð ¿rwEB.À ryqih’K.  Yeremia 6:7

hK’m;W ylix\ dymiT’ yn:P’-l[; HB’ [m;V’yI dvow” sm’x’

(Kühäqîr (Büwër) [Baºyir] mêmʺhä Kën hëqëºrâ rä`ätäh Hämäs wäšöd yiššäºma` Bäh `al-Pänay Tämîd Hólî ûmaKKâ)

NKJ As a fountain wells up with water, So she wells up with her wickedness. Violence and plundering are heard in her. Before Me continually are grief and wounds.

ITB Seperti mata air meluapkan airnya, demikianlah kota itu meluapkan kejahatannya. Kekerasan dan aniaya terdengar di dalamnya, luka dan pukulan selalu ada Kulihat.

 

            Dipertegas, bahwa kota Yerusalem telah menjadi sumber / pusat kejahatan dan dosa, yang menyebabkan tindak kekerasan dan penganiayaan terhadap penduduk kota itu, sehingga luka dan memar dalam kehidupan mereka sampai di hadapan Tuhan.

 

%Memi yvip.n: [q;Te-!P, ~Øil;v’Wry> yrIs.W”hi  Yeremia 6:8

p hb’v’An aAl #r<a, hm’m’v. %meyfia]-!P,

(hiwwäsrî yürûºšälaºim Pen-Tëqa` napšî mimmëk Pen-´áSîmëk šümämâ ´eºrec lô´ nôšäºbâ P)

NKJ Be instructed, O Jerusalem, Lest My soul depart from you; Lest I make you desolate, A land not inhabited.”

ITB Terimalah penghajaran, hai Yerusalem, supaya Aku jangan menarik diri dari padamu, supaya Aku jangan membuat engkau sunyi sepi, menjadi negeri yang tidak berpenduduk!”

 

            Sebagai konsekuensi dari dosa dan kejahatan yang mereka lakukan, kota itu harus menerima penghajaran dari Tuhan, supaya kota itu beserta penduduknya bertobat dan tidak dibinasakan total, sebab Tuhan sendiri masih mengasihi kota itu beserta penduduknya.

 

!p,G<k; Wll.A[y> lleA[ tAab’c. hA”hy> rm;a’ hKo  Yeremia 6:9

tALsil.s;-l[; rceAbK. ^d>y” bveh’ laer”f.yI tyrIaev.

(Kò ´ämar yhwh(´ädönäy) cübä´ôt `ôlël yü`ôlülû kaGGeºpen šü´ërît yiSrä´ël häšëb yädkä Kübôcër `al-salsillôt)

NKJ Thus says the LORD of hosts: “They shall thoroughly glean as a vine the remnant of Israel; As a grape-gatherer, put your hand back into the branches.”

ITB Beginilah firman TUHAN semesta alam: “Petiklah habis-habisan sisa-sisa orang Israel seperti pokok anggur dipetik habis-habisan. Kembalilah seperti pemetik buah anggur dengan tanganmu mencari-cari buah pada ranting-rantingnya.”

 

            Tuhan berfirman kepada nabi Yeremia secara pribadi, untuk kembali menyelamatkan sisa-sisa orang Israel yang tidak dibinasakan oleh musuh-musuh mereka, dan mengumpulkan mereka di tempat yang sudah ditentukan oleh Tuhan bagi mereka.

 

hNEhi W[m’v.yIw> hd”y[ia’w> hr”B.d:a] ymi-l[;  Yeremia 6:10

 hy”h’ hw”hy>-rb;d> hNEhi byviq.h;l. Wlk.Wy al{w> ~n”z>a’ hl’rE[]

Ab-WcP.x.y: al{ hP’r>x,l. ~h,l’

(`al-mî ´ádaBBürâ wü´ä`îºdâ wüyišmäº`û hinnË `árëlâ ´oznäm wülö´ yûklû lühaqšîb hinnË dübar-yhwh(´ädönäy) häyâ lähem lüHerPâ lö´ yaHPücû-bô)

NKJ To whom shall I speak and give warning, That they may hear? Indeed their ear is uncircumcised, And they cannot give heed. Behold, the word of the LORD is a reproach to them; They have no delight in it.

ITB Kepada siapakah aku harus berbicara dan bersaksi, supaya mereka mau memperhatikan? Sungguh, telinga mereka tidak bersunat, mereka tidak dapat mendengar! Sungguh, firman TUHAN menjadi cemoohan bagi mereka, mereka tidak menyukainya!

            Yeremia menjawab firman Tuhan dengan sebuah pertanyaan keragu-raguan dan apatis terhadap penduduk kota Yerusalem, yang tidak “bersunat telinga”, yaitu yang tidak mampu menerima dan mendengarkan firman ilahi, sebab pada dasarnya mereka tidak suka dan meremehkan firman Tuhan yang telah datang kepada mereka.

 

lykih’ ytiyael.nI ytialem’ hw”hy> tm;x] taew>  Yeremia 6:11

 vyai-~g:-yKi wD”x.y: ~yrIWxB; dAs l[;w> #WxB; ll’A[-l[; %pov.

~ymiy” alem.-~[i !qez” WdkeL’yI hV’ai-~[i

(wü´ët Hámat yhwh(´ädönäy) mäl뺴tî nil´êºtî häkîl šüpök `al-`ôläl BaHûc wü`al sôd BaHûrîm yaHDäw Kî|-gam-´îš `im-´iššâ yilläkëºdû zäqën `im-mülë´ yämîm)

NKJ Therefore I am full of the fury of the LORD. I am weary of holding it in. “I will pour it out on the children outside, And on the assembly of young men together; For even the husband shall be taken with the wife, The aged with him who is full of days.

ITB Tetapi aku penuh dengan kehangatan murka TUHAN, aku telah payah menahannya, harus menumpahkannya kepada bayi di jalan, dan kepada kumpulan teruna bersama-sama. Sesungguhnya, baik laki-laki maupun perempuan akan ditangkap, baik orang yang tua maupun orang yang sudah lanjut usianya.

 

            Rupanya Yeremia sudah tidak bisa lagi menahan kemarahannya atas penduduk kota Yerusalem tersebut, sehingga ia meluapkan amarahnya / emosinya, yang melambangkan murka Tuhan sendiri, dengan bernubuat mengenai murka Tuhan atas kaum yang tidak bersalah (bayi-bayi), atas kaum muda (laki-laki dan perempuan), dan atas kaum yang lemah (tua dan lanjut usia).

 

wD”x.y: ~yvin”w> tAdf’ ~yrIxea]l; ~h,yTeb’ WBs;n”w>  Yeremia 6:12

hw”hy>-~aun> #r<a’h’ ybev.yO-l[; ydIy”-ta, hJ,a;-yKi

(wünäsaºBBû bä|TTêhem la´áHërîm Sädôt wünäšîm yaHDäw Kî|-´a††è ´et-yädî `al-yöšbê hä´äºrec nü´um-yhwh(´ädönäy))

NKJ And their houses shall be turned over to others, Fields and wives together; For I will stretch out My hand Against the inhabitants of the land,” says the LORD.

ITB Rumah-rumah mereka akan beralih kepada orang lain, bersama ladang-ladang dan isteri-isteri mereka. “Sesungguhnya, Aku mengacungkan tangan-Ku melawan penduduk negeri ini, demikianlah firman TUHAN.

 

            Bahkan, aset-aset dan properti mereka akan dirampas dan dijarah oleh musuh-musuh mereka, termasuk juga isteri-isteri mereka, sebab memang Tuhan sendirilah yang berkehendak untuk menghajar dan melawan mereka yang diam di negeri itu (Israel) secara keseluruhan.

 

[c;B’ [:ceAB ALKu ~l’AdG>-d[;w> ~N”j;Q.mi yKi  Yeremia 6:13

rq,V’ hf,[o ALKu !heKo-d[;w> aybiN”miW

(Kî miqqü†annäm wü`ad-Güdôläm Kullô Bôcëª` Bäºca` ûminnäbî´ wü`ad-Köhën Kullô `öºSè ššäºqer)

NKJ “Because from the least of them even to the greatest of them, Everyone is given to covetousness; And from the prophet even to the priest, Everyone deals falsely.

ITB Sesungguhnya, dari yang kecil sampai yang besar di antara mereka, semuanya mengejar untung, baik nabi maupun imam semuanya melakukan tipu.

 

            Ditunjukkan, bahwa tidak ada orang yang benar dan saleh di kota Yerusalem, bahkan para nabi dan imam yang menjadi pemimpin mereka pun, juga melakukan tipu daya di hadapan Tuhan.

 

rmoale hL’q;n>-l[; yMi[; rb,v,-ta, WaP.r:y>w:  Yeremia 6:14

~Alv’ !yaew> ~Alv’ ~Alv’

(wa|yüraPPü´û ´et-šeºber `ammî `al-nüqallâ lë´mör šälôm šälôm wü´ên šälôm)

NKJ They have also healed the hurt of My people slightly, Saying, ‘Peace, peace!’ When there is no peace.

ITB Mereka mengobati luka umat-Ku dengan memandangnya ringan, katanya: Damai sejahtera! Damai sejahtera!, tetapi tidak ada damai sejahtera.

 

            Tipu daya yang mereka lakukan adalah menganggap enteng (meremehkan) penderitaan yang dialami oleh penduduk kota Yerusalem, dengan menutupinya melalui perkataan: “Shalom”, yang sebenarnya berarti keadaan yang ideal untuk kehidupan manusia, baik secara jasmani maupun rohani, padahal bertolak belakang dengan situasi yang terjadi pada waktu itu di kota Yerusalem. Jadi, yang ada pada diri para nabi dan imam mereka hanyalah kepalsuan belaka.

 

WvAbyE-al{ vAB-~G: Wf[‘ hb'[eAt yKi Wvybiho  Yeremia 6:15

 ~yTid>q;P.-t[eB. ~ylip.NOb; WlP.yI !kel’ W[d”y” al{ ~ylik.h;-~G:

s hw”hy> rm;a’ Wlv.K’yI

(höbû Kî tô`ëbâ `äSû Gam-Bôš lö|´-yëbôºšû Gam-haklîm lö´ yädäº`û läkën yiPPülû bannöplîm Bü`ët-PüqadTîm yiKKäšlû ´ämar yhwh(´ädönäy) s)

NKJ Were they ashamed when they had committed abomination? No! They were not at all ashamed; Nor did they know how to blush. Therefore they shall fall among those who fall; At the time I punish them, They shall be cast down,” says the LORD.

ITB Seharusnya mereka merasa malu, sebab mereka melakukan kejijikan; tetapi mereka sama sekali tidak merasa malu dan tidak kenal noda mereka. Sebab itu mereka akan rebah di antara orang-orang yang rebah; mereka akan tersandung jatuh pada waktu Aku menghukum mereka, firman TUHAN.”

 

            Bukan hanya tipu daya dan kepalsuan yang ada pada diri para nabi dan imam mereka, melainkan juga mereka melakukan “kejijikan”, yaitu meninggalkan Tuhan dan memuja Baal. Namun, mereka tidak merasa malu dan tidak merasa bersalah atas semua perbuatan keji yang mereka lakukan di hadapan Tuhan, sehingga mereka akan dibinasakan dan dihukum oleh Tuhan.

 

War>W ~ykir”D>-l[; Wdm.[i hw”hy> rm;a’ hKo  Yeremia 6:16

 Wac.miW Hb’-Wkl.W bAJh; %r<d< hz<-yae ~l’A[ tAbtin>li Wla]v;w>

%lenE al{ Wrm.aYOw: ~k,v.p.n:l. [:AGr>m;

(Kò ´ämar yhwh(´ädönäy) `imdû `al-Düräkîm ûrü´û wüša´álû lintìbôt `ôläm ´ê-zè deºrek ha††ôb ûlükû-bäh ûmic´û marGôª` lünapšükem wayyö´mürû lö´ nëlëk)

NKJ Thus says the LORD: “Stand in the ways and see, And ask for the old paths, where the good way is, And walk in it; Then you will find rest for your souls. But they said, ‘We will not walk in it.’

ITB Beginilah firman TUHAN: “Ambillah tempatmu di jalan-jalan dan lihatlah, tanyakanlah jalan-jalan yang dahulu kala, di manakah jalan yang baik, tempuhlah itu, dengan demikian jiwamu mendapat ketenangan. Tetapi mereka berkata: Kami tidak mau menempuhnya!

 

            Tuhan meminta supaya mereka mengingat kembali pada zaman dahulu kala (zaman Musa), ketika hukum Tuhan diberikan kepada mereka, umat Israel, sebagai penuntun dan pembimbing yang benar dan baik untuk kehidupan mereka, sehingga mereka bisa mendapatkan ketenangan, yang merupakan lawan dari pengembaraan di padang gurun yang tanpa tujuan, atau lawan dari serangan-serangan musuh mereka, dimana ketenangan itu dapat memberikan kesempatan untuk pekerjaan pembangunan dan untuk kemakmuran mereka. Tetapi sayang, mereka menolak semuanya itu.   

lAql. Wbyviq.h; ~ypico ~k,yle[] ytimoqih]w:  Yeremia 6:17

byviq.n: al{ Wrm.aYOw: rp’Av

(waháqìmötî `álêkem cöpîm haqšîºbû lüqôl šôpär wayyö´mürû lö´ naqšîb)

NKJ Also, I set watchmen over you, saying, ‘Listen to the sound of the trumpet!’ But they said, ‘We will not listen.’

ITB Juga aku mengangkat atas mereka penjaga-penjaga, firman-Ku: Perhatikanlah bunyi sangkakala! Tetapi mereka berkata: Kami tidak mau memperhatikannya!

 

            Bahkan, Tuhan sudah bertindak terus-menerus atas mereka, dengan mengangkat para nabi-Nya sebagai penjaga-penjaga bagi mereka, supaya mereka mendengarkan dan memperhatikan apa yang disampaikan dan diserukan oleh para nabi-Nya kepada mereka. Tetapi, mereka masih saja menolak semuanya itu.

 

~B’-rv,a]-ta, hd”[e y[id>W ~yIAGh; W[m.vi !kel’  Yeremia 6:18

(läkën šim`û haGGôyìm ûdü`î `ëdâ ´et-´ášer-Bäm)

NKJ Therefore hear, you nations, And know, O congregation, what is among them.

ITB Sebab itu dengarlah, hai bangsa-bangsa, dan ketahuilah, hai jemaat, apa yang akan terjadi atas mereka!

 

            Karena itu, Tuhan memanggil bangsa-bangsa dan “jemaat” (istilah umum untuk “saksi-saksi”), sebagai saksi atas apa yang akan terjadi menimpa penduduk kota Yerusalem tersebut.

 

h[‘r” aybime ykinOa’ hNEhi #r<a’h’ y[im.vi  Yeremia 6:19

 Wbyviq.hi al{ yr:b’D>-l[; yKi ~t’Abv.x.m; yrIP. hZ<h; ~[‘h’-la,

Hb’-Wsa]m.YIw: ytir”Atw>

(šim`î hä´äºrec hinnË ´änökî mëbî´ rä`â ´el-hä`äm hazzè Pürî maHšübôtäm Kî `al-Dübäray lö´ hiqšîºbû wütôrätî wayyim´ásû-bäh)

NKJ Hear, O earth! Behold, I will certainly bring calamity on this people — The fruit of their thoughts, Because they have not heeded My words, Nor My law, but rejected it.

ITB Dengarlah, hai bumi! Sungguh, ke atas bangsa ini Aku akan mendatangkan malapetaka, akibat dari rancangan-rancangan mereka, sebab mereka tidak memperhatikan perkataan-perkataan-Ku dan menolak pengajaran-Ku.

 

            Tuhan mengumumkan bahwa Dia akan mendatangkan hukuman atas penduduk kota Yerusalem, sebagai akibat dari dosa-dosa dan kejahatan-kejahatan mereka, dimana mereka tidak mau bertobat, dan menolak perkataan-perkataan yang diucapkan oleh Tuhan melalui mulut para nabi-Nya, serta menolak Taurat Tuhan (ajaran-ajaran tentang hal-hal etis yang secara khusus diberikan pada zaman Musa kepada bangsa Israel).

 

 

hn<q’w> aAbt’ ab’V.mi hn”Abl. yli hZ<-hM’l’  Yeremia 6:20

 ~k,yxeb.zIw> !Acr”l. al{ ~k,yteAl[o qx’r>m, #r<a,me bAJh;

s yli Wbr>[‘-al{

(lämmâ-zzè lî lübônâ miššübä´ täbô´ wüqänè ha††ôb më´eºrec merHäq `ölô|têkem lö´ lüräcôn wüzibHêkem lö´-`äºrbû lî s)

NKJ For what purpose to Me Comes frankincense from Sheba, And sweet cane from a far country? Your burnt offerings are not acceptable, Nor your sacrifices sweet to Me.”

ITB Apakah gunanya bagi-Ku kamu bawa kemenyan dari Syeba dan tebu yang baik dari negeri yang jauh? Aku tidak berkenan kepada korban-korban bakaranmu dan korban-korban sembelihanmu tidak menyenangkan hati-Ku.

 

            Tuhan menyatakan bahwa Dia tidak berkenan / menolak “korban-korban bakaran” ( korban-korban yang terdiri dari hewan-hewan yang dibakar di atas mezbah) mereka, dan tidak suka / membenci “korban-korban sembelihan” (korban-korban yang terdiri dari ternak yang dipersembahkan di atas mezbah dan sisa-sisanya dimakan oleh para pemuja, yakni orang-orang yang mempersembahkan korban) mereka. Jadi, semua korban yang mereka persembahkan kepada Tuhan itu sia-sia belaka, tidak berguna, dan tidak bernilai di hadapan Tuhan.

 

~[‘h’-la, !tenO ynIn>hi hw”hy> rm;a’ hKo !kel’  Yeremia 6:21

 A[rEw> !kev’ wD”x.y: ~ynIb’W tAba’ ~b’ Wlv.k’w> ~ylivok.mi hZ<h;

p ÎWdb’a’w>Ð ¿WdbeayOÀ

(läkën Köh ´ämar yhwh(´ädönäy) hinnî nötën ´el-hä`äm hazzè mikšölîm wük亚lû bäm ´äbôt ûbänîm yaHDäw šäkën würë`ô (yö´bëdû) [wü´äbä|dû] P)

NKJ Therefore thus says the LORD: “Behold, I will lay stumbling blocks before this people, And the fathers and the sons together shall fall on them. The neighbor and his friend shall perish.”

ITB Sebab itu beginilah firman TUHAN: Sungguh, Aku akan menaruh batu sandungan di depan bangsa ini, supaya mereka jatuh tersandung oleh karenanya; bapa-bapa serta dengan anak-anak, tetangga dan temannya, semuanya akan binasa.”

            Tuhan memberitahukan bagaimana Dia akan menghukum penduduk kota Yerusalem, yaitu dengan menaruh “batu sandungan” (malapetaka yang berupa serangan musuh) di depan mereka, sehingga tidak ada seorangpun yang akan selamat, atau terhindar dari kebinasaan dan kehancuran besar tersebut.

 

!Apc’ #r<a,me aB’ ~[; hNEhi hw”hy> rm;a’ hKo  Yeremia 6:22

#r<a’-yteK.r>Y:mi rA[yE lAdG” yAgw>

(Köh ´ämar yhwh(´ädönäy) hinnË `am Bä´ më´eºrec cäpôn wügôy Gädôl yë`ôr miyyarKütê-´äºrec)

NKJ Thus says the LORD: “Behold, a people comes from the north country, And a great nation will be raised from the farthest parts of the earth.

ITB Beginilah firman TUHAN: “Sesungguhnya, suatu bangsa akan datang dari tanah utara, suatu suku bangsa yang besar akan bergerak maju dari ujung bumi.

 

            Ini adalah nubuat Yeremia mengenai musuh yang akan menyerang kota Yerusalem, dan yang akan menawan para penduduknya, yaitu suatu bangsa yang berasal dari Tanah Utara, sejumlah besar bangsa yang bergerak maju dari wilayah kekuasaannya pada waktu itu, untuk menyerang dan menguasai kota Yerusalem dan sekitarnya. Bangsa yang dimaksud di sini adalah bangsa Babel, yang berada di bawah pimpinan Raja Nebukadnezar.

 

al{w> aWh yrIz”k.a; WqyzIx]y: !Adykiw> tv,q,  Yeremia 6:23

 vyaiK. %Wr[‘ WbK’r>yI ~ysiWs-l[;w> hm,h/y< ~Y”K; ~l’Aq Wmxer:y>

!AYci-tB; %yIl;[‘ hm’x’l.Mil;

(qeºšet wükîdôn yaHázîºqû ´akzärî hû´ wülö´ yüraHëºmû qôläm Kayyäm yehémè wü`al-sûsîm yirKäºbû `ärûk Kü´îš lammilHämâ `älaºyik Bat-ciyyôn)

NKJ They will lay hold on bow and spear; They are cruel and have no mercy; Their voice roars like the sea; And they ride on horses, As men of war set in array against you, O daughter of Zion.”

ITB Mereka memakai panah dan tombak; mereka bengis, tidak kenal belas kasihan. Suara mereka gemuruh seperti laut, mereka mengendarai kuda, berlengkap seperti orang maju berperang, menyerang engkau, hai puteri Sion!”

 

            Inilah gambaran bangsa Babel tersebut, yang ciri-cirinya terlihat dengan jelas, yaitu memakai peralatan perang yang lengkap, bersifat kejam, sadis, tidak kenal ampun, beringas, dan memiliki kekuatan tempur yang tinggi, serta gagah berani. Mereka inilah yang akan menyerang kota Yerusalem beserta penduduknya di kemudian hari.

 

Wnt.q;yzIx/h, hr”c’ WnydEy” Wpr” A[m.v’-ta, Wn[.m;v’  Yeremia 6:24

hd”leAYK; lyxi

(šämaº`nû ´et-šom`ô räpû yädêºnû cärâ heHézîqaºtnû Hîl Kayyôlëdâ)

NKJ We have heard the report of it; Our hands grow feeble. Anguish has taken hold of us, Pain as of a woman in labor.

ITB Kami telah mendengar kabarnya, tangan kami sudah menjadi lemah lesu; kesesakan telah menyergap kami, kami kesakitan seperti perempuan yang melahirkan.

 

            Penduduk kota Yerusalem sudah mendengar kabar mengenai penyerangan bangsa Babel tersebut atas kota mereka, sehingga mereka menjadi putus asa, timbul rasa takut yang berlebihan, dan mengalami “penderitaan awal” terlebih dahulu, seperti sakit perempuan yang melahirkan.

 

%r<D<b;W hd<F’h; ÎWac.TeÐ ¿yaic.TeÀ-la;  Yeremia 6:25

bybiS’mi rAgm’ byEaol. br<x, yKi ÎWkleTeÐ ¿ykileTeÀ-la;

(´al-(Tëc´î) [Të|c´û] haSSädè ûbaDDeºrek ´al-(Tëlëkî) [Tëlëºkû] Kî Heºreb lü´öyëb mägôr missäbîb)

NKJ Do not go out into the field, Nor walk by the way. Because of the sword of the enemy, Fear is on every side.

ITB “Janganlah keluar ke padang, dan janganlah berjalan di jalan, sebab pedang musuh mengamuk kegentaran datang dari segala jurusan!”

 

            Semua penduduk kota Yerusalem dinasihati / diperingatkan untuk tinggal di tempat-tempat yang paling aman, karena tidak ada lagi perlindungan di padang atau di jalan, yakni di luar tempat yang aman tersebut, oleh sebab amukan pedang musuh yang memakan habis penduduk kota itu di segala jurusan dan tempat.

 

lb,ae rp,aeb’ yviL.P;t.hiw> qf’-yrIg>xi yMi[;-tB;  Yeremia 6:26

Wnyle[‘ ddEVoh; aboy” ~aot.pi yKi ~yrIWrm.T; dP;s.mi %l’ yfi[] dyxiy”

(Bat-`ammî Higrî-Säq wühitPallüšî bä´ëºper ´ëºbel yäHîd `áSî läk misPad Tamrûrîm Kî pit´öm yäbö´ haššödëd `älêºnû)

NKJ O daughter of my people, Dress in sackcloth And roll about in ashes! Make mourning as for an only son, most bitter lamentation; For the plunderer will suddenly come upon us.

ITB Hai puteri bangsaku, kenakanlah kain kabung, dan berguling-gulinglah dalam debu! Berkabunglah seperti menangisi seorang anak tunggal, merataplah dengan pahit pedih! Sebab sekonyong-konyong akan datang si pembinasa menyerangmu.

            Tidak akan ada yang dapat menolong penduduk kota Yerusalem dari serangan musuh yang menggila tersebut, sehingga yang hanya dapat mereka lakukan adalah mengenakan kain kabung, berguling dalam debu, berkabung atas kota yang mereka kasihi tersebut, dan meratap dengan sangat, sebab secara tiba-tiba musuh akan menyerang dan membinasakan mereka.

Kesimpulan:

            Meskipun dahulu, penduduk kota-kota kecil dan kampung-kampung diperintahkan untuk mengungsi ke Yerusalem (4:5-6), namun sekarang kota itu sudah tidak aman lagi untuk ditinggali oleh mereka. Jika mereka mau mencari pelindungan, maka mereka harus mengungsi lagi ke tempat lain, keluar dari kota Yerusalem. Peringatan-peringatan tentang musuh yang akan datang menyerang dan menghajar kota itu, harus diperdengarkan dimana-mana, sebab musuh itu untuk sementara telah mempersiapkan serangan dan kepungan terhadap kota itu. Tetapi, setelah Yeremia menyebut tentang kekerasan dan aniaya yang terjadi di kota itu, ia menyadari kembali akibatnya. Dia sangat mengasihi kota itu, dan tetap berpengharapan bahwa kota itu akan bertobat.

            Setelah menyindir, dimana barangkali Tuhan masih berbelaskasihan kepada kota Yerusalem, Tuhan menyuruh Yeremia untuk mencari dengan teliti di antara penduduk kota itu, orang-orang yang masih ingin mendengarkan kata-kata pengajarannya, supaya jangan ada seorang pun yang tertinggal. Yeremia menjawab, bahwa tidak ada harapan lagi bagi penduduk Yerusalem untuk mendengarkan pengajaran Allah, bahkan sebaliknya mereka menghina Allah. Karena Yeremia merasa kecewa, maka dia tidak dapat menahan diri untuk mengucapkan nubuat tentang murka Tuhan. Lalu, Tuhan memerintahkan Yeremia untuk mencurahkan murka-Nya kepada semua penduduk, dan mereka akan menderita hukuman yg akan segera datang. Tuhan memberikan alasan-alasannya, yaitu ada ketidakadilan sosial dimana-mana, semua kelompok dalam masyarakat hanya mengejar keuntungan pribadi, dan para pemimpin agama, yg seharusnya memberikan teladan yang baik dalam kehidupannya sehari-hari, justru merekalah yg melakukan tipu muslihat. Di samping itu, para pemimpin agama seharusnya bertugas memberikan peringatan-peringatan, dan mengajar orang tentang tuntutan dan kehendak Tuhan, namun malah memberikan harapan-harapan palsu kepada umat. Seharusnya mereka merasa malu, karena mereka memuja Baal, tetapi sikap mereka yg jahat menyebabkan mereka tidak merasa malu. Sebab itu, mereka akan dirobohkan oleh tangan Tuhan.

            Dalam suatu bentuk pembicaraan, Tuhan memberikan laporan tentang penolakan penduduk Yerusalem di dalam memperhatikan peringatan-peringatan-Nya yang sudah dikatakan berulang kali. Dia sudah berfirman kepada mereka supaya memikirkan cara bagaimana mereka bisa hidup secara lebih baik. Tetapi, mereka tidak mau mengikuti jalan-jalan yang dahulu kala telah dilalui oleh orang-orang yang setia kepada Tuhan, yang ditunjukkan pada zaman Musa, dan yang menuju ketenangan. Tuhan sudah berulang-ulang mengutus para nabi-Nya, tetapi mereka itu tetap tidak mau memperhatikannya. Karena itu, Tuhan memanggil bangsa-bangsa & bumi untuk menyaksikan nasib mereka, dan memberitahukan bahwa Dia akan menghukum mereka dengan alasan-alasan tertentu. Karena mereka tidak taat kepada Tuhan, maka korban-korban mereka adalah sia-sia. Juga, digambarkan tentang musuh yg akan datang secara mendadak. Tidak akan ada yg dapat menolong mereka, sehingga mereka hanya dapat meratap dan menangis saja.    

Dipublikasi di Uncategorized | Meninggalkan komentar

•PERMULAAN DAN PERKEMBANGAN METHODOLOGY THEOLOGI PL

Gambar•SEJAK  REFORMASI SAMPAI PENCERAHAN
•PARA REFORMATOR. PRINSIP “SOLA SCRIPTURA” (HANYA ALKITAB SAJA) DAN PRINSIP “ALKITAB MENAFSIRKAN DIRI SENDIRI” YANG MENJADI SEMBOYAN REFORMASI SEKALIGUS JUGA MENJADI DASAR UNTUK TEOLOGI ALKITABIAH YANG BERKEMBANG KEMUDIAN.
•NAMUN DEMIKIAN DIANTARA REFORMATOR SENDIRI TIDAK ADA SEORANGPUN YANG MENGARANG SEBUAH TEOLOGI BIBLIKA.
•ZAMAN ORTODOKSI
•ZAMAN ORTODOKSI. BARU PADA ZAMAN INI MUNCULLAH TEOLOGI BIBLIKA YANG PERTAMA (1640).
•MAKSUD DARI TEOLOGI BIBLIKA ZAMAN ORTODOKSI IALAH TERUTAMA MENYUSUN AYAT-AYAT DARI PERJANJIAN LAMA DAN PERJANJIAN BARU UNTUK MENDUKUNG TEOLOGI SISTEMATIKA YANG MENJADI RATU DIANTARA CABANG ILMU TEOLOGI ZAMAN ITU.
•KHUSUSNYA ABRAHAM CALOVIUS MENUNJUKKAN DENGAN JELAS BAHWA TEOLOGI BIBLIKA HANYA MEMPUNYAI TUGAS UNTUK MENOPANG TEOLOGI SISTEMATIKA, TERUTAMA DOGMA-DOGMA ORTODOKSI
•PIETISME JERMAN
•DENGAN SEMBOYANNYA ”KEMBALI KEPADA ALKITAB” PADA ZAMAN INI SUNGGUH TELAH MEMBAWA PERKEMBANGAN TERSENDIRI.
•DALAM PIETISME MENJADI JELAS BAHWA TEOLOGI BIBLIKA HARUS BERFUNGSI SEBAGAI FONDASI. BARU DARI SITULAH DAN ATAS DASAR ITULAH TEOLOGI SISTEMATIKA HARUS DIKEMBANGKAN.
•DENGAN DEMIKIAN TEOLOGIA BIBLIKA DAPAT LEPAS DARI TEOLOGI SISTEMATIKA SEHINGGA MENJADI CABANG ILMU PENGETAHUAN SENDIRI.
•PENCERAHAN
•PADA MASA PENCERAHAN TERJADILAH SUATU PENDEKATAN YANG BARU SEKALI KEPADA TEOLOGI BIBLIKA DISEBABKAN OLEH CIRI-CIRI ZAMAN;
1.SEGALA SESUATU YANG BERSIFAT SUPRANATURAL DITOLAK.
2.AKAL DIPANDANG SEBAGAI KRITERIA/HAKIM TERTINGGI DALAM USAHA DAN MERUMUSKAN KEBENARAN.
3.IA JUGA DIAKUI SEBAGAI SUMBER UNTUK MEMPEROLEH PENGETAHUAN.
4.AKIBAT PERKEMBANGAN INI IALAH ALKITAB SEBAGAI REKAMAN SEMPURNA DARI WAHYU TUHAN DITOLAK.

BERKEMBANGLAH HERMENEUTIKA ALKITAB YANG BARU YAITU METODE HISTORIES-KRITIS,  MEMBUKTIKAN:

1.BAHWA HAMPIR TIDAK ADA SATU PUN PERISTIWA DALAM SEJARAH ISRAEL YANG TERJADI PERSIS SEBAGAIMANA DINYATAKAN DALAM ALKITAB.
2.ALKITAB TIDAK SECARA APRIORI DITEMPATKAN SEBAGAI KEBENARAN MUTLAK, MELAINKAN HARUS MEMBUKTIKAN DIRI DIBAWAH PENELITIAN HISTORIES-KRITIS.
3.TIDAK MENERIMA ASAL-USUL ILAHI DARI ALKITAB (WAHYU, NUBUATAN, INSPIRASI, MUJIZAT).
4.APA YANG TERTULIS DALAM ALKITAB SUNGGUH TIDAK MUNGKIN TERJADI.
5.KRITIK LITERARIS YANG RADIKAL DITERAPKAN JUGA PADA ALKITAB. PELOPORNYA IALAH DOKTER MEDIS DARI PERANCIS BERNAMA, JEAN ASTRUC YANG MULAI MEMBAGI PENTATEUKH ATAS SUMBER-SUMBER.
6.KEYAKINAN AKAN INSPIRASI ALKITAB DITOLAK.
7. ALKITAB DIPANDANG SEBAGAI SALAH SATU DARI SEKIAN DOKUMEN KUNO DI DUNIA INI. PELOPOR FAHAM INI IALAH TEOLOG RASIONALIS, JOHANN SALOMO SEMLER (1725-1791) YANG MENEGASKAN BAHWA
Ø“FIRMAN TUHAN SAMA SEKALI TIDAK SAMA DENGAN ALKITAB” SEHINGGA TIDAK LAGI DAPAT DIKATAKAN BAHWA “ALKITAB ADALAH FIRMAN TUHAN.
ØITU BERARTI BAHWA TIDAK SEMUA BAGIAN ALKITAB BERDASARKAN WAHYU DAN INSPIRASI TUHAN.
6.1792 VON AMMON MENULIS SEBUAH TEOLOGI BIBLIKA BERDASARKAN IDE-IDE DARI SEMLER DAN DARI DUA AHLI FILSAFAT DI JERMAN LESSING DAN KANT. DI DALAM TULISANNYA NAMPAK BAHWA IA MENGANGGAP PB LEBIH UNGGUL DARI PL.
•DARI PENCERAHAN KEPADA TEOLOGI DIALEKTIS
•EDUARD KOENIG PADA TAHUN 1922 MENANDAI PERMULAAN KEBANGKITAN KEMBALI TEOLOGI PERJANJIAN LAMA SEBAGAI CABANG ILMU TEOLOGI, YANG BERCIRI:
•PANDANGAN YANG TINGGI TERHADAP PERJANJIAN LAMA.
•PENOLAKAN TERHADAP TEORI EVOLUSI AGAMA. DIMANA TEORI INI MEMANDANG PERJANJIAN LAMA SEBAGAI REFLEKSI YAHUDI TERHADAP SEJUMLAH AGAMA-AGAMA KAFIR. AKIBATNYA, TIDAK ADA KESATUAN LAGI DALAM PERJANJIAN LAMA, KARENA PERJANJIAN LAMA DIANGGAP SEBAGAI KOLEKSI BAHAN-BAHAN DARI ZAMAN-ZAMAN DAN LATARBELAKANG YANG BERBEDA-BEDA.
•TUNTUTAN AGAR EKSEGESA DILAKUKAN BERDASARKAN METODE GRAMATIS-HISTORIS.
•WALTER EICHODT (1933-1939), MEMPERTAHANKAN BAHWA TEOLOGI PERJANJIAN LAMA TETAP BERSIFAT HISTORIES, DEMIKIAN JUGA GEERHARDUS VOS YANG MENGARANG “BIBLICAL THEOLOGY” (1948), TH. VRIEZAN (1949), GERHARD VON RAD (1957-1960), J.B. PAYNE (1962) DAN WALTER C. KAISER (1978).
•10 METODOLOGI PL MENURUT HASSEL
1.DESKRIPTIF-NORMATIF
2.DIDAKTIK/DOGMATIK
3.PROGRESIF-GENETIS
4.REPRESENTATIF-KESELURUHAN
5.TOPIKAL
6.DIAKRONIS
7.PEMBENTUKAN TRADISI
8.DIALEKTIK-TEMATIS
9.THEOLOGI ALKITABIAH BARU
10.THEOLOGI PL KANONIK MULTIPLEK
•1. DESKRIPTIF-NORMATIF
•DESKRIPTIF ARTINYA MENGURAIKAN ARTI ASLI  DARI AYAT SECARA LEBIH LUAS DARI APA YANG TERKANDUNG DI DALAM AYAT-AYAT ITU DALAM MAKSUD DAN FUNGSI AYAT-AYAT ITU SEPANJANG ZAMAN
•SEDANG NORMATIF ADALAH TUGAS PENAFSIR (THEOLOG) UNTUK MENERJEMAHKAN MAKNA AYAT PADA MASA KINI.
•JADI DESKRIPTIF- NORMATIF ADALAH PENERJEMAHAN AYAT YANG TELAH DIREKONSTRUKSI SECARA HISTORIS KE DALAM SITUASI MODERN
•2. DIDAKTIK/DOGMATIK
•PENJELASAN RELIGI NORMATIF ISRAEL KUNO YANG BERPUSAT PADA DOKTRIN TEOLOGI-ANTROPOLOGI-SOTERIOLOGI (GOD-MAN-SALVATION)
•3. PROGRESIF-GENETIS
•METODE PEMBEBERAN PENYATAAN TUHAN SEBAGAIMANA YANG DISAJIKAN OLEH ALKITAB DALAM PERIODE SEJARAH.
•PRINSIPNYA ADALAH PERKEMBANGAN HISTORIS PENYATAAN TUHAN.
•4. REPRESENTATIF-KESELURUHAN
•EICHRODT MELAKUKAN PENGGUNAAN CONTOH YANG REPRESENTATIF TERHADAP KESELURUHAN DUNIA PEMIKIRAN PL DENGAN MEMBUAT PERJANJIAN SEBAGAI PUSAT PL.
•TUJUANNYA ADALAH MEMAHAMI ALAM KEPERCAYAAN PL DALAM KESATUAN STRUKTURALNYA DAN MENJELASKAN MAKNANYA YANG PALING DALAM
•SEBUAH TEMA, KUNCI, POLA PENGATUR YANG PADA DASARNYA DIKENAL OLEH ORANG-ORANG YANG BERTURUT-TURUT
•5. TOPIKAL
•PENELITIAN KOMBINASI SATU ATAU DUA PUSAT PL ATAU TANPA SUATU PUSAT TEMATIK YANG EKSPLISIT.
•6. DIAKRONIS
•METODE DIAKRONIS ADALAH METODE YANG DIPAKAI UNTUK MENYEDIAKAN BERBAGAI KEBUTUHAN EKSEGESIS DAN MELAKSANAKAN VISI ASLI DARI DISIPLIN ILMU TEOLOGI PL
•SUATU METODE PENUTURAN ULANG KERIGMA YANG TERUNGKAP YANG DIPERSIAPKAN UNTUK MENANDAI TEOLOGI KEPADA SEJARAH TENTANG STUDI AGAMA ISRAEL
•METODE DIAKRONIS MENGEMUKAKAN TEOLOGI TENTANG JANGKA WAKTU DAN STRATIFIKASI SEJARAH BANGSA ISRAEL SECARA BERTURUT-TURUT. PENEKANAN DIBERIKAN PADA TRADISI-TRADISI YANG MENYANGKUT PENGALAMAN DAN KEPERCAYAAN MASYARAKAT AGAMA SECARA BERTURUT-TURUT.
•7. PEMBENTUKAN TRADISI
•SUATU METODE PEMBENTUKAN THEOLOGI BERDASARKAN PEMBENTUKAN THEOLOGI PERJANJIAN LAMA (SAMA SEKALI BUKAN TEOLOGI PL YANG BERSIFAT KRISTEN ATAU YAHUDI)
•8. THEOLOGI ALKITABIAH BARU
•METODE YANG DIPAKAI UNTUK MENGATASI DIKOTOMI “ARTI ASLI AYAT” DAN “MAKNA AYAT PADA MASA KINI” DENGAN KONTEKS KANONISASI KRISTEN.
•9. DIALEKTIK-TEMATIS
•SUATU METODE YANG MENJALINKAN  METODE-METODE YANG SALING BERKAITAN DALAM MENGULAS SUATU TESIS SEHINGGA DIHASILAN METODE DIALEKTIKA TEMATIS
•JADI METODE-METODE TIDAK HARUS BERDIRI SENDIRI TETAPI SALING BERKONTRIBUSI DALAM SATU ATAU BEBERAPA TEMA PEMBICARAAN.
•10. THEOLOGI PL KANONIK MULTIPLEK
•THEOLOGY PL TIDAK SAMA DENGAN SEJARAH ISRAEL, BUKAN SEJARAH PENYEBARAN TRADISI
•THEOLOGY PL MENYEDIAKAN PENJELASAN RINGKAS DARI BENTUK FINAL TENTANG TEMA, MOTIF, KONSEP YANG SALING BERKAITAN
•MENGIKUTI BERBAGAI PROSEDUR  MULTIPLEKS: TEMA, TOPIKAL, REPRESENTATIF, BIBLIKA DST
•PEMBAHASAN KITAB-KITAB  DARI BERBAGAI SEGI
•MENEROBOS ANEKA TEOLOGI TENTANG KITAB-KITAB SAMPAI KEPADA SUATU KESATUAN DINAMIS YANG MENGIKAT SEMUA THEOLOGI DAN TEMA ITU MENJADI SATU
•BAGI KRISTEN UNTUK MEMBEDAKAN DISIPLIN DARI THEOLOGY ISRAEL KUNO
•PENDEKATAN BIBLIKA
•GERHARD VON RAD MENYATAKAN BAHWA SEJARAH ISRAEL ITU MERUPAKAN SEJARAH YANG CUKUP UNIK SEBAB IA MERUPAKAN KESAKSIAN ORANG ISRAEL SENDIRI SEBAGAI PENYATAAN IMAN MEREKA SEJAK DAHULU; KEMUDIAN DARI PADA ITU SEJARAH ISRAEL DITERIMA ORANG KRISTEN DEWASA INI SEBAGAI SUMBER DARI KEYAKINAN MASA KINI DAN MERUPAKAN HASIL DARI KRITISME PARA PENAFSIR MODERN
•PERKEMBANGAN PENAFSIRAN ALKITAB MENGAJAK KITA PADA MASA KINI BAGAIMANA MENEMPATKAN ALKITAB ITU, ATAU BAGAIMANA SEHARUSNYA.
•DENGAN KATA LAIN, PEKERJAAN PENAFSIRAN INI ADALAH BERSIFAT HISTORIS, NAMUN PADA AKHIRNYA BERMUARA PADA SESUATU YANG LEBIH DOKTRINAL;
•DAN KESEJARAHAN ITU DIPAKAI UNTUK MENJELASKAN HAL-HAL DOKTRIN TERSEBUT .
•BAGAIMANA KITAB-KITAB PL DITULISKAN
•ADA PEMAHAMAN DIANTARA PARA SARJANA PL, BAHWA KEPING-KEPING TERTUA DALAM PL, DAN JUGA BERDASAR PADA GAMBARAN KONTEMPORER ADALAH DALAM BENTUK NYANYIAN/ KIDUNG KUNO .
•DITERIMA GENERALISASI BAHWA LITERATUR BANGSA-BANGSA KUNO DIMULAI DENGAN BENTUK PUISI, KEMUDIAN BENTUK-BENTUK NYANYIAN KUNO ITU DIKEMBANGKAN MENJADI BENTUK PROSA.
•KESULITAN UNTUK MENELITI LEBIH DALAM TENTANG SEJARAH KESELAMATAN ISRAEL KINI TERLETAK PADA DUA POSISI YAITU :
1.SEBAGAIMANA MENJADI KESAKSIAN IMAN ORANG ISRAEL SENDIRI YANG BERASAL DARI TRADISI MOTIF YANG SANGAT TUA MISALNYA DALAM HEXATEUCH, DAN INI DITEMUI DALAM BERAGAM TRADISI PENGAKUAN YANG SANGAT BANYAK. MOTIF DASARIAH INI DIUNGKAPKAN DALAM KARAKTER PENGAKUAN (CONFESSION), DAN TERPISAH-PISAH SEHINGGA KANVAS PENELITIAN INI SANGAT LUAS.
2.SEDANG DI PIHAK LAIN BANYAK YANG MENERIMA BAHWA PEKERJAAN TRADISI DEUTERONOMIST YANG MENGGAMBARKAN KESEJARAHAN ITU KEMUDIAN.
ØKEDUANYA HARUS DITERIMA SEBAGAI DALAM KEBENARANNYA MASING-MASING DAN TUGAS KITA PADA ZAMAN INI ADALAH BAGAIMANA KITA MENERIMA DAN MEMPERDAMAIKANNYA .
•BAGI VON RAD SENDIRI TENTANG DUA HASIL PEKERJAAN INI DIGOLONGKANNYA MENJADI RASIONAL DAN “OBJEKTIF” PADA SATU PIHAK, YAITU DENGAN DUKUNGAN KEBETULAN KESEJARAHAN DAN INI MEMBENTUK KESEJARAHAN KRITIS ATAS KEJADIAN SEJARAH YANG LAIN DALAM HUBUNGANNYA DENGAN SEJARAH ISRAEL;
•SEDANG AKTIVITAS YANG SATU LAGI ADALAH BENTUK PENGAKUAN IMAN DAN KETERLIBATAN PRIBADI DALAM PERISTIWA-PERISTIWA SEJARAH ITU MENJADI SEBUAH SPIRIT ATAU SEMANGAT KERYGMA.
•KEDUANYA KINI HADIR KEPADA KITA DAN MENJADI TUGAS TERSENDIRI BAGI PARA PENELITI PENAFSIRAN KITAB SUCI PL ITU.
•TIDAK DIRAGUKAN BAHWA PENELITIAN SEJARAH MEMILIKI ANDIL BESAR DALAM KEBENARAN UNTUK MENGATAKAN PERKEMBANGAN GAMBARAN TENTANG SEJARAH ISRAEL, TETAPI FENOMENA TENTANG PENGAKUAN IMAN ITU SENDIRI, YANG BERBICARA TENTANG SEJARAH KESELAMATAN ITU, ADALAH KEKUATAN YANG BESAR UNTUK MENJELASKAN HAL KESEJARAHAN ITU
•BEBERAPA AHLI MENYEBUT KRITISISME TEKSTUAL SEBAGAI INI SEBAGAI LOWER CRITICISM. PENDAPAT INI BERASUMSI BAHWA LOWER CRITICISM HANYA BERKUTAT PADA PENELITIAN TEKS MANA YANG ASLI DAN ARTINYA SEBAGAIMANA DISAMPAIKAN OLEH PENULISNYA. SEDANG HIGHER (ISTILAH MANA PERTAMA SEKALI DIGUNAKAN OLEH EICHHORN) ADALAH KRITIK KESEJARAHAN YANG INGIN MENCARI JAWABAN ATAS RANGKAIAN PERTANYAAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYUSUNAN, PENYADURAN, DAN PENGUMPULAN KITAB-KITAB DALAM ALKITAB TERSEBUT .
•HIGHER CRITICISM LEBIH MENEKANKAN HASIL PEKERJAAN MEREKA PADA BAGAIMANA GAGASAN-GAGASAN DARI SEJUMLAH TULISAN PADA ZAMANNYA YANG BERHUBUNGAN DENGAN LINGKUNGAN DIMANA DIA BERTUMBUH, KEPADA SEMANGAT PADA ZAMAN ITU, KESUKAAN ORANG-ORANG PADA SAAT ITU, RANGKAIAN PERISTIWA, DAN JUGA PADA PRODUK TULISAN-TULISAN YANG SAMA PADA WAKTU LAINNYA SERTA DI NEGERI LAINNYA.
•GERAKAN KRITISME ATAS ALKITAB DITUMPAHKAN MEMBANJIRI TERANG DALAM PL, DAN MEMBERI GEREJA SEBUAH KONSEPSI YANG BARU DAN LEBIH MANUSIAWI TENTANG CARA PENYATAAN. DAN INI DIMULAI PADA ABAD KE-18 DENGAN BERGESERNYA TRADISI YANG MENGANGGAP BAHWA PL ADALAH WARISAN DARI ORANG YAHUDI KEPADA ORANG KRISTEN.
•KRITIK NAS (ANALISIS NAS)
•TUGAS DARI KRTITIK TEKS ADALAH MENJANGKAU TEKS ASLI YANG DAPAT DIPERCAYAI DENGAN JALAN REKONSTRUKSI TEKS YANG TERJADI PADA MASA TEKS ITU SENDIRI DITULIS, YANG DITERIMA SEBAGAI KITAB SEBELUM KANONISASI SELURUH ALKITAB.
•DENGAN MEMPELAJARI TEKS ASLI ITU MAKA PENELITI KRITIK TEKS JUGA MEMPELAJARI DAN MAMPU MENGENALI KESALAHAN-KESALAHAN UNTUK DIBENARKANNYA; BAGAIMANA IA MELENGKAPI, MENYISIPKAN, MEMELIHARA SAMPAI PADA PENULISAN-PENULISAN YANG KURANG ATAU YANG BERLEBIHAN.
•TUGAS PENELITI KRITIK TEKS
1.MENGUMPULKAN DAN MENELITI NAS (NASKAH) YANG MENYIMPANG (VARIAN). DISINI BERLAKU JUGA PRINSIP NAS/ TRADISI YANG LEBIH TUA DAN YANG MEYAKINKAN KEBENARANNYA HARUS DIPERHATIKAN LEBIH DULU.
2.MENGUJI NAS. TUGAS INI BERARTI PENGUJIAN TERHADAP TEKS YANG TELAH DIGANTI DALAM HUBUNGANNYA YANG UTUH DENGAN KESELURUHAN TEKS. DENGAN BANTUAN DARI NASKAH-NASKAH YANG LAIN, TEKS MASORA DAPAT MEMPEROLEH KEUTUHANNYA, APAKAH IA MENYIMPANG DARI UNSUR BAHASA ATAU UNSUR ISI (TERMASUK TEOLOGIA, PENGERTIAN ISI DAN SEJARAHNYA).
3.MENGAMBIL KESIMPULAN. TUGAS PENYIMPULAN INI ADALAH USAHA TERAKHIR DARI KRITIK NAS; MENENTUKAN KATA-KATA MANA YANG DAPAT DITERIMA, SESUAI DENGAN SYARAT-SYARAT ATAU ALASAN-ALASAN YANG MEYAKINKAN.
•KRITIK SASTRA (ANALISIS SASTRA)
•ANALISIS SASTRA (LITERER) KITA MENELITI SEJARAH PENDAHULUAN DARI SUATU KESUSASTRAAN, YAITU MULAI DARI PENENTUAN PERTAMA NAS YANG TERTULIS SAMPAI PADA BENTUK AKHIR TERJADINYA KITAB ITU.
•DENGAN DEMIKIAN TUGAS PENELITI KRITIK SASTRA MENELITI SATUAN-SATUAN NAS, MISALNYA RANGKAIAN CERITA ATAU NUBUATAN NABI DALAM ALKITAB, APAKAH IA DITULISKAN OLEH SATU ORANG ATAU LEBIH PENULIS, HUBUNGAN KEPENULISAN DENGAN PENGARUH DUNIA PL DAN KESUSASTRAAN DAN KEBUDAYAAN-KEBUDAYAAN DI LUAR DUNIA ISRAEL.
•ANALISA HADIS LISAN (SEJARAH TRANSMISI DALAM TRADISI)
•ANALISA HADIS LISAN MENELITI SERANGKAIAN NAS ATAU SUSUNAN NAS YANG LEBIH BESAR DALAM TRADISI LISAN.
•TEKS-TEKS ALKITAB ITU PADA MULANYA MERUPAKAN BENTUK LISAN DAN DISAMPAIKAN DARI GENERASI KE GENERASI, KEMUDIAN MENDAPAT BENTUK TERTULISNYA SEBAGAIMANA ALKITAB YANG PADA KITA KINI.
•DISINI KITA AKAN BERKENALAN DENGAN BIDANG KEHIDUPANNYA (SITZ IM LEBEN), KARENA SECARA KHUSUS ANALISIS INI MENYANGKUT  TEKS ITU SENDIRI SECARA KHUSUS, YAITU SITUASI WAKTU DAN DIMANA BERITA ITU DISAMPAIKAN.
•PENELITI ANALISA HADIS JUGA HARUS MEMPERHATIKAN JENIS-JENIS PERUBAHAN YANG SANGAT MUNKGIN TERJADI DALAM PERJALANAN BERITA TERSEBUT DARI TRADISI LISAN KE TULISAN. HAL INI MENYANGKUT CARA TERSIMPANNYA NAS TERSEBUT DALAM MASYARAKAT. SEPANJANG PERJALANAN ITU, SEMUA UNSUR-UNSUR YANG MUNGKIN BERUBAH, KEMUDIAN MENJADI SUATU BENTUK PEMIKIRAN DAN GAGASAN YANG UTUH HARUS DITELITI UNTUK MENDAPATKAN BENTUK PENTRADISIAN YANG BAKU.
•SUATU SAAT BANGSA ISRAEL YANG TERKENAL SEBAGAI BANGSA NOMAD MULAI MEWARISI BENTUK BERCERITA TURUN TEMURUN. TIDAK DAPAT DIHINDARI BAHWA KEMUNGKINAN BESAR SITUASI, SUASANA/ KONDISI, HUBUNGANNYA DENGAN TRADISI TERDAHULU IKUT MEWARNAI PERIWAYATAN ITU OLEH NARATOR. UNSUR INTERPRETASI NARATOR SAAT MENCERITAKANNYA KEPADA PENDENGAR JUGA PERLU DIPERHATIKAN PADA KONTEKSNYA.
•ANALISIS SEJARAH TRADISI
•JIKA ANALISIS HADIS LISAN LEBIH PADA PENELITIAN UNSUR-UNSUR SEJARAH SATUAN-SATUAN SEBUAH NAS ATAU “SEJARAH-AKIBAT” NAS
•MAKA ANALISIS SEJARAH TRADISI MEMFOKUSKAN DIRINYA PADA TRADISI YANG MELINGKUPI ATAU MEMBENTUK NAS TERSEBUT, KARENA ITU SERING DISEBUT JUGA SEBAGAI SEJARAH BAHAN-BAHAN. KEDUNYA MEMANG AGAK SUKAR DIBEDAKAN, DALAM TERMINOLOGINYA APALAGI DALAM CARA-CARA MENERAPKANNYA.
•ANALISIS SEJARAH PEREDAKSIAN
•OBJEK PENELITIAN INI ADALAH BAGIAN YANG SANGAT PANJANG DAN BERLARUT-LARUT. SEBUAH NAS PADA AWALNYA ADALAH BENTUK YANG PERTAMA SEKALI DISAMPAIKAN, KEMUDIAN PADA PERKEMBANGANNYA DIBUBUHI DENGAN KETERANGAN-KETERANGAN PELENGKAP SEBAGAI INTERPRETASI.
•NAS DENGAN SUPLEMEN ITU KEMUDIAN DITEMPATKAN DALAM KERANGKA KOMPOSISI TERTENTU SESUAI HUBUNGAN SASTRA DAN SUSUNANNYA OLEH TANGAN PARA REDAKTOR, DITERIMA DALAM KANON HINGGA BENTUK YANG SEKARANG. RANGKAIAN PEKERJAAN INI MENJADI TUGAS PENELITI ANALISIS SEJARAH TRADISI.
•SALAH SATU CARA YANG UMUM DIKENAL UNTUK MELAKSANAKAN TUGAS INI ADALAH PERBANDINGAN YANG SEKSAMA ATAS NAS DAN CIRI-CIRI KHASNYA, MESKI TUGAS INI TIDAK MUDAH DIKERJAKAN DENGAN TEPAT SEKALI.
•ANALISIS BENTUK
•ANALISIS BENTUK ADALAH BENTUK YANG PALING LUAS DIKENALI SEKALIGUS LEBIH DULU DIPERHATIKAN SEBAB BENTUK SUATU NAS AKAN MENJADI PERHATIAN DALAM PENELITIAN SELANJUTNYA.
•NAMUN ANALISIS BENTUK TIDAK HANYA BERTUMPU PADA PENGGOLONGAN JENIS SASTRA, NAMUN LEBIH JAUH UNTUK MENENTUKAN DAN MENETAPKAN KEDUDUKAN NAS DALAM BIDANG KEHIDUPAN.
•DENGAN DEMIKIAN ANALISIS INI MENEKANKAN PENTINGNYA HUBUNGAN ANTARA JENIS SASTRA, LINGKUNGAN SOSIAL DAN KELEMBAGAAN SERTA LATAR BELAKANG BUDAYANYA SECARA KESELURUHAN.
•ADA TIGA LANGKAH DALAM MELAKSANAKAN ANALISIS BENTUK :
1. PENENTUAN JENIS NAS. MENGENALI KATA-KATANYA, SIFAT-SIFAT YANG KHAS DARI BENTUK SUATU NAS. SECARA UMUM ADA DUA TAKARAN UNTUK MENGENALI KATA-KATA DALAM NAS ITU YAITU BENTUK ORNAMENTAL, (BERHUBUNGAN DENGAN PERANAN PENEKANAN BUNYI DAN IRAMA KONSONAN DAN VOKAL YANG HARUS DIBEDAKAN) DAN BENTUK STRUKTURAL (BERKENAAN DENGAN SUSUNAN BAGIAN NAS BERDASAR SINTAKS DAN TANDA CIRI-CIRI KHAS DARI TIAP KATA). MISALNYA DALAM BENTUK PUISI SERING DITEMUI BENTUK PARALELLISMUS MEMBROMUM ATAU CHIASMUS.
2.PERUBAHAN SERTA CAMPURAN JENIS. OLEH KARENA PEMAKAIAN YANG BERULANG-ULANG BISA SAJA TERJADI PERUBAHAN NAS DARI SATU ATAU SERANGKAIAN KALIMAT/ AYAT-AYAT NAS. BEBERAPA KEMUNGKINAN PERUBAHAN DAN PERCAMPURAN BENTUK ITU ANTARA LAIN OLEH MAKSUD PENULIS YANG MENYESUAIKAN DIRI DENGAN SITUASI DAN KARENA LATAR BELAKANG KEROHANIANNYA. GAGASAN-GAGASAN PROFAN JUGA HARUS DIPERHATIKAN PADA PERKEMBANGAN NAS ITU SENDIRI; MISALNYA PENGAMBIL-ALIHAN GAGASAN PERSEKUTUAN BANGSA ISRAEL SEBAGAI UMAT TUHAN.
3.BIDANG KEHIDUPAN (SITZ IM LEBEN). PENELITI ANALISIS BENTUK TERUTAMA HARUS MELIHAT DEKATNYA BIDANG KEHIDUPAN DENGAN JENIS NAS, TERMASUK SOSIOLOGI DAN SOSIO-BUDAYA SAAT NAS ITU DITULISKAN. KENALI KE TEKS, PERHATIAN DITUJUKAN KEPADA TOPOS (TANDA-TANDA PENGENAL TIAP KATA), ISI KONTEKS, SEJARAH DAN TUJUANNYA, SUBYEK DAN OBYEKNYA, DLL.
•PENDEKATAN SOSIO ANTROPOLOGIS
•DISAMPING ITU, ADA SATU CABANG LAINNYA DALAM METODE PENELITIAN HISTORIS KRITIS YAITU METODE PENDEKATAN ILMU-ILMU SOSIAL-ANTROPOLOGIS.
•METODE INI MENYANGKUT ILMU-ILMU SOSIAL, SOSIOLOGI TERHADAP KEKRISTENAN AWAL
•JUGA PADA SISI ANTROPOLOGIS, MENYANGKUT GARIS GENEALOGI ATAU SILSILAH UNTUK MENDUKUNG PENELITIAN-PENELITIAN DIATAS.
•4 METHODOLOGY MENURUT KAISER
1.STRUKTURAL
2.DIAKRONIS
3.LEKSIKOGRAFSI
4.TEMATIKAL
•1. STRUKTURAL
•MENGGAMBARKAN SKEMA DASAR DARI PEMIKIRAN DAN KEPERCAYAAN PL DALAM UNIT-UNIT YANG DIPINJAM DARI THEOLOGI SISTEMATIKA, SOSIOLOGI, PRINSIP THEOLOGI PILIHAN DAN MENGHUBUNGKANNYA DENGAN KONSEP-KONSEP SEKUNDER
•2. DIAKRONIS
•MENGEMUKAKAN THEOLOGI TENTANG JANGKA PANJANG WAKTU DAN STRATIFIKASI SEJARAH BANGSA ISRAEL SECARA BERTURUT-TURUT
•3. LEKSIKOGRAFIS
•MEMBATASI LINGKUP PENYELEDIKAN  PADA SATU KELOMPOK ORANG-ORANG ALKITABIAH DAN KOSA KATA THEOLOGI KHUSUS
•4. TEMATIKAL
•PENYELIDIKAN ISTILAH UTAMA TUNGGAL UNTUK MENCAKUP SELURUH KONSTELASI KATA-KATA DISEKITAR TEMA UTAMA
 
Dipublikasi di Uncategorized | Meninggalkan komentar

Eksegese Yesaya 43:1-7

BAB I
PENDAHULUAN
Kitab Yesaya memiliki keunikan tersendiri di antara kitab-kitab PL. Kitab ini merupakan kitab para nabi terfavorit bagi para penulis PB. Kitab Yesaya banyak dikutip dalam PB. Yang bisa menandingi Kitab Yesaya dalam hal ini hanyalah Kitab Mazmur. Keunikan yang lain dari kitab ini terletak pada nuansa Kristologis yang sangat kental. Di antara semua kitab PL, kitab ini merupakan yang paling jelas dalam memaparkan doktrin tentang Kristus. Archer bahkan berani mengatakan, “deeper Christological insights are to be found in his work than anywhere else in the Old Testament.”1 Nuansa Kristologis ini pula yang menjadi alasan mengapa kitab ini menjadi favorit para penulis PB. Keindahan sastra dalam Kitab Yesaya merupakan keunikan lain yang sulit ditandingi oleh kitab-kitab para nabi yang lain. Penulis kitab ini merupakan ahli bahasa Ibrani yang mahir dalam menggunakan metafora, kosa kata yang sangat variatif maupun ekspresi yang unik. Willem A. Vangemeren mengungkapkan kekagumannya terhadap nilai sastra kitab ini dengan ungkapan sebagai berikut:2 The prophet Isaiah was a master of the Hebrew language. His style reflects a rich vocabulary and imagery with many words and expressions unique to him. Much of the book’s brilliance derives from imagery: war (63:1-6), social life (3:1-17), and rural life (5:1-7). He also personifies creation: the sun and the moon (24:23), the desert (35:1), the mountains and the trees (44:23; 55:12). He employs taunt (14:4-23), apocalyptic imagery (chaps. 24-27), sarcasm (44:9-20), ersonification, metaphors, wordplay, alliteration, and assonance.
Nama kitab dan posisi dalam kanon Alkitab bahasa Ibrani memberi nama kitab ini sesuai dengan nama nabi yang menyampaikan pesan ilahi di dalamnya, yaitu Yesaeyah. Walaupun nama ini sudah sangat populer sebagai nama kitab, namun nama Yesaya sendiri di dalam Alkitab seringkali memakai bentuk yang lebih panjang, yaitu Yesaeyh. Bentuk pendek Yesaeyah hanya muncul beberapa kali saja (1Taw 3:21; Ez 8:7, 19; Neh 11:7). Nama Yesaeyh memiliki arti “keselamatan dari Yahweh”atau “Yahweh adalah keseamatan”. Dalam LXX kitab ini berjudul Hsaias, sedangkan versi Latin Vulgata memakai Esaias atau Isaias. Dari penjelasan ini terlihat bahwa judul Isaiah dalam berbagai versi Inggris merupakan adaptasi dari judul Latin Isaias. Jika ditilik dari keseluruhan isi kitab, maka pemberian judul berdasarkan nama nabi merupakan usaha yang tidak tepat. Ada banyak petunjuk yang mendukung dugaan ini. (1) Nama “Yesaya” hanya muncul 17 kali dalam keseluruhan kitab. Jumlah ini jelas sangat sedikit dibandingkan dengan ukuran kitab yang sangat panjang. Dari sisi persentasi, pemunculan ini bahkan masih kalah dengan pemunculan nama yang sama di kitab raja;4 (2) kisah pemanggilan Yesaya diletakkan bukan di bagian awal kitab (6:1-12). Hal ini menyiratkan bahwa yang paling penting bukanlah sang pembawa berita (messenger), tetapi berita yang dibawa (message); (3) bagian narasi dalam Kitab Yesaya tergolong sangat sedikit dibandingkan dengan bagian ucapan. Beberapa narasi yang muncul pun tidak semuanya menyinggung tentang Yesaya. Cara penulisan seperti ini sekali lagi menguatkan dugaan bahwa kehidupan sang nabi bukanlah poin yang paling penting. Dalam kanon Ibrani Kitab Yesaya dikategorikan sebagai kitab para nabi (nevi’im). Kitab ini muncul di barisan pertama dari serangkaian kitab yang dalam diskusi modern dipahami sebagai kitab para nabi (Nabi besar dan nabi kecil). Beberapa kitab yang mendahului posisi Kitab Yesaya dalam kategori Nevi’im hanyalah beberapa kitab yang di jaman modern dikategorikan kitab sejarah (Yosua, Hakim-hakim, Samuel, Raja-raja).
Dalam LXX urutan ini mengalami perubahan.Kitab-kitab sejarah yang di kanon Ibrani digolongkan kitab para nabi akhirnya dikategorikan tersendiri sebagai kitab sejarah. Dengan demikian, Kitab Yesaya sekarang benar-benar menduduki posisi pertama dalam daftar kitab para nabi. Kitab Daniel dan Ratapan yang semula berada dalam kategori Tulisan-tulisan (Kethu’bim), sekarang digabungkan dengan Kitab Yesaya, Yeremia dan Yehezkiel. Kitab Ratapan dilekatkan dengan Kitab Yeremia karena pengarangnya secara tradisional dianggap sama, yaitu Nabi Yeremia. Kitab Daniel diubah posisinya karena figur Daniel dipandang sebagai salah satu nabi yang penting. Diskusi modern menggolongkan Yesaya ke dalam kitab nabi-nabi besar. Pembedaan antara nabi besar dan kecil dipercaya dimulai dari bapa gereja Agustinus (On Christian Doctrine 2.8). Klasifikasi seperti ini dalam taraf tertentu bisa membingungkan, karena orang Kristen awam akan mengalami kesulitan untuk mengetahui kriteria yang dipakai guna membedakan kitab nabi besar dan nabi kecil. Pembedaan ini sebenarnya lebih ditentukan oleh panjang tulisan seorang nabi. Nabi-nabi yang tulisannya sangat panjang akan digolongkan sebagai nabi besar (dalam hal ini Kitab Ratapan yang pendek tetap dimasukkan ke dalam kitab nabi besar karena penulisnya adalah Yeremia). Secara historis pembagian seperti di atas bisa dipahami dan bahkan tidak terelakkan. Dalam kanon Ibrani 12 kitab nabi (sekarang dikenal sebagai nabi kecil) memang sudah dianggap sebagai satu kesatuan. Mereka diperlakukan sebagai satu kitab dengan nama TereAsar (12 Kitab). Ketika Kitab Daniel dan Ratapan dikeluarkan dari Kethu’bim dan dimasukkan dalam kategori Nevi’im, maka dua kitab ini secara natural akan dikaitkan dengan nabi-nabi lain yang bukan termasuk 12 nabi (kecil).
Yesaya (Ibrani ysya’yahu: Yahwe adalah keselamatan) adalah figur utama dalam Kitab Yesaya. Ia adalah nabi Yudea abad ke-8 SM. Ia dipanggil sebagai nabi pada tahun matinya raja Uzia, sekitar tahun 740 SM. Yesaya bernubuat sekurang-kurangnya 40 tahun. pada zaman raja Uzia, Yotam, Ahas, dan Hizkia dari Kerajaan Yehuda. Ia menikah dengan seorang nabiah yang melahirkan dua orang putra, yaitu Syear Yasyub (orang yang tertinggal akan kembali) dan Maher-Syalal Hasy-Bas (cepat rusak, cepat jadi mangsa). Nama yang diberikan kepada kedua anaknya merupakan petunjuk mengenai misinya. Ayahnya bernama Amos.
“Yesaya” berarti “Tuhan adalah keselamatan” dan dia adalah nabi keselamatan. Namun, keselamatan dan penghakiman selalu bersama-sama dalam Alkitab; jika Anda tidak mau diselamatkan, maka Anda akan dihakimi. Oleh karena itu, Yesaya menggabungkan kedua tema ini: penghakiman (Yes 1:1-35:10) dan keselamatan (Yes 40:1-66:24). Kedua tema utama ini dipadukan dengan adanya bagian bersejarah tentang Raja Hizkia (Yes 36:1-39:8). Yesaya menerima visinya pada masa pemerintahan empat orang raja yaitu Uzia, Yotam, Ahas dan Hizkia (Yes 1:1). Raja Uzia wafat pada tahun 740 sebelum Masehi (lihat Yes 6:1), dan Hizkia pada tahun 687 sebelum Masehi, dengan demikian visi-visi Yesaya mencakup kurun waktu setengah abad. Yesaya adalah seorang nabi, bukan semata-mata seorang pengkhotbah dan Kitab Yesaya merupakan buku nubuatan, bukan hanya buku sejarah. Yesaya tidak hanya mampu menganalisis keadaan, tetapi juga mempunyai banyak visi. Nubuatan mengatakan bahwa ada Allah yang mengetahui hari depan dan yang mengungkapkan sebagian rencana-Nya kepada para nabi. Waktu Yesaya mulai bekerja, Israel sedang berada di ambang kehancuran. Dalam tahun 722 sebelum Masehi kerajaan utara dengan kesepuluh sukunya dikalahkan oleh bangsa Asyur (2Ra 17). Tetapi kerajaan selatan, Yehuda, sedang menuju nasib yang sama. Secara sosial, politis mereka sudah rusak, demikian juga iman percaya mereka. Kerajaan utama telah dihukum dan musnah. Tetapi, Yehuda berbeda. Negeri itu harus dihakimi, tetapi oleh karena adanya perjanjian abadi dengan Allah, maka Yehuda juga akan diselamatkan. Pada suatu saat, dari Yehuda akan datang seorang Hamba Tuhan, Sang Juruselamat yang akan menyelamatkan bukan hanya Yehuda, tetapi seluruh dunia. Kitab Yesaya ini menjadi kitab nubuat PL yang paling teologis dan luas; ia menjangkau ke belakang kepada saat Allah menciptakan langit dan bumi serta hidup manusia (mis. Yes 42:5) dan memandang ke depan kepada saat Allah mengakhiri sejarah dan menciptakan langit baru dan bumi baru (mis. Yes 65:17; Yes 66:22). Kitab ini berisi lebih banyak penyataan tentang tabiat, keagungan, dan kekudusan Allah daripada kitab nubuat PL lainnya. Allah yang diperlihatkan Yesaya adalah kudus dan mahakuasa, Yang akan menghakimi dosa dan ketidakbenaran dalam umat manusia dan bangsa-bangsa.

BAB II
LATAR BELAKANG HISTORIS KITAB
A.Latar belakang
Latar belakang sejarah bagi pelayanan nubuat Yesaya, anak Amos adalah Yerusalem pada masa pemerintahan empat raja Yehuda: Uzia, Yotam, Ahas, dan Hizkia (Yes 1:1). Raja Uzia wafat pada tahun 740 SM (bd. 1Sam 6:1) dan Hizkia pada tahun 687 SM; jadi, pelayanan Yesaya meliputi lebih daripada setengah abad sejarah Yehuda. Menurut tradisi Yahudi, Yesaya mati syahid dengan digergaji menjadi dua (bd. Ibr 11:37) oleh Raja Manasye putra Hizkia yang jahat dan penggantinya (+ 680 SM).
Yesaya rupanya berasal dari keluarga kalangan atas di Yerusalem; dia orang berpendidikan, memiliki bakat sebagai penggubah syair dan berkarunia nabi, mengenal keluarga raja, dan memberikan nasihat secara nubuat kepada para raja mengenai politik luar negeri Yehuda. Biasanya, Yesaya dipandang sebagai nabi yang paling memahami kesusastraan dan paling berpengaruh dari semua nabi yang menulis kitab. Ia menikahi seorang wanita yang juga berkarunia kenabian, dan pasangan ini memiliki dua putra yang namanya mengandung pesan yang simbolik bagi bangsa itu.
Yesaya hidup sezaman dengan Hosea dan Mikha; ia bernubuat selama perluasan yang mengancam dari kerajaan Asyur, keruntuhan terakhir Israel (kerajaan utara) serta kemerosotan rohani dan moral di Yehuda (kerajaan selatan).Yesaya memperingati raja Yehuda, Ahas, untuk tidak mengharapkan bantuan dari Asyur melawan Israel dan Aram; ia mengingatkan Raja Hizkia, setelah kejatuhan Israel tahun 722 SM, agar jangan mengadakan persekutuan dengan bangsa asing menentang Asyur. Ia menasihati kedua raja itu untuk percaya Tuhan saja sebagai perlindungan mereka (Yes 7:3-7; Yes 30:1-17). Yesaya mempunyai pengaruhnya terbesar pada masa pemerintahan Raja Hizkia. Beberapa cendekiawan meragukan apakah Yesaya menulis seluruh kitab ini. Mereka menentukan pasal 1-39 (Yes 1:1-39:8) saja yang ditulis Yesaya dari Yerusalem; biasanya mereka beranggapan pasal 40-66 (Yes 40:1-66:24) berasal dari seorang atau beberapa orang pengarang lain sekitar satu atau satu setengah abad kemudian. Akan tetapi, tidak ada data alkitabiah yang mengharuskan kita menolak Yesaya sebagai penulis seluruh kitab ini
Nubuat-nubuat Yesaya dalam pasal 40-66 (Yes 40:1-66:24) untuk para buangan Yahudi di Babel jauh setelah kematiannya menekankan kemampuan Allah untuk menyatakan berbagai peristiwa khusus di masa depan melalui para nabi-Nya (mis. Yes 42:8-9; Yes 44:6-8; Yes 45:1; Yes 47:1-11; Yes 53:1-12). Jikalau seorang dapat menerima perwujudan penglihatan dan penyataan kenabian (bd. Wahy 1:1; Wahy 4:1-22:21), maka lenyaplah sudah halangan utama untuk percaya bahwa Yesaya menulis seluruh kitab ini.
Bukti-bukti pendukung positif cukup banyak dan tergolong di bawah dua bagian yang luas. (1) Bukti dari dalam kitab ini sendiri mencakup pernyataan pembukaan (Yes 1:1) (yang berlaku untuk seluruh kitab) dan banyak kesamaan ungkapan dan pikiran yang mencolok di antara kedua bagian utama kitab ini. Salah satu contoh terkenal ialah ungkapan “Yang Mahakudus, Allah Israel” yang muncul 12 kali dalam pasal 1-39 (Yes 1:1-39:8) dan 14 kali dalam pasal 40-66 (Yes 40:1-66:24), dan hanya enam kali di seluruh bagian PL lainnya. Tidak kurang dari 25 bentuk kata Ibrani muncul dalam kedua bagian utama Yesaya, tetapi tidak terdapat di kitab nubuat yang lain di PL. (2) Bukti dari luar kitab ini mencakup kesaksian Talmud Yahudi dan PB sendiri, yang menghubungkan seluruh bagian kitab ini dengan nabi .
a) Latar Belakang Theologies

Kitab Yesaya ini menjadi kitab nubuat PL yang paling teologis dan luas; ia menjangkau ke belakang kepada saat Allah menciptakan langit dan bumi serta hidup manusia (mis. Yes 42:5) dan memandang ke depan kepada saat Allah mengakhiri sejarah dan menciptakan langit baru dan bumi baru (mis. Yes 65:17; Yes 66:22). Teologi kitab Kitab Yesaya dipenuhi dengan muatan teologis yang sangat luar biasa. Pertama, kekudusan TUHAN. Penekanan terhadap topik ini dapat dilihat dari tiga hal:
(1) Dalam kisah pemanggilan Yesaya sebagai nabi, seruan dari para serafim adalah “kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam.” (6:3);
(2) Sebutan “Yang Mahakudus, Allah Israel” yang muncul berkali-kali dan merupakan karakteristik Yesaya;12
(3) Frekwensi pemunculan akar kata “kudus” yang sangat tinggi dalam Kitab Yesaya. Kata “kudus” dikaitkan dengan “TUHAN” sekitar 30 kali (1:4; 5:16, 19, 24; 6:3; 10:17,20; 12:6; 17:7; 29:19, 23; 30:11-12, 15; 31:1; 37:23; 40:25; 41:14, 16, 20; 43:3, 14, 15; 45:11; 47:4; 48:17; 49:7; 55:5). Allah disebut sebagai “tempat kudus” (8:14) dan kediaman-Nya disebut “gunung kekudusan” (11:9). Lengan (52:10) dan kota (48:2; 52:1) TUHAN juga diterangkan sebagai kudus. Sebutan “Yang Mahakudus Allah Israel” bukan hanya berfungsi untuk menekankan kekudusan TUHAN tetapi sekaligus mempertegas keseriusan dosa bangsa Yehuda.13 Kejahatan mereka bukan hanya ditujukan pada orang lain yang berdosa tetapi pada TUHAN yang mahakudus. Begitu berdosanya bangsa Yehuda sampai-sampai respon spontan Yesaya ketika melihat TUHAN dalam sebuah penglihatan adalah kesadaran bahwa ia dan seluruh bangsa Yehuda merupakan kumpulan orang berdosa yang seharusnya celaka (6:5). Kisah pemanggilan Yesaya sekaligus mengajarkan berbagai aspek yang terkait dengan kekudusan TUHAN.14 Kekudusan ini sangat berkaitan dengan kedaulatan Allah yang mutlak atas seluruh bumi, sebagaimana terlihat dari tahta Allah yang tinggi menjulang (6:1), sikap serafim di hadapan tahta Allah (6:2), seruan serafim “seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya” (6:3) dan sebutan “TUHAN semesta alam” (6:3, 5), posisi Allah sebagai Raja (6:1, 5). Tidak ada satu mahkluk pun yang tahan berdiri di hadapan-Nya. Kekudusan TUHAN juga berkaitan dengan relasi TUHAN dan umat-Nya yang didasarkan pada anugerah. Di tengah kemuliaan (kekudusan) TUHAN yang begitu rupa, segala sesuatu yang cemar terlihat sangat kentara. Kesadaran tentang dosa langsung muncul (6:5). Relasi dengan TUHAN yang kudus hanya dimungkinkan apabila dosa-dosa dibereskan dan ini hanya terjadi ketika Allah mengambil inisiatif untuk menguduskan umat-Nya. Dalam hal ini bara dari mezbah Allah menyimbolkan bahwa inisiatif berasal dari Allah dan melalui api. Kedua, hanya TUHANlah Allah. Penglihatan yang diterima Yesaya di pasal 6 menandaskan perbedaan Allah dari semua ciptaan. Dia sangat mulia dan kudus serta terpisah dari ciptaan. Senada dengan hal ini, Kitab Yesaya berkali-kali juga mengajarkan tentang posisi TUHAN sebagai satu-satunya Allah. Pertanyaan TUHAN “dengan siapa hendak kamu samakan Aku, seakan-akan Aku seperti dia?” (40:25) menunjukkan hasrat TUHAN yang dalam untuk membuktikan bahwa selain Dia tidak ada Allah yang lain. TUHAN bahkan berkali-kali mengungkapkan hal ini secara eksplisit (43:11; 45:5-7, 14, 18, 21, 22; 46:9). Dia tidak mau berbagi kemuliaan dengan yang lain (42:8). Keesaan dan keutamaan TUHAN di atas paling jelas digambarkan melalui perbandingan antara TUHAN dan para berhala. Ia sangat berbeda dengan dewa-dewa kafir. TUHAN mengetahui dan mengontrol semua yang akan terjadi (41:21-29; 46:9-10; 48:5; bdk. 42:9, 23; 43:9, 12; 44:7-8). TUHAN menciptakan langit dan bumi (37:16; 40:25-26; 44:24). TUHAN menubuatkan hukuman pada bangsa-bangsa kafir (pasal 13-23) untuk menunjukkan bahwa dewa-dewa mereka tidak mampu menolong mereka (bdk. 37:16, 20). Ketiga, kedaulatan TUHAN atas seluruh bumi. TUHAN beberapa kali ditampailkan sebagai Raja, baik atas Israel umat-Nya (33:22; 41:21; 44:6; 52:7) maupun seluruh bumi (6:5). Ia juga disebut “TUHAN semesta alam” sebanyak 62 kali. Secara khusus kedaulatan-Nya atas semua bangsa mendapat perhatian khusus dalam Kitab Yesaya. TUHAN menghukum (pasal 13-23) maupun memberkati (2:2-4; 19:24-25) semua bangsa. Raja Koresh yang dinubuatkan akan menguasai seluruh dunia kuno bahkan tidak lain hanyalah instrumen di tangan TUHAN: Ia mengangkat Koresh maupun memakainya untuk menggenapi rencana penyelamatan (44:28; 45:1, 13). Kedaulatan TUHAN juga diterangkan melalui kekuasaan-Nya atas alam. Ia memberikan hujan (30:23) maupun menahannya (5:6). Dia memakai hujan untuk memberkati (44:3) maupun menghukum (30:30). TUHAN datang melalui berbagai fenomena alam (29:6). Pemulihan oleh mesias pun digambarkan melalui Gary V. Smith merangkum semua ini dalam kalimat: “since he is sovereign over this whole world and his demands for holiness impinge on the future judgment or redemption of everything in the world, Go’s actions have consequences for everything. God sustains a relationship with every thing he created; there is nothing that exists outside of his sovereign realm of influence.”15 Kedaulatan tersebut seharusnya membuat bangsa Yehuda bersandar kepada-Nya (8:17; 12:2; 26:4; 50:10), bukan pada kekuataan mereka sendiri atau pada bangsa lain. Kunci kemenangan terletak pada pertobatan dan iman kepada TUHAN (30:15; 31:6). Mengandalkan kekuatan sendiri hanya akan membawa kekalahan (30:16-17). Mengandalkan pengetahuan dan sihir juga sama saja (47:10-12). Begitu pula dengan meminta bantuan dari manusia yang lain (31:1, 3, 8-9) maupun berhala (42:17; 45:16). Dalam terang kebenaran seperti ini, ejekan Raja Asyur merupakan penghinaan yang hebat kepada TUHAN (36:1520), karena itu TUHAN tidak tinggal diam begitu saja (37:6-7). Ia mengalahkan mereka supaya semua orang tahu bahwa Dialah TUHAN (37:20). Keempat, Hamba TUHAN. Kitab Yesaya memiliki empat bagian yang seringkali dikenal dengan nama “Nyanyian Hamba” (Servant Songs). Bagian ini adalah 42:1-7, 49:1-9, 50:4-11, dan 52:13-53:12. Beberapa bagian lain secara jelas merujuk pada hal yang sama (61:1-3), namun sebutan “hamba” tidak muncul di sana. Di sisi lain, sebutan “hamba” dikenakan pada orang lain juga, yaitu bangsa Yehuda. Walaupun di bagian lain bangsa Yehuda juga disebut sebagai hamba TUHAN (41:8; 44:1; 49:3), tetapi gambaran tentang Hamba TUHAN di Nyanyian Hamba melebihi gambaran untuk bangsa Israel. Sebutan “hamba” dalam semua teks ini merujuk pada mesias, walaupun kata “mesias” tidak muncul secara eksplisit di Kitab Yesaya. Hal ini terlihat dari kesamaan fungsi antara Hamba TUHAN di teks tersebut dan keturunan Daud yang akan memerintah yang disinggung beberapa kali di bagian lain (bdk. pasal 11; 55:35).16 Dalam PB Nyanyian Hamba ini banyak dikutip. Ucapan ilahi “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi kepada-Nyalah Aku berkenan” kala Yesus dibaptis (Mat 3:17; bdk. 17:5) memiliki latar belakang dari 42:1. Pelayanan Yesus secara eksplisit dikatakan menggenapi nubuat tentang Hamba TUHAN (Mat 12:17-21).
Yesus adalah terang bagi bangsa-bangsa (Luk 2:32) seperti yang dinubuatkan melalui Yesaya (42:6; bdk. 49:6). Penderitaan yang dialami oleh Hamba TUHAN di kemudian hari akan tergenapi dalam diri Yesus pada saat penyaliban (Yes 50:6//Mat 26:67//Mar 14:65; Yes 53:4//Mat 8:17; Yes 53:5-6//1Pet 2:24-25; Yes 53:7-8//Kis 8:32-33; Yes 53:9//1Pet 2:22; Yes 53:12//Luk 22:37). Kelima, TUHAN sebagai Penyelamat dan Penebus. Penyebutan TUHAN sebagai Penebus Israel hanya muncul 4 kali di kitab lain, tetapi di Kitab Yesaya sebutan ini muncul berkalikali (41:14; 43:14; 44:6, 24; 47:4; 48:17; 49:7, 26; 54:5, 8; 59:20; 60:16; 63:16). Tindakan Allah menebus umat-Nya juga disebutkan berkali-kali (43:1; 44:22-23; 48:20; 51:10; 52:3, 9; 62:12; 63:9). Sebagaimana dahulu bangsa Israel sudah ditebus dari Mesir (Kel 13:15; Ul 7:8; 9:26; 13:5; 15:15; 24:18; 2Sam 7:23; 1Taw 17:21; Mik 6:4), mereka kini juga akan ditebus lagi dari tangan Babel (1:27; 29:22; 35:9; 41:14; 43:1, 14; 44:6, 22-24; 47:4; 48:17, 20; 49:7, 26; 51:10). Sebagaimana bangsa Yehuda dijual tanpa pembayaran, mereka ditebus juga tanpa pembayaran (63:16). Penebusan ini berlaku untuk semua bangsa Israel yang terserak di berbagai tempat (11:11). Alasan di balik tindakan penebusan ini adalah kekudusan dan kesetiaan TUHAN. Ia tidak akan membiarkan Israel dalam keadaan mereka yang menyedihkan.17 Terakhir, teologi sisa. Penjelasan di poin 5 sekilas menimbulkan ketegangan. Bagaimana kekudusan dan kesetiaan TUHAN dapat digabungkan? Bagaimana cara TUHAN yang kudus menjaga perjanjian-Nya dengan umat yang berdosa tetapi tanpa melanggar kekudusan-Nya? Jawaban bagi ketegangan ini adalah teologi sisa.18 Kekudusan TUHAN menuntut penghukuman serius atas setiap dosa (1:8; 6:13; 17:4-6; 30:17), namun kesetiaan-Nya membuat TUHAN menyisakan beberapa orang yang bertahan (4:2-3; 11:1-16). Keseimbangan yang indah dari dua hal tersebut sejak awal sudah disampaikan TUHAN kepada Yesaya ketika ia dipanggil. TUHAN berulang kali akan menghukum umat-Nya karena ketidaktaatan mereka sampai mereka hampir habis, namun dari sedikit orang yang tersisa TUHAN nanti akan menumbuhkan tunas kudus (6:9-13). Jika TUHAN tidak meninggalkan sisa, maka keadaan Yehuda akan sama seperti Sodom dan Gomora (1:9).
Dalam PB konsep orang-orang yang tersisa ini juga dipakai Paulus untuk menerangkan keadilan dan kesetiaan TUHAN atas bangsa Israel yang tidak mau percaya kepada Kristus (Rom 9). Apakah penolakan bangsa Israel (9:1-5) menunjukkan bahwa Allah sudah meninggalkan perjanjian-Nya dengan Israel? Sama sekali tidak! Firman TUHAN tidak mungkin gagal (9:6a). Tidak semua orang Israel secara jasmani adalah Israel sejati (9:6b). Israel sejati adalah mereka yang dipilih oleh TUHAN (9:7-13). Dalam kalimat Yesaya, “sebab sekalipun bangsamu, hai Israel, seperti pasir di laut banyaknya, namun hanya sisanya akan kembali. TUHAN telah memastikan datangnya kebinasaan dan dari situ timbul keadilan yang meluap-luap.” (Yes 10:22//Rom 9:27-28).
Dengan demikian teologi sisa mengajarkan beberapa kebenaran yang penting: (1) tidak semua orang yang secara luar termasuk umat Allah adalah benar-benar umat-Nya; (2) umat Allah sejati adalah berdasarkan anugerah Allah melalui pemilihan-Nya yang berdaulat dan penuh kasih; (3) jumlah yang sedikit bukanlah ukuran satu-satunya untuk menilai keberadaan umat Allah. Dari tunas yang kecil Allah akan menjadikan pohon yang besar; (4) Allah melakukan setiap tindakan selaras dengan semua sifat yang Ia miliki, baik kekudusan maupun kesetiaan-Nya; (5) selalu ada harapan bagi umat Allah, sekalipun untuk sesaat mereka berada dalam keadaan yang mengenaskan, baik akibat kesalahan mereka sendiri maupun tindakan orang lain.

b) Kepenulisan Kitab
Gaya penulisan (pasal 40-66 lebih puitis dan teoritis) maupun konteks historis (konteks pasal 40-66 adalah situasi pembuangan di Babel). Semua perbedaan ini dianggap sebagai bukti esensial dan tidak terbantahkan. Penyelidikan yang teliti akan menunjukkan bahwa pandangan modern didasarkan pada argumen yang sangat lemah. Pandangan mereka lebih banyak ditentukan oleh asumsi dasar yang anti-supranatural. Perbedaan antara pasal 1-39 dan 40-66 memang pasti ada, namun kesamaan yang ada antara dua bagian ini jauh lebih esensial dan dengan kuat mengarah pada kepenulisan tunggal. Selain itu, perbedaan antara pasal 1-39 dan 40-66 yang dimunculkan teolog modern dapat dipahami dalam banyak cara. Bahkan perbedaan yang sama dapat ditemukan dalam satu bagian itu sendiri, tidak heran para teolog modern pun tidak pernah mencapai kesepakatan tentang jumlah kitab dalam Kitab Yesaya. Mereka selalu berpandangan bahwa perbedaan gaya, kosa kata atau nuansa selalu mengarah pada perbedaan penulis. Akibatnya, seorang teolog bisa saja mengusulkan bahwa penulis Kitab Yesaya berjumlah lebih dari 10 orang!
Berikut ini adalah argumen yang mendukung kesatuan seluruh Kitab Yesaya.7 Argumen ini bukan hanya persuasif karena jumlahnya jauh lebih banyak, namun juga karena data yang diberikan lebih esensial. Penolakan terhadap kekuatan argumen di bawah ini hanya bisa dimungkinkan apabila seseorang lebih dikuasai oleh asumsi dasar daripada bukti rasional.
Pertama-tama, sifat nubuat dari pasal 40-66 merupakan bagian esensial dalam keseluruhan konteks yang ada. Di pasal 40-48 kedaulatan TUHAN atas dewa-dewa kafir ditunjukkan melalui satu hal, yaitu kemampuan TUHAN untuk mengetahui dan mengatur segala sesuatu yang belum terjadi. Sebagai contoh, Yesaya 48:5 mencatat “maka Aku memberitahukannya kepadamu dari sejak dahulu; sebelum hal itu menjadi kenyataan, Aku mengabarkannya kepadamu, supaya jangan engkau berkata: Berhalaku yang melakukannya, patung pahatanku dan patung tuanganku yang memerintahkannya.” Penegasan tentang kemahatahuan dan kontrol TUHAN atas masa depan ini bahkan diulang berkali-kali (41:26; 42:9, 23; 43:9, 12; 44:7-8). Dari semua petunjuk ini dapat ditarik kesimpulan bahwa ketepatan prediksi (istilah yang lebih tepat adalah nubuat) memang disengaja untuk membuktikan bahwa berita ilahi yang disampaikan oleh Yesaya adalah benar. Jika unsur nubuat dihilangkan (hanya dianggap penjelasan sesudah peristiwa terjadi), maka semua teks di atas tidak memiliki makna apapun dalam konteksnya. Lebih masuk akal jika semua teks ini dipahami sebagai nubuat ilahi yang menunjuk pada masa yang jauh (bahkan dua abad sebelumnya!), sehingga dengan demikian pembuktiannya akan menjadi semakin tak terbantahkan. Sebagai tambahan, perlu diketahui bahwa nubuat dalam Kitab Yesaya cukup beragam penggenapan. Sebagian digenapi beberapa tahun sesudah diucapkan Yesaya, misalnya kelepasan Yerusalem dari tangan Senhenrib (37:33-35), kekalahan Damaskus oleh Asyur (8:4, 7), kehancuran Samaria (7:16). Sebagian nubuat digenapi pada masa yang jauh di depan, misalnya keruntuhan Babel di tangan Media Persia (13:17, 19-20). Beberapa bahkan baru digenapi pada jaman Yesus, misalnya kedatangan Terang yang Besar (9:1-2; bdk. Mat 4:15-16). Semua ini merupakan dukungan tambahan bahwa Kitab Yesaya memang dipenuhi dengan nubuat dan hal ini penting untuk menunjukkan kedaulatan/kehebatan TUHAN atas dewa-dewa kafir.
Kedua, nubuat yang sangat spesifik (sampai menyebutkan nama orang) bukanlah hal yang asing dalam Alkitab. 1Raja-raja 13:2 menubuatkan kemunculan keturunan Daud yang bernama Yosia, padahal penggenapan nubuat ini baru terjadi tiga abad sesudahnya. Para teolog liberal bisa saja menerangkan teks ini sebagai sebuah upaya penyisipan oleh seorang penyalin/redaktor di kemudian hari, tetapi masih ada teks lain yang sulit dibantah. Mikha 5:2 di mata orang Yahudi dan Kristen merupakan teks mesianis (bdk. Mat 2:5-6) yang penggenapannya terjadi tujuh abad sesudahnya dan dalam nubuat ini nama tempat disebutkan secara detil dan eksplisit. Jadi, nubuat spesifik tidak perlu ditafsirkan sebagai laporan sesudah peristiwanya terjadi.
Ketiga, pembedaan nuansa antara pasal 1-39 (peringatan dan hukuman) dengan pasal 40-66 (penghiburan) terlalu dilebih-lebihkan. Pasal 40-66 tetap memuat bagian-bagian yang bernuansa peringatan atau hukuman (45:9-10; 57:7; 59:3-9), begitu pula pasal 1-39 juga membawa kabar pemulihan (33:22-24; 35:4; 38:20). Perbandingan statistik memang mengarah pada nuansa penghiburan yang semakin jelas di pasal 40-66, tetapi hal ini tidak perlu dilebih-lebihkan, karena berita para nabi memang seringkali diawali dengan peringatan/kecaman tetapi akhirnya ditutup dengan berita keselamatan (bdk. 1:12-20). Kekudusan dan kebaikan TUHAN berjalan beriringan.
Keempat, kehancuran Yerusalem maupun pemulihannya sebenarnya sudah dinubuatkan di pasal 1-39. Para teolog modern umumnya mengakui kepenulisan Yesaya atas bagian ini, tetapi anehnya mereka mengabaikan unsur nubuat yang dicatat di dalamnya. Yesaya 6:11-12 menubuatkan bahwa Yerusalem akan mengalami kehancuran yang sangat parah dan penduduknya akan dibuang (lihat juga 3:24-26; 5:5-6; 24:11-12; 27:13; 32:13-18; 39:5-7). Di ayat selanjutnya disiratkan bahwa TUHAN akan memulihkan keadaan itu (6:13). Rujukan pada pemulihan ini juga dapat dilihat dari nama anak Yesaya, yaitu Syear Yasyub (7:3) yang berarti “sebuah sisa akan kembali”. Yesaya bahkan sudah menubuatkan kehancuran Babel sejak awal tulisannya. Yesaya 13 menceritakan bagaimana TUHAN akan menghukum Babel atas semua kekejaman mereka (13:17-22). Bagi penganut teori Deutero/Trito-Isaiah teks ini pasti sulit dijelaskan. Teks ini secara eksplisit membuktikan bahwa pasal 1-39 yang disepakati sebagai tulisan Yesaya pun sudah menubuatkan suatu peristiwa yang akan digenapi jauh sesudahnya. Tidak ada penjelasan lain yang memuaskan kecuali mengakui bahwa TUHAN mampu menyatakan semua ini kepada Yesaya sebelum semua itu jadi (13:1 “ucapan ilahi terhadap Babel yang dinyatakan kepada Yesaya bin Amos”). Semua versi Inggris memberikan terjemahan yang lebih jelas dan tepat untuk ayat ini dengan menerjemahkan “perkataan ilahi terhadap Babel yang Yesaya bin Amos lihat”. Dari sini terlihat bahwa Yesaya mengetahui semua ini melalui sebuah penglihatan ilahi. Hal ini sesuai dengan Yesaya 1:1 yang berfungsi sebagai pendahuluan bagi seluruh kitab (1:1 “Penglihatan yang telah dilihat Yesaya bin Amos tentang Yehuda dan Yerusalem dalam zaman Uzia, Yotam, Ahas dan Hizkia, raja-raja Yehuda”).
Kelima, pendapat yang mengatakan bahwa konteks historis pasal 40-66 adalah situasi pembuangan di Babel merupakan sebuah kesalahan. Penyelidikan yang seksama justru menunjukkan bahwa kaitan dengan Babel malah lebih banyak ditemukan di pasal 1-39 daripada di pasal 40-66. Sebagai contoh, kata “Babel” hanya muncul 4 kali di pasal 40-66 (43:14; 47:1; 48:14, 20), sedangkan kata yang sama muncul 10 kali di pasal 1-39 (13:1, 19; 14:4, 22, 23; 21:9; 39:1, 3, 6, 7). Di samping itu, pasal 40-66 justru menunjukkan situasi di Palestina: (1) flora yang disebut sagat tipikal Palestina, bukan Babilonia (41:19; 44:14); (2) penulis pasal 40-66 melihat semua dari perspektif Palestina, misalnya pembuangan dikatakan “ke Babel” (43:14), pemulihan disebut sebagai tindakan mengumpulkan “dari ujung-ujung bumi” (41:9; 45:22); (3) penulis 40-66 mengasumsikan bahwa bangsa Yehuda masih berdiri (40:9; 58:6; 62:6).
Keenam, dosa-dosa yang dikecam di pasal 1-39 dan 40-66 adalah sama. Peringatan Yesaya terutama difokuskan pada dosa penyembahan berhala, ibadah yang munafik dan ketidakadilan. Menariknya, semua dosa ini disebutkan di seluruh bagian Kitab Yesaya, misalnya kemunafikan (29:13; 58:2, 4), penyembahan berhala (1:29; 17:8; 27:9; 44:9-20; 57:5, 7; 65:2-4; 66:17), ketidakadilan (10:12; 59:3, 7, 10-14). Catatan ini sangat persuasif mendukung kepenulisan kitab sebelum pembuangan. Jika pasal 40-66 ditulis sesudah pembuangan, maka dosa penyembahan berhala dan ketidakadilan mungkin tidak akan mendapat perhatian serius. Dosa-dosa ini sangat nyata pada masa sebelum pembuangan. Kesamaan dosa di pasal 1-39 dan 40-66 secara natural seharusnya mengarah pada situasi yang sama. Secara khusus, situasi di pasal 40-66 bahkan sama dengan situasi pada masa pemerintahan Manasye (bdk. 2Raj 21 dan Yes 59).
Ketujuh, sebutan “Yang Mahakudus, Allah Israel” yang merupakan karakteristik Kitab Yesaya muncul di pasal 1-39 (1:4; 5:19, 24; 10:17, 20; 12:6; 17:7; 29:19; 30:11, 12, 15; 31:1; 37:23) maupun 40-66 (41:14, 16, 20; 43:3, 14, 15; 45:11; 47:4; 48:17; 49:7; 54:5; 55:5; 60:9, 14). Data ini akan terlihat sangat berkesan apabila dikaitkan dengan fakta bahwa sebutan “Yang Mahakudus Allah Israel” tidak pernah ditemukan di tulisan para nabi yang lain sesudah pembuangan (sebutan ini hanya muncul di Mzm 71:22; 89:18; Yer 50:29; 51:5). Fakta menarik lain adalah jumlah pemunculan sebutan ini yang lebih banyak di pasal 40-66 (14 kali) daripada di pasal 1-39 (12 kali). mengatakan” yang merupakan tipikal Yesaya (bukan bentuk perfect yang lebih umum) muncul di pasal 1-39 dan 40-66. Jika penulis pasal 1-39 dan 40-66 adalah orang yang berbeda, mengapa dipakai sebutan yang sama? Mengapa penulis pasal 40-66 yang katanya hidup sesudah pembuangan memakai sebutan Allah yang tidak ditemukan pada tulisan apapun pada jamannya? Mengapa ia justru lebih sering memakai sebutan ini daripada Yesaya sendiri? Pandangan modern tidak akan mampu memberikan jawaban memuaskan terhadap semua keberatan ini. Lebih sederhana dan alamiah jika kesamaan sebutan ini mengarah pada kesamaan penulis.
Kedelapan, kesamaan ungkapan, frase atau kalimat antara pasal 1-39 dan 40-66. Menurut perhitungan beberapa teolog, kesamaan ini mencapai jumlah 40-50. Berikut ini adalah beberapa di antaranya: (1) frase “sungguh, TUHAN yang mengatakannya” (1:20; 40:5; 58:14); (2) tindakan TUHAN tidak bisa diubah oleh siapapun (14:27; 43:3); (3) gambaran sukacita ketika dipulangkan TUHAN muncul muncul dua kali dan sangat mirip (35:10; 51:11); (4) TUHAN menghimpun orang-orang Yehuda yang terserak (11:12; 56:8); (5) situasi pemulihan yang digambarkan seperti kedamaian antara ciptaan (11:6-9; 65:25); (6) TUHAN akan membuat aliran air di padang gurun (35:6; 41:18); (7) keletihan TUHAN akibat ibadah yang munafik (1:11, 14; 43:24); (8) penggunaan bentuk imperfect “TUHAN

Kesembilan, kesamaan ungkapan dan berita antara Yesaya dan Mikha yang sama-sama melayani sebelum pembuangan ke Babel (Yes 52:12//Mik 2:13; Yes 58:1//Mik 3:8; Yes 49:23//Mik 7:17; Yes 41:15-16//Mik 4:13). Kesamaan ini dapat diterangkan dalam banyak cara: salah satu nabi mengutip perkataan yang lain atau keduanya diperintahkan TUHAN untuk menyampaikan pesan yang sama pada generasi yang sama dengan dosa yang sama pula. Manapun yang dipilih kesamaan ini tetap memiliki bobot tersendiri yang mendukung bahwa penulis Yesaya 40-66 hidup pada jaman sebelum pembuangan.
Kesepuluh, tradisi Yahudi sejak awal menunjukkan keyakinan bahwa Yesaya 40-66 ditulis oleh Yesaya. Catatan tertua tentang hal ini ada di Kitab Yesus Bin Sirakh (14:17-25; 48:2225). Di pasal 14:17-25 disebutkan bahwa Yesaya menghibur orang-orang pembuangan melalui nubuat yang sudah dia sampaikan jauh sebelum semua peristiwa itu terjadi. Menariknya, kata “menghibur” (parakalein) yang dipakai di teks ini sama persis dengan yang ada di Yesaya 40:1 dan 61:1-2. Versi asli Kitab Yesus bin Sirakh dalam bahasa Ibrani pun memakai kata yang sama dengan versi asli Yesaya, yaitu wayyinnahem.
Kesebelas, para penulis PB menyebut Yesaya sebagai penulis dari pasal 40-66. Rujukan ini sangat banyak dan jelas (Mat 12:17-18//Yes 42:1; Mat 3:3//Yes 40:3; Luk 3:4//Yes 40:3-5; Kis 8:28, 34//Yes 53:7-8; Rom 10:16//Yes 53:1; Rom 10:20//Yes 65:1). Bukti paling meyakinkan adalah Yohanes 12:38-41. Teks ini merupakan kutipan dari Kitab Yesaya, baik dari pasal 1-39 (Yoh 12:38//Yes 53:1) maupun pasal 40-66 (Yoh 12:40//Yes 6:9-10). Menariknya lagi, Yohanes lalu menghubungkan semua teks di atas dengan Yesaya yang melihat kemuliaan Tuhan dan menyatakan hal itu (Yoh 12:41). Keterangan ini jelas menunjukkan bahwa Yohanes mengakui Yesaya 6:9-10 dan 53:1 sebagai tulisan Nabi Yesaya. Begitu melimpah dan kuatnya argumen yang mendukung pandangan tradisional sampaisampai para teolog modern sekarang cenderung merevisi pandangan mereka. Mereka memang tetap menolak kesatuan seluruh kitab, tetapi sebagian bersikap lebih positif. Ada yang berpendapat bahwa pasal 40-66 ditulis oleh murid Yesaya yang sangat akrab dengan khotbah-khotbah Yesaya.
Kesatuan tema dan motif dalam kitab ini juga semakin diakui. Tujuan penulisan Yesaya hidup pada saat bangsa Yehuda berada dalam berbagai krisis, baik relijius (penyembahan berhala dan ibadah yang munafik), sosial (ketidakadilan) maupun politik (munculnya Asyur sebagai kekuatan tandingan bagi Mesir). Di tengah situasi seperti ini bangsa Yehuda diingatkan untuk kembali kepada TUHAN dari segala dosa mereka dan tidak bersandar pada kekuatan bangsa lain. Keselamatan adalah dari TUHAN, sebagaimana disiratkan melalui nama Yesaya sendiri. 8 Cara lain untuk menegaskan kebenaran di atas adalah melalui perbandingan antara dua raja: Ahas (pasal 7-14) dan Hizkia (pasal 36-39). Ahas memilih untuk mengatasi krisis dengan cara meminta bantuan Asyur, sehingga ia hanya menghilangkan satu krisis dengan cara menciptakan krisis yang lain.
c) Latar belakang politik
Konteks historis pasal 40-66 adalah situasi pembuangan di Babel. Itu adalah masa dimana banyak kegiatan keagamaan di luar, tapi iman yang benar sangat sedikit. kultus kesuburan Kanaan itu telah digabungkan ke dalam agama Israel. Orang-orang menyembah berhala tetapi mereka menyebutnya YHWHisme. Kecenderungan umat Allah terhadap aliansi politik itu melibatkan mereka dalam ibadah dan praktik penyembahan berhala. Ringkasan Singkat invasi Asyur dan Babel selama abad kedelapan yang mempengaruhi Palestina.
1) abad Empat delapan para nabi aktif selama munculnya Tigris-Efrat kerajaan Asyur. Tuhan akan memakai bangsa yang kejam ini untuk menghakimi umatNya, khususnya Israel.
a. Insiden khusus adalah pembentukan aliansi politik dan militer trans-Jordan yang dikenal sebagai “Siro-Ephramatic Liga” (735 SM). Syria dan Israel mencoba memaksa Yehuda bergabung dengan mereka melawan Asyur. Sebaliknya Ahas mengiriman surat kepada Asyur untuk membantu. Raja Asyur yang pertama berorientasi pada kekaisaran yang kuat, Tiglat-Pileser III (745-727 SM), menanggapi tantangan militer dan menyerang Syria.
b. Belakangan, boneka Raja Asyur, Hosea (732-722 SM), di Israel juga memberontak, menarik ke Mesir. Shalmaneser V (727-722 SM) menyerang Israel lagi. Dia meninggal sebelum Israel diduduki, tapi penggantinya, Sargon II (722-705 SM), merebut ibukota Israel Samaria tahun 722 SM. Asyur mendeportasi lebih dari 27.000 orang Israel pada kesempatan ini seperti Tiglat Pileser telah diasingkan sebelumnya dalam 732 ribu SM
2) Setelah kematian Ahas (735-715 SM) koalisi militer lainnya dibentuk oleh negara-negara trans- Jordan dan Mesir melawan Asyur (714-711 SM). Hal ini dikenal sebagai ” Pemberontakan Asdod “. Banyak kota-kota Yudea hancur ketika Asyur menyerbu lagi. Hizkia awalnya mendukung koalisi ini, namun kemudian menarik dukungannya.
3) Namun, koalisi lain berusaha lagi mengambil keuntungan dari kematian raja Asyur yang kuat, Sargon II, pada 705 SM, bersama dengan pemberontakan lain yang terjadi di seluruh kekaisaran Asyur.
a. Hizkia sepenuhnya berpartisipasi dalam pemberontakan ini. Dalam hal ini, tantangan Sanherib (705-681 SM) menyerang (701 SM) Palestina, dan berkemah di dekat kota Yerusalem (II Rajaraja 18-19; Yesaya 36-39), tapi tentara itu dihancurkan oleh Tuhan secara ajaib.
b. Ada pertanyaan diantara beberapa kalangan sarjana tentang berapa kali Sanherib menginvasi Palestina (misalnya, John Bright memiliki satu invasi pada tahun 701 SM dan satu lagi mungkin di 688 SM, lih. The History of Israel, hal 270).
c. Hizkia terhindar dari pengambilalihan Asyur, tetapi karena karena kesombongan atas harta Yehuda untuk delegasi Babel, Yesaya memperkirakan kejatuhan Yehuda atas Babel (39:18). Yerusalem jatuh ke Nebukadnezar di 587-586 sebelum Masehi
4) Yesaya meramalkan secara khusus pemulihan umat Allah di bawah Cyrus II, penguasa Media-Persia (41:2-4, 44:28, 45:1, 56:11). Niniwe (ibukota Asyur) jatuh di 612 sebelum Masehi atas Babel, tetapi kota Babel jatuh pada tahun 539 SM atas tentara Cyrus. Tahun 538 sebelum Masehi Cyrus mengeluarkan keputusan bahwa semua orang yang diasingkan, termasuk orang-orang Yahudi, bisa pulang ke rumah. Dia bahkan menyediakan dana dari perbendaharaannya untuk membangun kembali bait allah nasional. Dia adalah orang yang percaya kepada takhayul dan menginginkan semua dewa mendukung dia.
d) Latar belakang Agama
A. Yesaya memegang Yehuda untuk perjanjian Daud (II Samuel 7), tetapi ia juga kembali ke tujuan awal dari perjanjian Abraham (Kej 12:1-3), yang adalah Allah memilih Israel untuk memilih dunia ( yakni, Kel 19:5-6). Sungguh suatu hal yang mengejutkan dari pemerintahan universal YHWH. Allah tidak hanya akan mengembalikan orang Israel, tetapi akan memperluas rencana penebusan Allah ke seluruh dunia!
B. Yesaya secara khusus meramalkan kejadian kegerakan dunia pada masanya dan masa yang akan datang, menuju kepada pemulihan Kerajaan Daud melalui Allah Mesias (begitu juga, Mikha). Kerajaan ini kudus dan universal (begitu juga, Mikha). Ini adalah kedua aspek monoteistik Yesaya, Dewa suci, penebusan.
C. Yesaya dengan jelas menunjukkan kegagalan umat Allah untuk percaya kepada dunia yang jatuh, sumber daya manusia. Pembebasan akan datang dari YHWH saja!
D. Yesaya mengungkapkan tiga karakteristik yang paling kuat dari rencana penebusan Allah.

1. kedatangan Mesias
2. Mesias sebagai Hamba Yang Menderita
3. pemerintahan universal Mesias
Bagian utama kedua (pasal 40-66; Yes 40:1–66:24) berisi berbagai nubuat yang paling akbar dalam Alkitab mengenai kebesaran Allah dan kemegahan rencana penebusan-Nya. Pasal-pasal ini membangkitkan harapan dan hiburan dalam umat Allah pada tahun-tahun terakhir pemerintahan Hizkia (Yes 38:5) dan untuk abad-abad selanjutnya. Bagian ini penuh dengan penyataan nubuat mengenai kuasa dan kemuliaan Allah dan janji-janji-Nya untuk memulihkan kaum sisa di Israel yang benar dan berbuah dan di antara bangsa-bangsa sebagai perwujudan penuh dari kasih penebusan-Nya. Janji- janji dan penggenapannya ini secara khusus dikaitkan dengan tema penderitaan dan berisi “nyanyian hamba” gubahan Yesaya (lih. Yes 42:1-4; Yes 49:1-6; Yes 50:4-9; Yes 52:13– 53:12), yang menunjuk kepada titik waktu melewati pengalaman orang buangan Yahudi kepada kedatangan Yesus Kristus di kemudian hari dan kematian-Nya yang mendamaikan (pasal 53; Yes 53:1-12). Sang nabi menubuatkan bahwa datangnya Mesias akan memungkinkan kebenaran bersinar dengan terang dan keselamatan keluar kepada bangsa-bangsa bagaikan obor yang menyala (pasal 60-66; Yes 60:1–66:24). Yesaya mengutuk kebutaan rohani mengenai jalan-jalan Allah (Yes 42:18-25) dan menghargai doa syafaat dan rasa sakit melahirkan oleh umat Allah sebagai perlu agar segala sesuatu dapat digenapi (bd. Yes 56:6-8; Yes 62:1-2,6-7; Yes 66:7-18).

e) Kesatuan Kitab
Beberapa Alasan Untuk Kesatuan Yesaya
1. Dua puluh lima istilah yang ditemukan dalam kedua bagian Yesaya yang tidak ditemukan di tempat lain dalam PL (NIV, pengantar kepada Yesaya, Hal 1014).
2. Sebutan “Yang Mahakudus, Allah Israel” muncul 13 kali dalam bab 1-39 dan 14 kali dalam bab 40- 66 dan hanya enam kali di semua buku Perjanjian Lama lainnya.
3. Yesus, dalam Yohanes 12:38,40, dikutip dari Yes. 53:1 dan 6:10 dan diatributkan untuk Yesaya.
4. Ayat-ayat dari Yesaya 40-66 diberikan ke Yesaya dalam Mat. 3:3; 8:17; 12:17; 3:4; Lukas 4:17, Yohanes 1:23, Kis 8:28; dan Rm. 10:16-20.
5. Tidak ada bukti manuskrip dari sebuah divisi dari buku di bab 39 (MT, DSS, atau LXX).
6. Tidak ada lagi historis seorang nabi besar (Deutro-Yesaya) pada abad ke-6. RK Harrison, dalam Introduction to the OT, komentar tentang hal ini, “Argumen-argumen dari gaya penulisan sangat menjadi mode pada akhir abad kesembilan belas, tetapi dalam terang pengetahuan yang lebih luas dari bahasa-bahasa Timur Dekat kuno sekarang posisi hal-hal tersebut dianggap jauh kurang penting. Subyektifitas dari pertimbangan-pertimbangan gaya memiliki daya tarik besar bagi penganut teori analisis penulisan Graf- Wellhausen, yang melihat tidak adanya inkonsistensi apapun dalam bahan bacaan yang dianggap berasal dari seorang penulis Alkitab, dan kemudian menyangkal bagian-bagian yang sama tersebut karena bentuk penulisan dan kosakata tiap bab ternyata tidak identik. Rupanya tidaklah terjadi pada para peneliti awal bahwa hanyalah mungkin untuk menurunkan beberapa konsep gaya penulis kuno sebagai hasil penelitian yang seksama terhadap semua bahan yang dihubungkan dengannya, dan bahwa penolakan berikutnya sebagian atau semua kumpulan itu hanya bisa divalidasi berdasarkan beberapa kontrol eksternal yang ketat “(hal. 776).

BAB III
Analisa bentuk sastra
Keterampilan penulisan Yesaya melebihi semua nabi PL. Permainan kata-kata dan puisinya megah dan menarik. Kitab ini sebagian besar adalah puisi Ibrani Penulis kitab ini merupakan ahli bahasa Ibrani yang mahir dalam menggunakan metafora, kosa kata yang sangat variatif maupun ekspresi yang unik. Willem A. Vangemeren mengungkapkan kekagumannya terhadap nilai sastra kitab ini dengan ungkapan sebagai berikut:2 The prophet Isaiah was a master of the Hebrew language. His style reflects a rich vocabulary and imagery with many words and expressions unique to him. Much of the book’s brilliance derives from imagery: war (63:1-6), social life (3:1-17), and rural life (5:1-7). He also personifies creation: the sun and the moon (24:23), the desert (35:1), the mountains and the trees (44:23; 55:12). He employs taunt (14:4-23), apocalyptic imagery (chaps. 24-27), sarcasm (44:9-20), ersonification, metaphors, wordplay, alliteration, and assonance. Sebagian besar kitab ini ditulis dalam bentuk syair Ibrani dan sebagai karya sastra tidak dapat dibandingi keindahan, kuasa, dan keanekaragaman dalam syairnya. Kekayaan kosakata Yesaya mengungguli semua penulis PL lainnya.
Ungkapan yang digemari untuk Allah ialah “Yang Mahakudus, Allah Israel”. Sebagian besar kitab ini ditulis dalam bentuk syair Ibrani dan sebagai karya sastra tidak dapat dibandingi keindahan, kuasa, dan keanekaragaman dalam syairnya. Kekayaan kosakata Yesaya mengungguli semua penulis PL lainnya. Yesaya disebut “nabi injili” karena, dari semua kitab PL, nubuat-nubuatnya tentang Mesias berisi pernyataan yang paling lengkap dan jelas dari Injil Yesus Kristus. Penglihatannya tentang salib dalam pasal 53 (Yes 53:1-12) adalah nubuat yang paling khusus dan terinci dalam seluruh Alkitab mengenai kematian Yesus yang mendamaikan bagi orang berdosa.

BAB IV
Analisa Eksegetis
a. Analisa Konteks
• Konteks dekat
Yesaya 42:18-25 Didalam konteks pasal ini TUHAN meminta perhatian akan kebutaan yang aneh dan tak dapat dipertanggungjawabkan dari bangsa Israel yang menjadi hamba-Nya itu. Walaupun telah melihat mukjizat-mukjizat-Nya ketika menyelamatkan mereka, bangsa Yahudi tetap tidak mengerti dan bodoh. Tujuan Allah waktu la memilih Israel ialah meninggikan dan menghargai hukum-Nya yang kudus melalui satu bangsa yang menaati hukum itu. Tetapi sayang, bangsa Yahudi mengabaikan sama sekali hukum-Nya; karena itu mereka harus mengalami perampasan oleh musuh-musuh mereka dan penawanan di Babel.
Sekalipun bangsa Israel adalah umat Allah, namun banyak di antara mereka yang menutup mata dan telinga mereka terhadap firman Tuhan. Ketidakpercayaan dan kekerasan hati telah mengaburkan iman mereka. “Siapakah yang buta seperti suruhan-Ku dan tuli seperti hamba Tuhan?” (19c, d). Sungguh sangat menyedihkan bila hamba-hamba Tuhan yang dipakai Tuhan namun mereka sendiri tidak melihat perbuatan Tuhan.
Awal penolakan terhadap Tuhan. Buta dan tuli rohani merupakan awal penolakan terhadap Tuhan. Akibatnya sangat fatal. Hukuman yang dialami Israel merupakan tindakan Tuhan agar mereka mau menyadari kesalahannya. Mereka harus mengakui bahwa mereka telah berdosa, tidak mengikuti jalan yang ditunjukkan-Nya dan tidak mendengarkan pengajaran-Nya. Bagaimana keadaan mata dan telinga rohani kita? Perhatikanlah bahwa Tuhan marah karena ketidaktaatan. Adakah perbuatan kita yang akan membuat Tuhan murka? Seberapa jauh kita mengindahkan atau menyepelekan tindakan Tuhan dalam hidup kita? Bukalah mata dan telinga, agar nyata penyelamatan Tuhan dalam hidup Anda.

• Konteks Jauh
Yesaya 43:8-21,Dalam ayat 8-13 Di sini bangsa yang menjadi hamba-Nya itu diceritakan sebagai saksi TUHAN kepada lingkungan bangsa-bangsa lain. Israel yang telah pulih dan sembuh dari kebutaan, layak menjadi saksi tentang kebenaran dan kesetiaan Allah yang hidup – berbeda sekali dengan para penyembah berhala, yang tidak dapat memberikan kesaksian seperti ini mengenai allah-allah mereka. Israel bertanggung jawab mewartakan TUHAN (Yahweh) sebagai satu-satunya Allah. Juruselamat bagi orang berdosa.
Ayat 12. Tidak pernah terjadi allah orang kafir bersama-sama TUHAN membebaskan Israel dari tirani asing atau bahaya nasional. Yang Mahakuasa akan menunjukkan kuasa-Nya untuk menyelamatkan, jika umat-Nya meninggalkan semua bentuk penyembahan kepada allah-allah lain.
Ayat 14-21. Bagian ini menyatakan bahwa Allah akan memperlihatkan kedaulatan-Nya dengan menggulingkan Kerajaan Kasdim dan membawa kembali bangsa Yahudi ke Palestina. Dia akan menjatuhkan bangsa Kasdim dari kedudukan mereka yang sangat menonjol dan membuat mereka lari ke luar Babel, sebelum Persia datang dengan serangan yang gencar. Dialah Allah yang sama yang membuat jalan melintasi Laut Merah bagi bangsa Ibrani pada waktu peristiwa Keluaran, dan yang menenggelamkan kereta-kereta perang Mesir yang mengejar mereka. Tetapi, kelepasan yang akan Dia berikan waktu ini bahkan akan jauh melebihi peristiwa Keluaran dalam hal kemuliaan. Sebab Dia akan memimpin bangsa Yahudi yang telah bebas itu melalui Padang Gurun Siria yang panas membakar, lalu Dia membuat sungai-sungai di sana memuaskan kehausan mereka (barangkali ini mengiaskan pemeliharaan berkelanjutan yang Dia berikan kepada para perintis pada tahun-tahun awal, di mana mereka mengalami kekurangan dan penderitaan). Binatang-binatang gurun yang diceritakan bersukacita dengan tersedianya air ini adalah gambaran dari bangsa-bangsa lain yang akan memperoleh manfaat karena menjadi saksi dari pemulihan bangsa Yahudi.

b. Analisa teks dan terjemahan
 Struktur teks
Yesaya 43:1
lae_r”f.yI
yiSrä´ël
^ßr>c,yOw>
Wüyöcerkä
bqoê[]y
ya`áqöb
Y ^åa]r:B
Böra´ákä
‘hw”hy
yhwh(´ädönäy)
rm:Üa’-hKo)
Böra´ákä
hT’ú[;w>1WTT
ya`áqöb

`hT’a'(-yli
lî-´äºTTâ
^ßm.vib.
Büšimkä ytiar”îq’
qär亴tî ^yTiêl.a;g>
gü´alTîºkä yK
Kî ‘ar”yTi-la;
´al-Tîrä
Terjemahan ayat 1
Sekarang, beginilah firman TUHAN, yang menciptakan engkau, hai Yakub, dan Dia yang membentuk engkau, hai Israel: “Jangan takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil kamu oleh namamu; Kamu jadi milikku.

Yesaya 43:2

%lEÜte-yKi(
Kî|-tëlëk ^Wp+j.v.yI
yiš†üpûºkä al{å
lö´ tArßh’N>b;W
ûbannühärôt ynIa’ê-^T.ai
´iTTükä-´äºnî ‘~yIM;’B;
Bammaºyim rboÝ[]t;-yKi(2 WTT
Kî|-ta`ábör
`%B”)-r[;b.ti
wülehäbâ Al
lö´ hb’Þh’l,w>
tib`ar-Bäk hw<ëK'ti
tiKKäwè
al{å
lö´ ‘vae-AmB.
Bümô-´ëš

Terjemahan ayat 2
Ketika kamu melalui perairan, Aku akan bersama kamu; Dan melalui sungai, mereka tidak akan meluap engkau. Ketika kamu berjalan melalui api, kamu tidak akan terbakar, juga akan nyala api tidak menghanguskan kamu.

Yesaya 43:3
^[
yhwh(´ädönäy) ‘ynIa]
´ánî yKiª 3WTT

`^yT,(x.T
TaHTʺkä ab’Þs.W
ûsübä´ vWKï
Kûš ~yIr:êc.mi\
micraºyim ‘^r>p.k’
koprükä yTit;Ûn”
nätaºTTî

Terjemahan ayat 3
Karena Akulah TUHAN, Allahmu,Yang Mahakudus, Allah Israel, Juruselamat mu, Tuhan memberikan Mesir untuk tebusanmu, Etiopia dan Seba di tempatmu.

Yesaya 43:4
!TEÜa,w>
wü´eTTën ^yTi_b.h;a]
´áhabTîºkä ynIåa]w:
wa´ánî T’d>B;Þk.nI
nikBaºdTä yn:±y[eb.
bü`ênay T’r>q:ôy”
yäqaºrTä rv,’a]me 4WTT
më´ášer

`^vz:
zar`eºkä aybiäa’
´äbî´ ‘xr”z>Mimi
mimmizräH ynIa”+-^T.ai
´iTTükä-´äºnî yK
Kî ar”ÞyTi-la; 5WTT
´al-Tîrä´
`&’c<)B.q;a]
´áqaBBüceºKKä

Terjemahan ayat 5
Jangan takut, sebab Aku melindungi engkau. Dari barat dan dari timur Kusuruh anak cucumu datang berkumpul.

Yesaya 43:6

‘yn:b'
Bänay yaiybiÛh'
î häbî yail'_k.Ti-la;
´al-Tikl亴î !m"ßytel.W
ûlütêmän ynITeê
Tëºnî !ApC'l
laccäpôn rm:Üao 6WTT
´ömar
`#rc;y>
yücarTîw wyti_ar”B.
Bürä´tîw ydIÞAbk.liw>
wülikbôdî ymiêv.b
i bišmî ar”äq.NIh;
hanniqrä´ lKo… 7WTT
Köl
Terjemahan ayat 7
Sebab mereka semua telah dipanggil dengan nama-Ku, mereka Kuciptakan untuk mengagungkan Aku.”
 Perbandingan Dengan Beberapa Terjemahan Alkitab
Yesaya 43:1
NKJV AV FAYH
But now, this is what the LORD says– he who created you, O Jacob, he who formed you, O Israel: “Fear not, for I have redeemed you; I have summoned you by name; you are mine.
But now thus saith the LORD that created thee, O Jacob, and he that formed thee, O Israel, Fear not: for I have redeemed thee, I have called thee by thy name; thou art mine.
TETAPI sekarang, hai Israel, TUHAN yang menciptakan engkau dan membentuk engkau telah berfirman, “Janganlah takut, karena Aku telah menebus engkau. Aku memanggil engkau dengan namamu; engkau kepunyaan-Ku.

Yesaya 43:2
NKJV AV FAYH
When you pass through the waters, I will be with you; And through the rivers, they shall not overflow you. When you walk through the fire, you shall not be burned, Nor shall the flame scorch you.

When thou passest through the waters, I will be with thee; and through the rivers, they shall not overflow thee: when thou walkest through the fire, thou shalt not be burned; neither shall the flame kindle upon thee. Apabila engkau mengarungi air yang dalam (kesukaran yang hebat), Aku akan menyertai engkau. Apabila engkau menyeberangi sungai (kesulitan), engkau tidak akan hanyut! Apabila engkau melintasi api (penindasan), engkau tidak akan hangus — api itu tidak akan membakar engkau.

Yesaya 43:3
NKJV AV FAYH
For I am the LORD your God, The Holy One of Israel, your Savior; I gave Egypt for your ransom, Ethiopia and Seba in your place. For I am the LORD thy God, the Holy One of Israel, thy Saviour: I gave Egypt for thy ransom, Ethiopia and Seba for thee. Karena Akulah TUHAN, Allahmu, Juruselamatmu, Yang Mahakudus, Allah Israel. Aku memberikan Mesir, Etiopia, dan Seba (kepada Koresy) sebagai tebusanmu, untuk membeli kemerdekaanmu.

Yesaya 43:4
NKJV AV FAYH
Since you were precious in My sight, You have been honored, And I have loved you; Therefore I will give men for you, And people for your life.
Since thou wast precious in my sight, thou hast been honourable, and I have loved thee: therefore will I give men for thee, and people for thy life. {life: or, person} Karena engkau berharga bagi-Ku dan mulia, dan Aku mengasihi engkau, maka Aku membiarkan orang-orang lain mati ganti engkau supaya engkau tetap hidup, dan Aku menyerahkan bangsa-bangsa ganti nyawamu..

Yesaya 43:5
NKJV AV FAYH
Fear not, for I am with you; I will bring your descendants from the east, And gather you from the west; Fear not: for I am with thee: I will bring thy seed from the east, and gather thee from the west; “Janganlah takut, karena Aku menyertai engkau. Aku akan mengumpulkan engkau dari timur dan dari barat,

Yesaya 43:6
NKJV AV FAYH
I will say to the north, ‘Give them up!’ And to the south, ‘Do not keep them back!’ Bring My sons from afar, And My daughters from the ends of the earth— I will say to the north, Give up; and to the south, Keep not back: bring my sons from far, and my daughters from the ends of the earth; dari utara dan dari selatan. Aku akan membawa anak-anak-Ku, laki-laki dan perempuan dari ujung-ujung bumi, untuk kembali ke Israel,

Yesaya 43:7
NKJV AV FAYH
Everyone who is called by My name, Whom I have created for My glory; I have formed him, yes, I have made him.” Even every one that is called by my name: for I have created him for my glory, I have formed him; yea, I have made him. yaitu semua orang yang disebut dengan nama-Ku. Akulah yang menciptakan mereka untuk kemuliaan-Ku; Akulah yang membuat dan membentuk mereka.”

c. Pembagian teks dan tema
Tema: Keselamatan (Allah ingin menyelamatkan bangsa Israel karena Allah sangat mengasihi Israel)
• ISI: Yes 43:1-7 Di bagian ini, Tuhan berjanji memberkati Israel dengan pemulihan yang menyenangkan, yang diberikan karena kasih-Nya dan yang bekerja melalui penebusan. Allah mengungkapkan kasih-Nya untuk Israel dan keuntungan-keuntungannya. Semua berkat yang terdaftar di sini lebih banyak berhubungan dengan orang yang menjadi anak Allah melalui iman kepada Yesus Kristus. Allah telah menciptakan dan menebus kita; kita adalah milik-Nya, dan Ia mengenal nama masing-masing kita (ayat Yes 43:1). Apabila kita mengalami kesulitan dan kesengsaraan, kita tidak akan hancur karena Dia ada bersama dengan kita (ayat Yes 43:2,5). Kita ini berharga dan mulia di pandangan-Nya, sasaran kasih-Nya yang besar (ayat Yes 43:4).
Tujuan: Nubuat keselamatan ini sejalan dengan yang termaktub dalam Yes 41:8-20; Israel tidak perlu takut-takut, Yes 43:1,5, sebab kenyataan bahwa dahulu dipilih oleh Tuhan menjamin pembebasan yang mendatang.

d. Analisa kata
43:1 “TUHAN” Kata Tuhan dalam ayat ini dalam bahasa ibrani memakai kata יהוה (Y@hovah) Ini berasal dari kata YHWH dari asal kata היה (hayah) yang memiliki arti Tuhan. Dalam Kel. 3:14 ini diterjemahkan sebagai “Aku.” Bentuk ini berasal dari kata kerja Ibrani “ada / menjadi.” .
“yang menciptakan engkau” dalam bahasa Ibrani memakai kata ברא (bara’) Ini adalah sebuah qal participle. Ini merupakan sebuah tema umum di seluruh Nyanyian Hamba. Di sini ini merujuk pada pembentukan bangsa tersebut (lih. Kejadian12,15,22). Baris kedua dari pasal 43 memiliki kata kerja paralelnya “dibentuk” (BDB 427, KB 428, qal participle, lih ay 21;. 44:2,21,24). YHWH tidaklah hanya Pencipta dari alam fisik tetapi juga umat perjanjian (lih. Kejadian 12,15,18,22).
“hai Yakub… hai Israel.” Dalam bahasa aslinya hai Yakub memakai kata יעקב (Ya‘aqob) dari asal kata עקב (‘aqab) yang artinya Yakub. Kemudia kata hai Israel dalam bahasa ibrani memakai kata ישׂראל (Yisra’el) dari asal kata שׂרה (sarah) yang memiliki arti Israel.Kedua vocative ini semuanya merujuk pada umat perjanjian secara kolektif, keturunan Abraham.
“Janganlah takut” dalam bahasa aslinya memakai kata janganlah memakai kata אל (al) dari asal kata לא (lo’) yang artinya tak pernah.sedangkan Takut dalam bahasa aslinya memakai kata ירא (yare’) yang artinya takut. Ini adalah sebuah perintah (BDB 431, KB 432, qal imperfect yang digunakan dalam pengertian jussive). Saangatlah sering ini adalah firman Allah bagi umat-Nya, terutama setelah pengasingan dan penghancuran Yerusalem dan Bait Allah (lih. 40:9; 41:10,13,14; 44:2; 54:4).
. Menebus engkau. Di sini, seperti sering muncul di tempat lain, kata “menebus” diterjemahkan dari gã’al “bertindak sebagai gôēl, atau saudara laki-laki terdekat yang menjadi penebus.” Melalui Yesaya, Allah menegaskan bahwa Dia akan memperlakukan Israel sebagai anggota keluarga-Nya; Dia akan menuntut hak-hak mereka dan akan memenuhi kewajiban-kewajiban mereka ganti mereka.
“Aku telah memanggil engkau dengan namamu” kata Aku telah memanggil engkau ini dalam bahasa ibraninya memakai kata קרא (qara’) dari asal kata קרא (qara’) yang memiliki arti memangil. Sedangkan kata engkau dengan namamu dalam bahasa aslinya memakai kata שׁם (shem) dari asal kata שׂום (suwm) or שׂים (siym) yang artinya nama. Ini (baik “menebus” dan “memanggil” adalah qal perfect) menunjuk pada pemilihan Allah akan Israel (lih. ay 7; 45:3-4). Ini adalah sebuah panggilan khusus melalui Abraham (lih. Kejadian 12,15,18,22).
“engkau ini kepunyaan-Ku” dalam bahasa aslinya memakai kata אתה ‘attah or (shortened) את ‘atta or את ‘ath feminine (irregular) sometimes אתי ‘attiy plural masculine אתם ‘attem feminine אתן ‘atten or אתנה ‘attenah or אתנה ‘attennah dari artinya engkau. Lihat ayat 21 dan Kel 19:5-6. Israel secara unik adalah umat YHWH.
43:2 “air… api… nyala api” kata “air… dalam bahasa aslinya memakai kata מים (mayim) api dalam bahasa alinya memkai kata אשׁ (‘esh) sedangkan nyala api bahasa Ibraninya להבה (lehabah) or להבת (lahebeth) dari asal kata להב (lahab) Ini adalah suatu naskah yang begitu indah! Hal-hal ini digunakan sebagai metafora untuk masalah, ketakutan, dan musuh!
“Akan menyertai engkau” dalam bahas Ibrani memakai kata את ‘(eth ) dari asal kata אנה (‘anah) yang merupakan jenis preposition yang memiliki arti terhadap. Ini adalah janji Allah yang terbesar (yaitu, hadirat pribadi-Nya, lih. ay 5; Ul 31:6,8; Maz 23:4; Mat 28:20).
“dan nyala api tidak akan membakar engkau” kata “dan nyala api dalam ibraninya memakai kata להבה lehabah or להבת lahebeth dalam AV memakai flame yang artinya api. Kata Tidak dalam bahasa aslinya memakai kata לא (lo’) merupakan jenis adjective. Sedangkan kata akan membakar engkau dalam bahasa ibraninya memakai kata בער (ba‘ar) yang artinya membakar . ini Sebagai salah satu contohnya lihat Daniel 3.
43:3 “Juruselamat” dalam bahasa ibrani memakai kata ישׁע (yasha‘ ) Arti dasar dari akar kata ini dapat diterjemahkan “menjadi lebar” (BDB 446, KB 448). Nama-nama Yosua dan Yesus didasarkan atas akar ini.
“menebus” ibraninya memakai kata כפר (kopher) dari asal kata כפר (kaphar) memiliki arti tebusan. Ini berbicara tentang mahalnya biaya penebusan. Tujuan dari ayat ini tampaknya adalah penaklukan Koresh II.
Dalam ayat 3 ini berbicara tentang Dasar untuk pemberian janji-janji persahabatan serta kelepasan dari penderitaan dan cobaan ini bukanlah suatu kehebatan atau kebaikan bangsa Yahudi, melainkan kebaikan dan anugerah Allah semata, dan komitmen-Nya sendiri sebagai Bapa dari umat perjanjian-Nya. Dia telah memberikan sebelumnya kepada bangsa Persia negeri Mesir dan sebagian Etiopia menjadi tambahan kerajaan mereka (ini ditambahkan pada masa pemerintahan Kambises, putera Koresy), sebagai upah karena melepaskan Israel dari tawanan Babel.
43:4 Engkau. Bangsa Israel berharga di mata sang Bapa, sebab dihiasi kesempurnaan Tuhan Yesus, yang oleh anugerah dipertalikan dengan mereka. 5. Mereka yang terserak dalam pembuangan akan dihimpun kembali dari semua penjuru geografis. Tetapi, secara tidak langsung, kedatangan kembali ke Sion kelihatannya juga menerangkan berhimpunnya semua umat pilihan (ay. 7) dalam Gereja Yesus Kristus, sebab mereka termasuk semua orang … yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku.
Ada paralel yang nampak antara
1. ay 3 – uang tebusan yang melibatkan Mesir, Kusy, Syeba dan bukan Israel
2. ay 4 – uang tebusan yang melibatkan
a. orang-orang lain
b. bangsa-bangsa lain
Proyek Naskah UBS (hal. 111) memberikan pilihan lain (misalnya, Asyur… Edom), yang ditemukan di terjemahan REB. Perubahan ini kemungkin tanpa perubahan konsonan. Namun demikian, Proyek Naskah UBS memberi peringkat opsi 1 sebagai A (probabilitasnya sangat tinggi). Ayat 3 dan 4 adalah sebuah cara sastra untuk menunjukkan kasih yang besar dari YHWH untuk Israel dan kehendak-Nya atas kemenangan militer Koresh untuk memastikan kembalinya Israel ke Palestina.
43: 5-7 Hal ini mencerminkan kembalinya dari pembuangan Babel yang diizinkan oleh Keputusan Koresh II.
43:7 “disebutkan… Kuciptakan… Kubentuk… Kujadikan” dalam bahasa asilinya kata disebutkan memakai kata קרא (qara’) kata Kuciptakan memakai kata ברא (bara’) ; kata Kubentuk memakai kata יצר ( yatsar) ; kata kujadikan memakai kata עשׂה (‘asah) Tuhan memiliki suatu maksud bagi Israel (lih. Ay 10; Kej 12:1-3; Kel 19:5-6)
BAB V
Aplikasi
Melalui Yesaya 43:1-7 kita melihat bagaimana pandangan Tuhan terhadap umat Isreal, sekalipun mereka telah memberontak terhadap Allah, namun Tuhan kembali membentuk, menebus, menolong, dan menyertai karena begitu berharga di mata Tuhan. Yes 43:1-7 Di bagian ini, Allah mengungkapkan kasih-Nya untuk Israel dan keuntungan-keuntungannya.Semua berkat yang terdaftar di sini lebih banyak berhubungan dengan orang yang menjadi anak Allah melalui iman kepada Yesus Kristus. Allah telah menciptakan dan menebus kita; kita adalah milik-Nya, dan Ia mengenal nama masing-masing kita (ayat Yes 43:1). Apabila kita mengalami kesulitan dan kesengsaraan, kita tidak akan hancur karena Dia ada bersama dengan kita (ayat Yes 43:2,5). Kita ini berharga dan mulia di pandangan-Nya, sasaran kasih-Nya yang besar (ayat Yes 43:4). Di sini Tuhan berjanji memberkati Israel dengan pemulihan yang menyenangkan, yang diberikan karena kasih-Nya dan yang bekerja melalui penebusan.
Dalam konteks ini juga Walaupun Israel telah berdosa kepada Tuhan, tetapi Tuhan tetap mengasihinya. Kasih yang bukan dilandaskan keadaan umat, tetapi karena Dia adalah Tuhan. Tuhan juga berotoritas menghibur dan memberi keamanan kepada umat-Nya dengan mengatakan, “Janganlah takut, engkau ini kepunyaan-Ku” (1). Tuhan yang telah menebus berjanji akan memelihara mereka. Sebagai orang-orang tebusan Tuhan, kita pun mempunyai jaminan pemeliharaan-Nya. Pada waktu kita takut menghadapi hidup ini, ingatlah bahwa Tuhan telah menebus kita dan berpeganglah pada janji-janji-Nya.
Manusia berharga. Jika kita telah ditebus dengan darah Yesus, adakah hal lain yang membuat kita mempertanyakan kasih Tuhan kepada kita? Dia melakukan semuanya ini karena sebagai ciptaaan-Nya, kita berharga di hadapan-Nya. Kekuatan, kejayaan, dan kekayaan Mesir, Etiopia, dan Syeba tak memiliki arti apa-apa bila dibandingkan dengan darah Yesus. Dia menciptakan kita untuk kemuliaan-Nya (7b). Diciptakan dan hidup dalam Yesus Kristus untuk melakukan pekerjaan baik, yang telah dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalam-Nya. Bila kita berharga di mata Tuhan, layakkah kita menyia-nyiakan hidup?

Dipublikasi di Uncategorized | 1 Komentar

RINGKASAN BUKU TEOLOGI PERJANJIAN BARU DONALD GUTHRIE

RINGKASAN
TEOLOGI PERJANJIAN BARU I
(ALLAH, MANUSIA, KRISTUS)

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG PERJANJIAN BARU

Ada tiga macam sumber yang menjadi sasaran penelitian latar belakang, yaitu PL, tulisan-tulisan Yahudi Palestina dan tulisan-tulisan Helenistik. Bobot nisbi masing-masing sumber tersebut akan dibahas di bawah ini.
Penyelidikan tulisan PB secara sepintas memperlihatkan adanya kaitan yang erat antara PL dan PB. PB tidak mungkin dimengerti dengan benar apabila PL dibuang. Banyaknya kutipan PL dalam PB menunjukkan betapa besar arti kesinambungan yang menghubungkan zaman Kristen dengan zaman PL.
ALLAH

A. ALLAH SEBAGAI PENCIPTA, BAPA DAN RAJA
Perjanjian Baru tidak berusaha untuk membuktikan keberadaan Allah. “Bukti-bukti teistik” berasal dari masa dan kemudian, yaitu pada masa di tulisnya apologetika dan disusunnya teologi sistematik. Teologi PB di mulai dengan beberapa keyakinan yang besar, yakni bahwa Allah ada, bahwa Dia menciptakan manusia dan terus menerus menaruh perhatian pada manusia. Memang keseluruhan struktur pemikiran orang Kristen purba menerima keyakinan-keyakinan ini sebagaimana adanya
a. Allah sebagai Pencipta
Tidak ada keraguan bahwa orang-orang Kristen meyakini tanpa memperdebatkan bahwa Allah adalah pribadi yang memulai alam semesta ini. Meraka mengambil alih keyakinan ini dari PL dan juga dari pengajaran Yesus. Pernyataan yang peling jelas dari pernyataan Yesus di catat dalam kitab-kitab injil sinoptik mengenai tema ini terdapat dalam Markus 13:19 (“sejak awal dunia, yang di ciptakan Allah”).

b. Allah sebagai Bapa
Ajaran tentang kebapaan Allah adalah ajaran yang paling khas dalam PB dan khususnya dalam ajaran Yesus. Pada masa itu, orang-orang penyembahan berhala beribadah kepada dewa-dewanya dalam suasana ketakutan, tetapi pandangan Kristen tentang kebapaan Allah memberikan unsure kemesraan kedalam hubungan manusia dengan Allah yang tidak ada bandingannya dalam dunia kafir.
c. Allah sebagai Raja dan Hakim
Di dalam keseluruhan PB ditemukan keyakinan bahwa Allah adalah Raja. Konsep ini khususnya terpusat dalam ungkapan “Kerajaan Allah” atau “Kerajaan surge” pengertian konsep ini secara utuh akan dibahas dalam bagian mengenai misi Kristus, tetapi jelas bahwa konsep kerajaan itu menunjukkan adanya seorang Raja yang memerintah rakyatnya.

B. SIFAT-SIFAT ALLAH
a. Kemuliaan Allah
Dalam PB sering dikemukakan pengungkapan-pengungkapan yang berkenan dengan kemuliaan Allah dan terasa di belakang pengungkapan-pengungkapan itu terdapat latar belakang PL yang kuat. Kata Ibrani untuk “kemuliaan” (kavod) mula-mula digunakan untuk hal-hal yang mempunyai arti kemegahan, kehormatan, atau sifat yang menonjol, tetapi segera memperoleh arti yang khusus pada waktu diterapkan pada Allah.
b. Hikmat dan pengetahuan Allah
Penulis-penulis Yahudi sering berbicara tentang hikmat, tetapi tidak membicarakannya sebagai sifat Allah melainkan sebagai sesuatu yang berasal dari Allah. Hikmat itu dilukiskan sebagai kecemerlangan terang Allah yang kekal.
c. Kekudusan Allah
Sifat Allah yang paling khas dalam PL ialah kekudusanNya. Walaupun bangsa-bangsa, benda-benda dan tempat-tempat di sebut kudus, tetapi ini hanyalah arti “dikhususkan bagi Allah”, sebenarnya hanya Allahlah yang kudus.

d. Kebenaran dan keadilan Allah
Konsep yang terakhir ini mengandung gagasan bahwa Allah tidak memihak-mihak, tidak membeda-bedakan. Sulit bagi orang-orang Yahudi untuk menerima gagasan ini, karena mereka yakin bahwa Israel adalah bangsa yang dikasihi Tuhan, sehingga mereka merasa bahwa mereka lebih ungggul dari pada bangsa-bangsa bukan Israel dalam pandangan Allah.
e. Kasih dan anugerah Allah
Keyakinan bahwa Allah adalah Allah yang pengasih merupakan keyakinan yang mendasari semua bagian PB. Keyakinan ini mempunyai dasar yang kuat dalam PL dan dalam tulisan-tulisan Yahudi, tetapi dalam PB hal ini diperjelas dan mempunyai peranan yang lebih menonjol.

MANUSIA DAN DUNIANYA

A. Pandangan Dunia Kuno Tentang Manusia
1. Perjanjian lama
Dalam bagian sebelumnya, mengenai ajaran tentang Allah, telah ditunjukkan bahwa PB menerima tanpa mempersoalkan pandangan PL mengenai Allah sebagai Pencipta. Dengan demikian manusia dipandang sebagai makhluk ciptaan Allah. Manusia diciptakan dengan memiliki tubuh secara fisik. Ia digambarkan sebagai debu tanah (Kej 2:7; 3:19). Meskipun pandangan modern menganut proses evolusi sebagai teori asal mula segala sesuatu, tetapi kesaksian PL secara jelas menyatakan bahwa manusia memiliki keunggulan yang khusus diatas binatang-binatang yang juga adalah ciptaan. Fakta untama yang terungkap dari PL ialah bahwa semua manusia berdosa. Kisah tentang kejatuhan Adam serta akibat-akibatnya merupakan suatu bentuk ringkasan kisah tetang pengalaman manusia pada umumnya.

2. Agama Yahudi
Catatan singkat diatas tentang manusia dalam PL berpusat pada kejadian-kejadian pada masa lalu dan masa sekarang. Tidak banyak yang dikemukakan PL mengenai nasib akhir manusia secara individu pada masa yang akan datang. Dengan kebebasan kemauan yang dimilikinya, manusia dapat mengalahkan pengaruh yang merugikan dari yang ada dalam dirinya. Nampaknya ben sira menganggapa bahwa kecenderungan untuk berbuat jahat itu diciptakan Allah walaupun ia tidak menguraikan kesimpulan logisnya. Hal ini dikemukakan kemuadian dalam tulisan midrasyim. Dalam tulisan tersebut Allah dipandang sebagai pencipta dan hukum taurat dianggap sebagai jalan keluar untuk melepaskan diri dari kuasa itu. Dalam bagian yang lain nampaknya ben sira ingin menyamakan iblis dengan manusia itu sendiri. Meskipun demikian disitu juga dikutip tentang kerapuhan manusia sebagai alasan atas ketidakmampuan manusia mengatasi yester hara.
3. Helenisme
Apabila kita mempelajari pandangan Yunani mengenai manusia, kita dihapkan pada bentuk dualism yang berbeda sama sekali; kunci mengenai hal ini terdapat dalam teori plato mengenai gagasan-gagasan. Bentuk dualisme ini sangat berpengaruh dalam pikiran orang-orang Yunani pada masa didirikanya jemaat kriten dan merupakan faktor utama dalam perkembangan bentuk gnostisisme pada abad ke dua. Karena itu pergumulan manusia dapat dianggap sebagai pergumulan antara akal budinya dengan bagian tubuh jasmaninya yang lain.
Karena itu pergumulan manusia dapat dianggap sebagai pergumulan antara akal budinya dengan bagian tubuh jasmaninya yang lain. Walaupun plato tidak melangkah sejauh penganut-penganut gnostik yang menganggap segala materi bersifat jahat, namum ia berpendapat bahwa tubuh itu merupakan suatu dunia kejahatan. Tentu saja menurut pikiran ini para ahli filsafat mempunyai kesempatan lebih besar dari pada orang biasa untuk memperoleh keselamatan.
B. Dunia
1. injil sinoptik
Dalam kitab- kitab Injil sinoptik kata kosmos digunakan dalam pengertian; planit bumi”, atau dalam dalam pengertian dunia manusia. Tentu saja hal itu dapat mempunyai arti suatu sikap hidup yang materialistis, sepertiyang dikemukakan dalam (Lukas 12:30), yang berbeda dengan sikap hidup yang mengutamakan kerajaan Allah. Dikatakan juga bahwa seluruh dunia ini merupakan tantangan sasaran pemberitaan injil.
Sama sekali tidak terdapat gagasan mengatakan bahwa dunia itu sendiri adalah jahat. Namun pada waktu Yesus dicobai, iblis menawarkan semua kerajaan dunia untuk diberikan kepada-Nya (Matius 4:8-9), tawaran ini mendukung pandangan bahwa dunia ada dlam kuasa iblis tetapi hal ini merupakan suatu konsep yang berbeda dengan pandangan gnostik yang mengatakan bahwa pada dasarnya materi itu sendiri adalah jahat.
2. Tulisan Yohanes
Konsep “dunia” dalam kitab injil Yohanes memegang peranan yang lebih penting dalam menyajikan berita tentang Yesus dibandingkan dengan kitab- kitab injil sinoptik. Yohanes menggunkan kata tersebut dalam arti yang beraneka ragam. Dalam penggunaan istilah “kosmos” dalam arti orang-orang. Apabila dikatakan bahwa Allah mengasihi dunia ini, maka jelaslah bahwa yang dimaksudkan adalah dunia manusia, yang mampu percaya kepadanya.
3. Kisah Para Rasul
Dalam kisah para rasul, seperti juga dalam kitab injil sinoptik, keberadaan roh jahat diakui secara pasti. Iblis disebutkan 3 kali (Kis 5:3; 13:10; 26:18). Ada beberapa kasus kerasukan roh jahat yang tercatat dalam Kisah Para Rasul, meskipun jumlahnya jauh lebih sedikit daripada yang tercatat dalam kitab injil sinoptik. Meskipun demkian orang dibabaskan dari kuasa jahat yang terjadi dalam pelayanan Yesus. Pengusiran setan dilakukan oleh rasul-rasul (Kis 5:16), mereka melakukan pengusiran setan ini dibeberapa tempat yang terpisah jauh Yerusalem, samaria, filipi, efesus.
4. Paulus
Pandangan Paulus tentang penciptaan ialah bahwa Allah sendiri yang menciptakan segala sesuatu (Rom 1:25). Namun lebih kanjut ia menghubungkan Kristus juga dalam penciptaan yaitu sebagai palaku dalam penciptaan (Kol 1:15). Sesungguhnya paulus memandang ciptaan itu bukan saja sebagai sesuatu yang diciptakan oleh Kristus tetapi juga diciptakan untuk dia. Paulus memandang bumi berpusat pada Kristus bukan pada manusia. Penggunaan kosmos dalam arti dunia manusia, ini merupakan ciri khas PB. Arti inilah yang paling dimaksudkan oleh Paulus pada waktu ia berbicara tentang Kristus yang datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa (I Tim 1:15).
Tetapi Paulus tidak mendukung pendapat bahwa dunia pada dasarnya adalah jahat. Ia melihat orang Kristent sebagai cahaya ditengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya yang hidup di dunia (Fil 2:15).
5. Ibrani
Surat ibrani ini memberikan banyak penjelasan mengenai malaikat-malaikat. Penulis ini merasa perlu untuk membuktikan keunggulan Kristus atas malaikat-malaikat, mungkin karene beberapa orang terlalu banyak menaruh perhatian pada mereka (Kol 2:18). Ia berpendapat bahwa tugas malaikat ialah menyembah Allah. (Ibr 1:6). Ada dua buah pernyataan yang meyebutkan tentang fungsi malaikat dalam Ibr 1:7 malaikat-malaikat di umpamakan sebagai “bagai” dan nyala api” Maz 104:4 dan mereka dianggap sebagai pelayan-palayan.

C. Manusia dalam dirinya sendiri
1. Kitab-kitab Injil Sinoptik
Titik tolak kita dalam mempertimbangkan pokok pembahasan mengenai manusia ialah bahwa Yesus sebagai manusia secara utuh memperlihatkan citra manusia yang sempurna. Bukti tentang Yesus sebagai manusia yang sejati akan di bahas dalam bagian tentang kristologi dan tidak akan diteliti disini. Namun hal-hal yang menonjol dalam kemanusian Kristus perlu diperhatikan-pengaruhNya yang kuat terhadap orang-orang lain. Dalam catatan kitab- kitab injil, Yesus menonjol melebihi orang-orang lain sebagai manusia yang unik. Diri-Nya merupakan tolok ukur bagi semua manusia lainnya. Pembahasan PB tentang kemanusiaan yang sejati berbeda sekali dengan pembahasan modern mengenai manusia. Gambaran dalam injil Yohanes yang selalu mencatat komunikasi antara Bapa dan Anak, menunjukkan hal ini secara lebih jelas. Hal ini diperlihatkan juga dalam kitab-kitab injil sinoptik, dalam Mat 11:25.

a. Keunggulan manusia atas binatang
Pada waktu Yesus berkata, “kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit. (Mat 10:31). Ia memperlihatkan suatu perbandingan yang tidak perlu dipersoalkan lagi. Pandangan yang sama terlihat juga dalam kecaman Yesus kepada mereka yang mempersoalkan tetang penyembuhan seorang pada hari sabat, padahal mereka sendiri akan menyelamatkan hewan mereka pada hari sabat apabila hewan tersebut jatuh ke dalam lobang (Mat 12:10, 11).
b. Nilai manusia yang sangat besar di hadapan Allah
Tidak ada kesan bahwa Yesus mendukung pandangan yang mengatakan bahwa lingkungan yang sempurna dapat membawa pada perwujudan potensi manusia secara sempurna pula. Misi Yesus didasarkan pandangan yang menganai keadaan manusia sebagaimana adanya. Pada waktu ia berkata bahwa memiliki tubuh yang cacat lebih baik kehilangan hidup (Mrk 9:43-47).
c. Pandangan Yesus mengenai “daging”
Apa yang menajiskan seseorang ialah yang keluar darinya dan bukan yang dari luar dirinya (Mrk 7:14). Kenajisan itu berasal dari pikiran manusia bukan dari dagingnya. Namun daging itu sendiri dipandang sebagai sesuatu yang rela melayani pikiran manusia karena daging itu lemah (Mat 26:41). Dalam catatan Lukas kata “daging dan tulang” membedakan Yesus yang sudah bangkit (Luk 24:39).
d. Pandangan Yesus mengenai manusia dalam masyarakat
Yesus sendiri merasa prihatin terhadap orang- orang terendah dalam masyarakat, terhadap orang-orang miskin dan melarat, terhadap orang-orang tuli, orang buta dan orang lumpuh (Mat 11:4). Seseorang dalam bersikap dan bertindak harus memperhitungkan tanggung jawabnya dalam masyarakat.
2. Tulisan-tulisan Yohanes
Ajaran tentang manusia terdapat dalam kitab injil Yohanes sangat berhubungan erat dengan perbedaan besar antara Allah dan dunia. Namun gagasan utama dalam kitab injil Yohanes, seperti dalam kitab injil sinoptik adalah bahwa manusia makhluk yang diciptakan Allah. Allah adalah terang dan sumber kehidupan manusia (Yoh 1:4). Orang-orang yang tidak memiliki terang itu tidak diterangi. Gambaran Yesus menurut Yohanes ialah gambaran seorang manusia yang berada dalam puncak kemuliaan-Nya (Yoh 1:14).
3. Kisah Para Rasul
Dalam kisah para rasul manusia dipandang sebagai makhluk yang harus taat kepada Allah (Kis 5:29,32). Ketidaktaatan orang-orang Israel kepada Allah merupakan salah satu tema utama dalam pembelaan stefanus (Kis 7:39). Hal ini tidak didasarkan atas konsep tanggung jawab bersama, tetapi atas pengulangan sejarah. Kesadaran ini tidak mudah diterimah terutama dalam lingkungan Yahudi.
4. Istilah-istilah manusia
a. Psukhe (nyawa)
Paulus menggunakan istiah ini tidak terlalu penting, ia hanya menggunakannya sebanyak 13 kali, digunakan hanya untuk menunjukkan hidup manusia (Rom 11:3;16:4, Fil 2:30). Menurut Paulus jiwa tidak mungkin ada tanpa hadirnya tubuh dan sebaliknya. Paulus memang tidak mungkin memakai kedua pengertian itu dalam penjelasannya mengenai seorang pribadi yaitu pribdi keseluruhan.
b. Pneuma (roh)
Disini tidak membicarakan pengertian pneuma sebagai gambaran tentang pengaruh atau karunia rohani dalam kehidupan orang-orang percaya. Dalam pengertian ini pneuma bertentangan langsung dengan sarx (daging). Paulus memakai istilah pneuma dalam arti yag lebih luas dan bukan psukhe, karena dorongan oleh pengalaman pertobatannya yang jelas oleh Allah. Dan istilah pneuma itu terlalu terpusat pada manusia sehingga tidak begitu sesuai dengan tujuan Paulus.
c. Kardia (Hati nurani)
Istilah kardia digunakan dalam arti batin manusia yang utuh. Paulus memandang hati manusia sebagai pelaku iman yang menunjukkan penyerahan seluruh pribadi seseorang kepada Kristus. Allah telah membuat terang-Nya bercahaya di dalam kardia supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus (2 Kor 4:6; Ef 1:18). Karena kardia dalam bahasa aslinya tidak melayani Allah, maka tidak mengherankan kalau ditemukan pernyataan kelaliman hati. Kata kardia kadang-kadang berarti “kehendak” mis (I Kor 4:5) yang menyatakan bahwa Allah akan memperlihatkan apa yang direncanakan did lam hati (I kor 7:37).
d. Nous (akal budi, pikiran)
Kata nous mempunyai pengertian konotasi yag jelas, namum Paulus menggunakan kata tersebut ia memakai cara khas ibrani. Bahwa nous itu merupakan yang universal dari manusia. Apabila nous (akal budi) tidak mengakui Allah, maka nous itu menjadi rendah (adokimos) dan mengakibatkan timbulnya tingkah laku yang tidak pantas (Rom 1:28).
e. Suneidesis (hati nurani, suara hati)
Ini berhubungan akal budi,arti dasar kata itu ialah pengetahuan suatu tindakan, disertai penilaian tentang tindakan itu. dalam surat kiriman Paulus, kata suneidesis digunakan dalam berbagai makna:
1. Dalam Rom 2:15 ia berbicara tentang orang bukan Yahudi bahwa “suara hati mereka turut bersaksi dan suara hati mereka saling menuduh atau saling membela”
2. Dalam Rom 9:1; II Kor 1:12 mengatakan bahwa suara hatinya turut bersaksi, tetapi hal itu dilakukannya hanya sebagai penekanan.
3. Fungsi suara hati, meskipun sudah jelas, tidak untuk membenarkan diri sendiri karena menghakimi ialah Tuhan (1 Kor 4:4).

f. Sarx (daging)
Dalam penggunaan kata sarx, terdapat aspek ganda yang berhubungan dengan dosa. Manusia yang dilihat sebagai sarx ialah manusia sebagai anggota dunia jahat yang sekarang ini (Gal 1:4). Pandangan paulus mengenai keselamatan mencakup pembebasan manusia dari keadaan dunia sekarang ini, dari manusia yang dianggap sarx menjadi manusia yang rohani (pneuma).

g. Soma (Tubuh)
Tujuan yang sesungguhnya dari tubuh itu ialah sebagai bait Roh Kudus, karena itu Allah dapat dimuliahkan dalam tubuh itu (1Kor 6:19-20). Hal ini langsung membedakan tubuh dengan daging dan memperlihatkan bahwa soma lebih unggul daripada daging. Beberapa ahli teologi mengaburkan ajaran Paulus mengenai “tubuh” berarti manusia yang seutuhnya. Menurut pandangan ini ”tubuh” tidak berarti tubuh jasmani.
5. Paulus: Pokok-pokok lain
Dapat disimpulkan pendekatan Paulus sebagai berikut:
1. Memandang manusia sebagai makhluk, namun sebagai makhluk yang diciptaan menurut dan gambar danrupa Allah.
2. Manusia dalam keutuhannya diharapkan untuk memuliahkan Allah.
3. Bagaimanapun manusia tidak dapat membebaskan diri dari tanggung jawab atas penolakannya terhadap Allah, karena sudah memberikan kemampuan untuk mengerti.
4. Mebedakan manusia duniawi dan manusia rohani

a. Hubungan antara laki-laki dan perempuan
Menurut pandangan Paulus mengenai hal ini adalah sebagai berikut; manusia pertama laki-laki dan perempuan diciptakan menurut gambar dan mereka saling melengkapi dan saling membutuhkan.
b. Gambaran Allah
Manusia telah kehilangan kemuliaan-Nya karena dosa tetapi gambaran Allah itu tidak seluruhnya terhapus.
6. Surat ibrani
Dalam surat ibrani tidak ada pertentangan antara roh ddan daging seperti yang terdapat dalam surat Paulus (Ibrani 2:24) dipakai untuk menggambarkan keadaan manusia yang dimiliki oleh semua orang dan yang juga dimiliki oleh Yesus pada waktu ia menjadi manusia.
Hal ini menunjukkan bahwa dalam keadaan alamiahnya hati nuraninya tersebut tidak sempurna (Ibr 10:2).seluruh kehidupan orang Kristen merupakan kehidupan yang menjaga supaya hati nuraninya tetap baik (Ibr 9:14).

D. MANUSIA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN ALLAH
1. Kitab-kitab Injil Sinoptik
a. Aneka ragam segi dosa menurut istilah yang dipakai
Kata yang umum dipakai untuk dosa (hamartia) muncul dalam beberapa dalam kitab-kitab injil Sinoptik. Suatu istilah lain yang dipakai untuk menyatakan bahwa manusia berutang. Dalam doa “Bapa kami” disampaikan permohonan “ampunilah kami akan kesalahan kami” Mat 6:12 kata ini diterjemahkan ‘kesalahan’ ialah ofeilema berarti utang. Dalam hal ini kedurhakaan merupakan suatu keadaan batin. Kecaman Yesus terhadap orang yang munafik itu begitu keras sehingga ia mengajukan pertanyaan, bagaimana mungkin kamu meluputkan diri dari hukuman neraka (gehenna) Mat 23:23.
b. Petunjuk lain tentang dosa manusia
Dalam suatu perumpamaan, Yesus mempertentangkan sikap seorang Farisi yang membenarkan diri dengan sikap seorang pemungut cukai yang mengakui keadaan dirinya sebagai manusia berdosa. (Lukas 18:9-14).
Dalam ajaran Yesus hukuman yang paling dasyat terhadap sikap membenarkan diri. Mat 23 tetapi yang ditekankan disini ialah kesalahan-kesalahan yang disebabkan sikap manusia yang terlalu percaya pada kemampuan dirinya sendiri; penekanan ini mempertajam perhatia terhadap penghakiman yang tidak terelakkan (Mat 23;19;24:26).
c. Pandangan Yesus tentang dosa manusia
1. Dosa meliputi semua manusia
2. Dosa itu bersifat batiniah
3. Dosa berarti perbudakan
4. Dosa berarti perbudakan
5. Dosa sepatutnya mengakibatkan hukuman

2. Tulisan –tulisan Yohanes
a. Pengertian dosa
Kata umum untuk dosa hamartia hampir selalu dipakai dalam bentuk tunggal biasanya berarti keadaan berdosa dan bukan dosa-dosa secara pribadi.
1. Dosa sebagai keadaan manusia yang terasing dari Allah
2. Dosa sebagai ketidakpercayaan
3. Dosa sebagai ketidaktahuan
4. Dosa mendatangkan maut
5. Dosa meliputi semua manusia
6. Dosa sebagai kedurhakaan

b. Masalah dualisme
Menurut Yohanes tidaklah benar untuk memisahkan secara tajam antara pandangan vertical dan horizontal. Namun injil Yohanes sama sekali tidak ada pertentangan yang mendasar diantara kedua pandangan tersebut. Menurut injil Yohanes raja dunia ini digambarkan sebagai musuh yang sudah dikalahkan, walaupun semua orang yang tidak percaya masih berada di bawah pengaruhnya. Kristus menjadi pusat dalam Injil Yohanes.
3. Kisah Para Rasul
Kata poneros (Kis 17:5; 18:14; 25:18) lebih berhubungan dengan tindakan kriminal daripada dengan tindakan dosa secara umum. Kata kakas juga dipakai secara khusus untuk tindakan penganiayaan yang dilakukan oleh Saulus (Kis 9:13). Kata kikia (Kis 8:22) yang menceritakan tentang petrus yang mengajak simon si tukang sihir bertobat dari kejahatannya.
4. Paulus
Paulus mengungkapkan gagasan tentang dosa dan kemudian membahas tema memperlihatkan bahwa dosa itu hampir seperti suatu pribadi. Mempelajari ajaran Paulus mengenai hubungan antara dosa dan daging, dosa dan maut, tanggung jawab, penghukuman dan asal mula dosa.

a. Pengertian dosa
Kata hamartia digunakan secara umum dalam pengertian perbuatan-perbuatan dosa dan di pakai dalam bentuk jamak dan tunggal.
Bentuk tunggal dari hamartia hampir selalu mengambarkan keadaan berdosa dan bukan berarti suatu tindakan membuat dosa.
1. Dosa sebagai utang
Pengertian dosa sebagai utang yang harus di tebus dengan cara memperbanyak perbuatan baik, sama sekali tidak terdapat dalam tulisan-tulisan paulus.
2. Dosa sebagai pelangaran
Paulus memakai kata parabasis sebanyak lima kali, dandari pemakaian itu kita mendapat kesan bahwa dosa adalah gerakan membelok dari jalan yang lurus.
3. Dosa sebagai kedurhakaan
Jika dosa merupakan penyimpangan dari dari jalan yang sudah diketahui, maka dosa dapat memburuk menjadi kedurhakaan, sebagaimana tampak secara khusus dalam pemakaian kata anomia.
4. Dosa mencakup perbuatan-perbuatan lahiriah dan sikap-sikap batin
Paulus dan orang-orang yahudi yang sezaman denganya sama-sama senang menyusun daftar perincian tentang dosa, yaitu meliputi perbuatan dan sikap. Hal ini memperlihatkan betapa luasnya tafsiran paulus mengenai dosa.
5. Dosa sebagai tuan
Paulus memakai ungkapan “hamba dosa”(Rom 6:16-17) untuk menjelaskan keadaan manusia yang terbelenggu.
6. Dosa sebagai kepalsuan
Dalam Rom 1:18 kejahatan jelaslah sebagai penindasan terhadap kebenaran. Disamping itu orang jahat telah menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan telah menyembah makhluk ciptaan bukan pencipta.
b. Pengertian suatu dosa sebagai suatu pribadi
Paulus dapat berbicara seakan-akan tubuh manusia sudah menjadi milik dosa (Rm 6:6) Paulus bebicara tentang dosa yang mendapat kesempatan karena adanya perintah, seakan-akan mengupayahkan adanya rupa-rupa keinginan membangkitkan keinginan melakukan perbuatan mental yang berdosa.
c. Dosa mencakup semua manusia
Ini ditegaskan dalam Rom 5:12 pandangan Paulus mengenai peranan Adam dan masalah dosa, tak dapat disangkal Paulus menerima dan mengakui bahwa semua orang harus mengalami kematian.
d. Dosa dan daging
Karena manusia berpaling dari Allah, maka sarx menyimpang kea rah dosa; sebenarnya sarx tidak dapat menghindari diri dari perbuatan dosa.
e. Dosa dan tanggung jawab manusia
Mencerminkan keayakinan bahwa manusia harus mempertanggung jawabkan dosanya, terutama aspek dosa yang dipandang sebagai pemberontakan terhadap Allah.
f. Dosa dan hukuman
Akibat dosa sering disebut Paulus ialah maut. Maut dianggap musuh terahkir (1Kor 15:56). Kematian yang merupakan satu-satunya kesudahan dosa (Rom 6:21) benar-benar bertentangan kehidupan yang diberikan sebagai karunia melalui Kristus.
g. Asal mula dosa dalam diri mannusia
1. Tidak beranggapan bahwa manusia diciptakan dengan keadaan yang berdosa.
2. Diperlihatkan bahwa seluruh manusia telah berbuat dosa
3. Hubungan erat dengan dosa ialah maut
5. Surat ibrani
a. Dosa dan dosa-dosa
Istilah untuk dosa dalam bentuk jamak, hamartia digunakan untuk menghubungkan system pengorbanan dengan kebutuhan manusia (Ibr 9:26; 13:11)
b. Dosa sebagai ketidakpercayaan dan ketidaktaatan
Ia memandang ketidaktaatan bangsa israel, sehingga mereka akan menyadari akan beratnya akibat yang menimbulkan jika mereka sendiri menyerah pada ketidaktaatan yang serupa.
c. Segi-segi dosa yang lain
Tugas seorang iman besar adalah demi “pelanggaran-pelanggaran yang dibuat oleh aumatnya dengan tidak sadar”(Ibr 9:7).

YESUS KRISTUS (KRISTOLOGI)

YESUS SEBAGAI MANUSIA
2.1 Yesus Sebagai Manusia Sejati
Dalam kitab-kitab Injil sinoptik kita mendapat tiga gambaran mengenai Yesus dari Nazaret. Dalam masing-masing penggambaran tersebut terdapat perbedaan dalam banyak hal, namun semuanya berpusat pada manusia yang sama. Diantara ketiga Injil sinoptik, hanya Markus yang memberikan petunjuk dalam kata-kata pembukaannya dengan memperkenalkan seseorang yang lebih dari seorang manusia, namun di antara ketiga penulis lainnya itu, Markuslah yang lebih memusatkan perhatiannya pada Yesus sebagai manusia. dengan mengikutsertakan kisah kelahiran Yesus, (lihat bagian mengenai kelahiran dari anak dara pasal 16:1). Catatan mengenai kelahiranNya menggambarkan Yesus dalam keluarga manusia yang biasa, yang juga mengalami semua permasalahan yang biasa terjadi. Peristiwa pada masa kanak-kanak Yesus yang diceritakan, memperlihatkan keadaan keluarga yang bersifat manusia biasa, yaitu kecemasan orang tua karena kehilangan anaknya.
Ketiga kitab Injil sinoptik menganggap pembaptisan Yesus sebagai permulaan pelayananNya. Hal ini dimaksudkan untuk memperlihatkan persamaan Yesus dengan orang-orang yang datang untuk dibaptis oleh Yohanes.
2.2 Yesus Sebagai Manusia Yang Tidak Berdosa
Dalam rangka menyelidiki kemanusiaan Yesus, kita harus memikirkan juga keterangan PB yang jelas mengenai keadaanNya yang tidak berdosa. Tidak ada catatan yang khusus dalam kitab-kitab Injil sinoptik mengenai pernyataan Yesus sendiri bahwa ia tidak berdosa, tetapi ada tanda-tanda di dalamnya yang mendukung ketidak berdosaan Yesus itu. Yesus tidak pernah membuat pengakuan dosa.
Tuhan Yesus memperlihatkan sikap penolakan yang peka terhadap dosa, misalnya pada waktu ia menghardik usaha Petrus yang salah yang ingin membelokan Dia dari Konsekuensi misiNya sebagai Mesias.

MESIAS
3.1 Gelar Mesias
a. Gelar Yesus Sebagai Mesias
Gelar-gelar Kristus dapat dibagi secara sederhana, yaitu yang mengandung dan yang tidak mengandung gelar Mesianis. Kata “Mesias” dalam konteks ini berarti tokoh pembebasan (penyelamat) yang diharapkan orang Yahudi, yaitu seorang yang akan menjadi wakil Allah untuk pembentukan suatu zaman baru bagi umatNya. Kata Mesias berasal dari bahasa Ibrani dan juga bahasa Yunani untuk kata itu adalah “Khristos” (berarti yang diurapi) dari hal ini terlihat bahwa Yesus dipandang sebagai orang yang secara khusus ditahbiskan untuk tugas yang tertentu. Dari penyelidikan di atas mengenai pemakaian gelar Mesias kepada Yesus, kita telah melihat bahwa jemaat PB percaya sekali bahwa Yesus menggenapi pengharapan yang lama akan kedatangan seorang penyelamat.
b. Anak Daud
Gelar Anak Daud erat kaitannya dengan gelar Mesias. Gelar itu muncul beberapa kali dalam PB, dan ada petunjuk-petunjuk tambahan bahwa orang-orang Kristen mula-mula mengakui pentingnya asal usul Yesus dari keturunan Daud. Gagasan tentang Mesias sebagai raja dari keturunan Daud dapat ditelusuri dari janji Allah kepada Daud dalam II Samuel 7:6. Bukti bahwa gelar Anak Daud digunakan oleh orang banyak terutama terdapat dalam kitab Injil Matius.
3.2 Yesus Sebagai Hamba
Konsep hamba yang menderita dengan jelas memainkan peranan penting dalam pengertian kita tentang karya Kristus. Ungkapan bahasa Yunani pais theou yang berarti “Anak Allah” atau “Hamba Allah”. Tetapi tujuan kita sekarang ialah untuk menemukan fungsinya bagi ajaran tentang Kristus sebagai hamba Allah. Hamba adalah seorang pengantara, Yesus melihat perananNya sebagai hamba dengan menderita demi orang lain, yang dapat dianggap sebagai bukti yang sah bahwa Yesus menyatakan penggenapan diriNya dalam peran hamba menurut Yesaya. Beberapa orang berpedoman pada Markus 10:45-Matius 20:28 untuk mendukung konsep tentang hamba, Hamba yang dimaksud dalam kitab Yesaya adalah hamba Allah.
3.3 Anak Manusia
Dari semua gelar Yesus dalam kitab-kitab Injil Sinoptik, gelar “Anak Manusia” merupakan gelar yang paling penting. Sebutan-sebutan Anak Manusia memperlihatkan pandangan Yesus sendiri mengenai identitasNya. Sebutan Anak Manusia yang mengarah pada kehidupan Yesus di dunia.
Gelar Anak Manusia dihubungkan dengan berbagai unsure yang hanya mendapat arti berdasarkan satu anggapan pokok, bahwa Yesus berpikir tentang diriNya sebagai Mesias sorgawi yang menggenapi suatu pelayanan di dunia demi manusia, yang akan mencapai puncaknya dalam kemuliaan yang terakhir
3.4 Yesus Sebagai Tuhan
Kata Kurios (Tuan) digunakan pada masa PB sebagai gelar kehormatan yang diberikan kepada seseorang yang lebih tinggi kedudukannya.

by: devianti Tuwongkesong

Dipublikasi di Uncategorized | Meninggalkan komentar

pembinaan warga gereja

1. PENDAHULUAN
Gereja adalah suatu kehidupan bersama religius yang berpusat pada penyelamatan Allah dalam Tuhan Yesus Kristus. Kehidupan bersama itu dibentuk oleh orang-orang yang atas pertolongan Roh Kudus menerima dengan percaya terhadap penyelamatan Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus. Pengertian demikian menunjukkan bahwa Gereja memiliki segi ilahi dan segi manusiawi. Segi ilahi Gereja adalah sebagai buah penyelamatan Allah, maka Pemilik dan Penguasa Gereja adalah Allah. Segi manusiawi Gereja adalah sebagai kehidupan bersama religius, yang oleh pertolongan Roh Kudus diciptakan dan diselenggarakan secara lembagawi oleh manusia.
Sebagai suatu kehidupan bersama religius yang lembagawi, Gereja membutuhkan kepemimpinan. Kekhasan kepemimpinan Gereja di dasarkan pada segi ilahi dan segi manusiawi Gereja. Dari segi ilahi gereja, Gereja adalah buah penyelamatan Allah, yang hidupnya dipimpin oleh Allah melalui bekerjanya Roh Kudus dengan Alkitab sebagai alat-Nya. Dari segi manusiawi, Gereja adalah suatu kehidupan bersama religius yang dipimpin oleh manusia yang atas kehendak Allah dalam kebijaksanaan-Nya dipanggil secara khusus untuk melaksanakan tugas kepemimpinan. Oleh karena itu, apa yang diputuskan dan atau yang dilakukan oleh manusia dalam memimpin Gereja, harus dapat dipertanggungjawabkan kepada Allah.
Untuk menentukan bahwa suatu keputusan dan atau tindakan manusia dalam memimpin Gereja dapat dipertanggungjawabkan kepada Allah, dipakai tiga tolok ukur yang berjenjang. Tolok ukur tertinggi adalah Alkitab yang secara mutlak menentukan kebenaran tolok ukur yang lain, serta dalam bimbingan dan penguasaan Roh Kudus. Di bawah Alkitab adalah pokok-pokok ajaran Gereja yang dibuat berdasarkan Alkitab untuk menjadi pegangan bagi Gereja di dalam kehidupan dan pelaksanaan tugasnya.
Setiap Gereja adalah Gereja Allah yang mandiri yaitu Gereja yang memiliki kewenangan dan mampu mengatur diri sendiri, mengembangkan diri sendiri, dan membiayai diri sendiri. Dalam mewujudkan kemandiriannya setiap Gereja wajib mengembangkan kebersamaan dengan Gereja lain baik secara klasikal maupun sinodal. Sebaliknya, dalam kebersamaan klasikal dan sinodal wajib mengembangkan kemandirian setiap Gereja. Semua pelayanan gereja adalah pembinaan warga gereja agar mampu melaksanakan tugas panggilan Tuhan. Pembinaan merupakan usaha gereja untuk mendewasakan warga gereja, agar melalui proses belajar dan mengalami perubahan diri yang terus menerus, warga gereja mau dan mampu bersaksi, bersekutu dan melayani di tengah-tengah gereja dan masyarakat.

FUNGSI DAN PERANAN PEMBINAAN GEREJA:
 Peran Anggota Jemaat Dalam Pembangunan Jemaat
Seperti dikemukakan oleh Rob van Kessel, apapun yang dipikirkan oleh orang beriman mengenai nilai-nilai kekristenan seperti kasih, pengampunan, harapan yang sangat diperlukan oleh kehidupan masyarakat pada umumnya, akan lenyap dari sejarah kalau hal-hal itu tidak dihayati dalam rangka hidup ber-Gereja. Berdasarkan pemahaman ini, maka semua usaha perbaikan hidup ber-Gereja itu tidak akan ada maknanya kalau dilepaskan dari hakikat keberadaan Gereja. Dengan demikian keseluruhan usaha perbaikan hidup ber-Gereja itu seharusnya terarah pada dan demi perwujudan Gereja sesuai dengan hakikat keberadaannya. Dengan kata lain, segala usaha perbaikan hidup ber-Gereja itu seharusnya demi dan untuk perwujudan Gereja sesuai dengan kehendak Kristus.
Pembangunan Jemaat sebagai suatu panggilan Gereja, didasarkan pada penggunaan istilah oikodome (pembangunan) dan oikodomein (membangun, mendirikan, membuat) yang dipakai dalam alkitab. Dalam Perjanjian Lama, kata oikodomein itu dipakai untuk menunjuk pada pekerjaan atau perbuatan Allah yang membangun Bait-Nya (mis. Yes. 66:1 bdk. Kis. 7:48; Yer 33:7). Kata “Bait” dalam Perjanjian Lama ini dipahami sebagai “tempat Allah berdiam”, yaitu tempat dalam arti fisik (bangunan Bait Allah) maupun dalam arti sekelompok orang yang disebut dengan kata ”umat Allah’. Dalam PB, pengertian “Bait” sebagai ”umat” juga berlaku, dan bahkan oleh Tuhan Yesus maupun oleh Rasul-rasul-Nya secara tegas menunjuk kepada “Gereja” sebagai suatu persekutuan orang beriman (Yoh. 2:21; Kis. 9:31; Ef. 2:19-22). Dengan singkat dapat dikatakan bahwa Pembangunan Gereja itu sebenarnya adalah pekerjaan Allah sendiri.
Namun selanjutnya, dalam rangka melaksanakan pekerjaan-Nya itu, Allah juga melibatkan orang-orang beriman dalam Gereja untuk ikut ambil bagian dalam karya-Nya. Kesediaan Allah melibatkan orang-orang beriman dalam pekerjaan-Nya itu, dapat kita jumpai dalam firman-Nya : ” Dan biarlah dirimu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan (oikodome) rumah rohani (I Petrus 2:5) “. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun orang beriman sebagai manusia memiliki berbagai keterbatasan dan kelemahan, namun Allah sendirilah yang menghendaki. Allah menghendaki agar orang-orang beriman menggunakan seluruh kemampuannya untuk ikut ambil bagian dalam karya-Nya (Mat. 22: 37-40). Oleh karena itu, Allah sendiri pula yang memperlengkapi orang-orang beriman untuk ikut ambil bagian dalam pekerjaan-Nya (I Kor. 12:4; I Kor. 14:12), dan yang pada akhirnya Allah jugalah yang menyempurnakan pekerjaan orang beriman dalam pembangunan Gereja-Nya (I Kor. 13:8-12). Apa yang dilakukan oleh Allah dan yang juga dipercayakan kepada orang-orang beriman, itu Allah lakukan dengan tujuan agar Kerajaan Allah semakin terwujud di dunia ini menuju kepada kesempurnaannya, yang berlangsung secara bertahap sebagai suatu pertumbuhan (I Kor. 3:6; Wahyu 21:2) Dari apa yang telah diuraikan di atas dapat dikatakan bahwa sebagai suatu panggilan, Pembangunan Jemaat adalah upaya orang-orang beriman untuk melibatkan diri dalam pekerjaan Allah, dengan bimbingan Roh Kudus serta terbuka menggunakan ilmu pengetahuan yang dimiliki secara bertanggung jawab, dan dilakukan tahap demi tahap, sehingga Gereja menjadi seperti yang dikehendaki oleh Kristus.
Penetapan struktur dan strategi penataan Gereja sebenarnya harus merupakan penjabaran dari pemahaman kita tentang hakekat dan fungsi Gereja. Alkitab menggunakan beberapa istilah dan lukisan yang menolong kita untuk memahami hakekat Gereja yang sebenarnya. Gereja adalah: ekklesia, yaitu Gereja yang kudus dan am yang tidak nampak yang merupakan umat tebusan Allah yang dipanggil keluar dari dunia ini, yang juga melibatkan ke dalamnya sebagian dari gereja yang nampak yaitu gereja-gereja lokal; tubuh Kristus, yang menekankan hubungan organis yang ada antara warga gereja dengan Kristus dan dengan sesama warga dan yang di dalam mana berbagai karunia Kristus dinyatakan dan dipraktekkan; pengantin perempuan Kristus, yang menunjuk kepada kasih Kristus dalam harga tebusan-Nya untuk kita dan tujuan akhir mulia kita dalam kekekalan kelak; bangunan Allah, yang menekankan penghayatan kehadiran Allah dalam ibadah yang aktif menyatakan kasih dan pelayanan; Kerajaan Allah, yang menghubungkan gereja dengan pemerintahan dan rencana Allah atas semesta ini; keluarga Allah, yang melukiskan keakraban hubungan persekutuan dalam keluarga Allah tersebut; kawanan domba Allah, yang menegaskan ketergantungan gereja kepada Sang Gembala dan jaminan Sang Gembala pada gereja; dan kebun anggur Allah, yang menekankan tentang apa yang Allah tunggu dan harapkan dari gereja-Nya.
Dari ungkapan-ungkapan tadi dapat kita simpulkan beberapa karakteristik penting dalam kehidupan gereja: 1) kudus: yaitu umat yang ada di dalam Kristus dan karya-Nya dan karena itu telah dikuduskan dan sedang hidup terus dalam proses pengudusan; 2) am: yaitu sifat universal dari gereja yang merangkul seluruh umat tebusan dari zaman PL, PB sampai kedatangan Kristus kedua kali, tanpa memandang perbedaan-perbedaan kelas; 3) apostolik: dibangun atas Alkitab sendiri dan dipanggil untuk mempertahankan sifat Alkitabiah ini; 4) misioner: bertugas sebagai utusan Kristus yang bersaksi tentang Kristus kepada dunia ini.
Sebenarnya semua hakekat gereja tadi telah ditemukan dan ditekankan ulang oleh perintis-perintis Reformasi, tetapi mengapa pertumbuhan selanjutnya tidak sesuai? Penyebabnya mungkin karena para Reformator terlalu sibuk menekankan pada ajaran yang melawan ajaran Roma Katolik, hingga pada akhirnya gereja-gereja Reformasi sangat ditandai oleh penekanan pada pemberitaan Firman oleh golongan cleros. Akibatnya, umat yang seharusnya dinamis dan interaktif, kurang dikembangkan.

 Tujuan Pembangunan Jemaat
Dalam Gereja, usaha perbaikan hidup dan karya Gereja itu secara garis besar dapat dibagi ke dalam dua tujuan pokok, yaitu : pertumbuhan ekstensif (pertumbuhan ke luar) dan pertumbuhan intensif (pertumbuhan ke dalam). Pertumbuhan Ekstensif mengandaikan adanya perluasan gereja karena adanya pertambahan anggota gereja baru. Pengandaian ini diinspirasi oleh pengalaman gereja pada zaman Para Rasul, dalam memberitakan injil kepada bangsanya dan bangsa-bangsa lain. Usaha itu mengakibatkan munculnya gereja-gereja baru yang menggembirakan, karena ada banyak orang-orang baru yang menggembirakan, karena ada banyak orang-orang baru dibaptiskan (Kisah 2:41). Namun kegembiraan karena munculnya gereja-gereja baru itu segera disusul oleh adanya keprihatinan baru, yaitu keprihatinan akan kelangsungan, kesinambungan, dan pendalaman penghayatan iman akan Tuhan Yesus Kristus. Itulah sebabnya pertumbuhan ekstensif itu segera ditindak-lanjuti dengan pertumbuhan intensif. Pertumbuhan Intensif mengandaikan perlunya warga gereja baru itu semakin mendalami penghayatan imannya akan Yesus Kristus (Kisah 2:42).
Dalam suratnya kepada Jemaat Korintus, Paulus mengatakan bahwa dalam rangka pertumbuhan ke dalam, orang luar sejak semula harus sudah diperhatikan (I Kor. 14:23-25). Hubungan pertumbuhan ke dalam dan ke luar juga ditegaskan oleh kenyataan bahwa jemaat yang berkembang dengan baik, selalu menimbulkan daya tarik untuk orang luar (bdk. Kisah 2:41-47). Dari sudut pandang yang lain, perhatian ke luar juga penting bagi pembangunan ke dalam. Gereja yang hanya sibuk dengan kelangsungan dan keselamatan dirinya sendiri, niscaya kehilangan daya tariknya. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa dalam rangka memperbaiki kehidupan gereja itu merupakan usaha serempak membenahi pertumbuhan ke dalam demi pertumbuhan ke luar, sekaligus membenahi pertumbuhan ke luar sebagai prasyarat bagi pertumbuhan ke dalam.
Namun tujuan Pembangunan Jemaat itu pertama-tama dan terutama bukan demi pertumbuhan ke luar dan ke dalam itu semata.Tujuan Pembangunan Jemaat adalah agar Gereja dalam hidup dan karyanya di dunia ini sungguh-sungguh menjadi Gereja Tuhan Yesus sebab, gereja adalah buah karya penyelamatan Allah yang difungsikan oleh Allah untuk ikut ambil bagian dalam karya penyelamatan Allah atas seluruh umat manusia (Kisah 13:2, 17:18; Matius 4:18-22; 2 Timotius 1:7-9, 2:3). Oleh karena itu, tujuan Pembangunan jemaat bukan semata-mata demi dan untuk gereja itu sendiri. Tujuan Pembangunan Jemaat lebih luas dari Gereja, yaitu mengusahakan agar tindakan yang dilakukan di dalam dan oleh Gereja, senantiasa mengacu pada tujuan karya Penyelamatan Allah dalam relasi dinamis dengan konteks kehidupannya, yaitu kedatangan Kerajaan-Nya di dunia ini.
Secara kategorial, tujuan dari pembinaan warga gereja, sebagai beikut:
a. Tujuan Umum :
• Upaya meperlengkapi orang-orang kudus bagi pelayanan dan pembangunan Tubuh Kristus.
• Mempersiapkan warga gereja untuk hadir dan berperan serta agar menjadi berkat di tengah-tengah masyarakat
b. Tujuan Instruksional :
• Meningkatkan kemampuan warga gereja dalam persekutuan, pelayanan dan kesaksian.
c. Tujuan Operasional :
• Di bidang persekutuan
• Di bidang pelayanan
• Di bidang kesaksian
• Di bidang peribadahan

 Gereja yang bertumbuh
Pertama, keterlibatan umat sangat dipengaruhi oleh iklim gereja. Yang dimaksud dengan iklim ialah pengakuan , dan perlakuan terhadap setiap anggota jemaat sebagai subyek dalam hidup dan karya Gereja. Pengakuan dan perlakuan itu akan terwujud apabila :
Talenta, potensi, dan kemungkinan yang dikaruniakan Tuhan kepada setiap anggota jemaat diakui, dihargai dan didaya-gunakan secara optimal. Informasi yang benar / jujur yang diperlukan bagi hidup berkeluarga, ber-Gereja, dan bermasyarakat disebar-luaskan kepada setiap anggota jemaat. Hal-hal yang berkenaan dengan hidup dan karya Gereja diputuskan oleh Pemimpin Gereja dengan melibatkan sebanyak mungkin anggota jemaat.
Kedua, penghargaan umat sebagai subyek gereja, berkaitan erat dengan gaya dan pola kepemimpinan gereja. Yang dimaksud dengan Kepemimpinan adalah gaya dan sifat kepemimpinan yang dipraktikkan baik oleh Pejabat Gereja maupun para pelayan Gereja lainnya dalam menjalankan tugas mereka. Gaya dan sifat kepemimpinan akan memampukan para pemimpin sendiri maupun anggota jemaat yang dipimpinnya apabila :
Gaya kepemimpinan kolektif-kolegial, partisipatif, dan kemampuan anggota jemaat dikembangkan. Pengembangan diri para Pemimpin Gereja dan para pelayan Gereja lainnya diperhatikan secara memadai. Sifat kepemimpinan yang saling melayani / menggembalakan diberlakukan.
Ketiga, penghargaan umat sebagai subyek gereja, juga dipengaruhi oleh keterlibatan umat dalam merumuskan tujuan dan tugas gereja. Yang dimaksud dengan tujuan adalah segala sesuatu yang ingin diraih oleh Gereja, sedangkan yang dimaksud dengan tugas adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan dalam rangka meraih tujuan Gereja.Tujuan dan Tugas akan jelas, relevan, terjangkau, dan menarik apabila :
Tujuan dan tugas Gereja dirumuskan secara jelas oleh Pemimpin Gereja dengan melibatkan sebanyak mungkin anggota jemaat. Karya Gereja dituangkan dalam perencanaan karya / pelayanan Gereja yang mengacu pada Visi – Misi Gereja dan tuntutan hidup anggota jemaat. Karya Gereja membuka peluang bagi anggota jemaat untuk dapat belajar banyak tentang hidup dan karya orang beriman.
Keempat, keterlibatan umat sebagai subyek gereja juga ditentukan oleh struktur gereja yang memberi tempat. Yang dimaksud dengan Struktur Gereja adalah keseluruhan relasi timbal balik yang diatur dan ditata sedemikian rupa antara anggota jemaat secara individual maupun bersama-sama dengan para Pejabat Gereja dan pelayan Gereja lainnya. Relasi itu bisa formal maupun informal. Struktur Gereja akan relevan dengan tuntutan hidup dan karya Gereja apabila :
Keaneka-ragaman keberadaan anggota jemaat (usia, pekerjaan, minat, aspirasi politik, tradisi ber-Gereja dsb.) diakui dan ditata dalam struktur. Karya kelompok-kelompok anggota jemaat diintegrasikan dengan Visi dan Misi Gereja. Komunikasi dan kerjasama timbal balik saling memampukan antar Kelompok anggota jemaat dan antara Kelompok anggota jemaat dengan lembaga Gerejawi maupun non-Gerejawi dijalankan dengan baik.
Kelima, keterlibatan umat akan diwarnai oleh perasaan senang kalau gereja menolong setiap umat menemukan identitas dirinya sebagai orang beriman dan sebagai gereja. Yang dimaksud dengan Jatidiri / Identitas adalah pemahaman yang dihayati oleh setiap anggota jemaat tentang siapa dan apa tugas mereka sebagai orang beriman maupun siapa dan apa tugas mereka secara bersama-sama sebagai Gereja. Penghayatan Jatidiri / Identitas yang baik akan menjadi sumber inspirasi bagi setiap anggota jemaat dalam menjalani hidup dan karya Gereja. Penghayatan Jatidiri / Identitas akan inspiratif apabila :
Latar belakang keberadaan dan tradisi Gereja dihayati oleh segenap anggota jemaat. Paham tentang inti Gereja dihayati oleh segenap anggota jemaat. Konteks di mana anggota jemaat dan Gereja menjalani hidup dan karyanya disadari dan dikenal dengan baik oleh segenap anggota jemaat.Panggilan, peran, fungsi setiap anggota jemaat sebagai orang beriman dipahami oleh segenap anggota jemaat.

Kesimpulan:
Gereja yang sehat adalah gereja yang bertumbuh sesuai dengan hakekat dan fungsi seperti yang digariskan Alkitab. Pengertian bertumbuh adalah semakin berfungsinya gereja sebagai umat yang beribadah dan bersekutu, dibangun atas kebenaran dan memelihara kebenaran serta mencapai dunia ini dengan Injil. Tentu saja, pertumbuhan akan berjalan bersama dengan perkembangan yang berarti penambahan jumlah.Secara serius dijadikan bentuk penataan kehidupan gereja, akan memungkinkan gereja bertumbuh dan berlipat ganda, memuliakan Allah.

Dipublikasi di Uncategorized | Meninggalkan komentar

Teologi Sistematika ( Kristologi dan Soteriologi)

Nama : Devianti Tuwongkesong
Semester : IV Pastoral (Penggembalaan)
M. Kulia : Teologi Sistematika ( Kristologi dan Soteriologi)

Tugas II:
1. Apa makna atau pengertian,serta frase yang di berikan dalam kitab Kisah Para Rasul 16:31?
2. Berikan pengertian tentang Anugerah tidak bisa di tolak?
3. Apakah Makna dari kehancuran atau kerusakan total?

Jawab:

1.A. Makna dari kitab Kisah Rasul 16:31 yang berbunyi demikian Jawab mereka: “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu.”
Sebelum saya menjelaskan tentang makna dari kitab kisah para rasul 16:31 ini terlebih dahulu kitab mencari tahu arti atau pengertian dari kata “Seisi”. Kata “Seisi” adalah tambahan karena dalam bahasa asli ditulis “rumah (keluarga)” (‘HO OIKOS’) saja. Tentu saja tidak bermakna bahwa seluruh keluarganya selamat gara-gara hanya ia saja yang percaya, tetapi keselamatan itu diberikan kepada mereka seperti kepadanya. Keluarganya akan selamat sebagaimana ia di selamatkan.
Sehingga kita bisa tarik makna dalam ayat ini yaitu bahwa keselamatan membawa dampak bagi orang-orang sekitar. Dimana seorang yang sudah diselamatkan akan menjadi saksi bagi orang lain yang belum diselamatkan. Sehingga Orang-orang lain akan melihat perubahan hidup murid Kristus dan kebajikan yang ditampakkannya akan membawa orang lain juga datang kepada Kristus.
B. Frase dari kitab Kisah Para Rasul 16:31 ini yaitu 16:31 “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus ” Kata pisteu∩ dapat diterjemahkan “percaya”, “iman”, atau “kepercayaan”. Terutama adalah respon mempercayai kehendak (lih. 10:43). Perhatikan juga bahwa yang dipercayai adalah pribadi, bukanlah sebuah doktrin atau sistem teologis. Orang ini tidak memiliki latar belakang Yahudi (lih. Kota Niniwe dalam kitab Yunus). Namun, persyaratan untuk keselamatan penuh sangatlah sederhana dan sama saja! Ini adalah ringkasan paling singkat dari Injil dalam PB. Pertobatannya ditunjukkan dengan tindakannya. “engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu” Zaman dahulu agama kepala keluarga adalah agama dari semua anggota keluarganya (lih. 10:02, 11:14, 16:15, 18:8) . Bagaimana hal ini bekerja pada seseorang, tidak jelas, tetapi harus melibatkan level iman seseorang pada bagian masing-masing individu. Paulus lalu memberitakan firman Tuhan kepada kepala penjara dan kepada seisi rumahnya (lih. ay.32).

2. Pengertian “Anugerah tidak dapat di tolak” menurut Pengikut Calvin yaitu Anugerah Allah tidak dapat di tentang karena Allah memiliki “Anugerah yang tidak dapat di tolak” Dalam hal ini ia tidak mengartikan bahwaYehova menindas kehendak manusia seperti mesin giling yang sangat besar yang sukar di kendalikan ! Anugerah yang tidak dapat di tolak tidak didasrkan kepada kemahakuasaan Allah, sebaliknya pada karunia kehidupan yang di kenla dengan pembaharuan / regenerasi. Karena semua orang mati mau tidak mau di tarik oleh iblis, penguasa maut, dan semua roh orang yang hidup di terima oleh Yehova, Allah bagi yang Hidup, Tuhan kita sungguh memberikan orang-orang pilihanNya Roh kehidupan! Pada saat Ia melakukannya maka perwujudan rohani dari dua prinsip mereka yang berlawanan itu berubah. Dimana mereka dulu untuk pertama kalinya “Mati dalam pelanggaran dan dosa” dan berorientasi kepada iblis, sekarang mereka di jadikan hidup didalam Kristus” dan berorientasi kepada Allah. Pengikut Calvin juga mengurutkan peristiwa itu adalah pertama, Anugerah Allah akan kehidupan, kemudian Iman yang menuntun pada keselamatan.
Maksud dari Anugerah yang tidak dapat ditolak juga yaitu Ketika Tuhan memanggil orang untuk diselamatkan, dan pada akhirnya orang tersebut akan datang kepada keselamatan. Dalam bahasa Inggris: Irresistible Grace adalah doktrin dalam teologi Kristen terutama yang terkait dengan Calvinisme, yang mengajarkan bahwa anugerah keselamatan Allah secara efektif diterapkan untuk siapa (umat pilihan) yang Ia tentukan untuk selamat, dan pada saat yang ditentukan Tuhan, menaklukkan perlawanan mereka untuk mematuhi panggilan Injil,serta membawa mereka kepada iman di dalam Kristus.
3. Makna dari kehancuran dan kerusakan Total dalam doktrin Calvin yaitu menurut doktrin kerusakan total (Total Depravity), setiap manusia lahir dalam keadaan yang menggenaskan. Manusia mewarisi dosa asal dari Adam yang mengakibatkan mereka memiliki status berdosa, dikuasai oleh dosa dan naturnya rusak oleh dosa. Masalah ini masih diperparah dengan otoritas Iblis dan pengikutnya atas orang-orang yang di luar Kristus, sehingga keadaan ini membuat manusia tidak mungkin memilih Allah. Tidak ada cara apa pun juga yang dapat dilakukan dari pihak manusia. Kondisi manusia yang sedemikian ini hanya dapat diperbaharui oleh karya Kritus, sehingga manusia kembali menjadi serupa dengan gambaran-Nya.
Kematian Yesus Kristus adalah merupakan suatu keharusan yang sebelumnya telah ditetapkan oleh Allah Tritunggal di dalam kekekalan, di mana Allah telah menyediakan keselamatan, yaitu melalui inkarnasi Yesus di dunia. Menurut Calvin, keselamatan yang Allah sediakan dalam kekekalan, hanya bagi sejumlah orang yang akan masuk dalam rancangan keselamatan-Nya. Hal inilah yang disebut dengan Predestinasi. Tentang doktrin ini, Calvin menjelaskan bahwa pemilihan adalah kedaulatan Allah dalam keselamatan yang bersifat kolektif (Ulangan 7:7-8) dan individual (Kejadian 45:7; Yesaya 10:21; Roma 9:13). Selanjutnya, Calvin menegaskan bahwa justru tanpa predestinasi Allah yang berdaulat ini, umat manusia akan terhilang dalam dosa secara kekal. Di dalam rencana penebusan-Nya, Allah memilih untuk menebus sebagian manusia untuk memuliakan nama-Nya yang kudus. Melalui hal ini, banyak orang menyerang Calvin dan menganggap Allah Calvin sebagai Allah yang pilih kasih, karena tidak memilih semua orang untuk diselamatkan.

Dipublikasi di Uncategorized | 1 Komentar

TAFSIR MAZMUR 2:1-12

Mazmur ini pada dasarnya merupakan mazmur kerajaan dengan banyak sifat yang sangat dramatis dan bahasa syair yang kuat. Termasuk didalamnya adalah sebuah sabda tentang Tuhan yang telah menimbul banyak penafsiran. Gunkel mengaitkannya dengan pesta perayaan penobatan seorang Raja Yehuda. Jika latar belakang aslinya memang demikian, maka mazmur ini sudah benar-benar disesuaikan dengan harapan mesianis yang lebih luas, sebagaimana pasal 1 membahas dua jalan hidup manusia secara perorangan, pasal 2 ini mengemukakan dua jalan bagi Bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa.
Mazmur pasal 1-3 berbicara pemberontakan bangsa-bangsa, mengapa? Dengan gaya bernubuat, pemazmur mengawali dengan dua pertanyaan retoris. Tujuan dari pertanyaan itu ialah menunjukan betapa tidak masuk akal orang-orang yang berusaha memberontak terhadap ketetapan yang Mahakuasa. Pemberontakan mereka terhadap umat Allah dan rajanya dianggap sebagai serangan terhadap Allah sendiri. Pada dasarnya, permusuhan ini diarahkan pada kepemimpinan Yehovah melalui orang yang di urapi oleh-Nya.
Mazmur pasal 4-6 jawaban Allah, Dia…tertawa…maka berkatalah Ia. Sebuah antropomorfisme yang gamlang melukiskan perbedaaan yang tajam diantara para raja kecil yang ketakutan dengan pemimpin tertinggi yang mengolok-olok mereka ( pengertian inti “ mempermalukan”). Tawa-tawa cepat berubah menjadi murka yang menyala-nyalanya dengan persetujuan ilahi si penulis.
Mazmur pasal 7-9, Rencana untuk yang diurapi. Tuhan berkata, sabda oleh orang yang diurapi Allah dinyatakan sebagai ketetapan Allah. Pernyataan, “ Anak-ku Engkau” pararel dengan “raja-ku” dalam jawaban Allah frasa ini dikenakan kepada Yesus ketika di baptis (mrk 1:11). Istilah kuperanakan merupakan bagian dari permusuhan adopsi di timur yang dipakai dalam hokum Hamurabi, perhatikan bahwa yang diurapi Allah mendapatkan dua janji –kekuasaan dari kemenangan sekalipun pemazmur mungkin berpikir bahwa yang di maksud dengan Anak adalah pemimpin pilihan itu ( II Samuel 7:14). Dari sudut PB kita mengetahui bahwa mesias menang sungguh-sungguh putra Allah.
Mazmur pasal 10-12, Nasihat kepada para raja, Bertindaklah bijaksana…terimalah pengajaran. Pilihan di berikan kepada raja bersama dengan nasihat agar bijaksana dan teratur dalam mengambil keputusan. Memilih hikmat adalah lebih dari sekadar menerima ketetapan Allah. Para raja itu harus melayani Tuhan dengan takut dan hormat yang layak bagi Dia. Menciun kaki dan tangan raja merupakan lambing penghormatan. Sebagaimana jalan orang fasik akan binasa dalam pasal 1, demikian juga jalan orang-orang yang tidak bersedia untuk melakukan penghormatan.

Dipublikasi di Uncategorized | Meninggalkan komentar

TAFSIRAN KITAB IBRANI Pasal 3:1-6

3:1 LAI
Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Yesus,

NKJV

Therefore, holy brethren, partakers of the heavenly calling, consider the Apostle and High Priest of our confession, Christ Jesus,

BGT

οθεν αδελφοι αγιοι κλησεως επουρανιου μετοχοι κατανοησατε τον αποστολον και αρχιερεα της ομολογιας ημων χριστον ιησουν

Dialamatkan kepada siapakan buku ini? Istilah “saudara” di gunakan berulang-ulang (2:11; 3:1,12; 10:19; 13:22) yang (sejalan dengan materi pokoknya) mengisyaratkan orang Yahudi percaya.
• “Sebab itu…” Jelas sekali si penulis berpikir bahwa peringatan ini berakar dalam apa yang sudah dikatakan di dalam pasal 2. Justru karena Dia adalah Raja yang telah merintis bagi kita, dan karena kita sedang diberi kesempatan untuk ikut di dalam kemenanganNya, maka kita perlu menghayati peringatan ini.
• “Yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi” Kata “yang mendapat bagian” dalam bahasa aslinya yaitu μετοχος (metochos) dari asal kata μετεχω (metecho) yang merupakan jenis adjektif yang artinya beroleh bagian, Draft Versi Interlinear Indonesia-Yunani, ini merupakan sesuatu yang SEDANG dikerjakan. Dan Konsep ini digunakan dalam beberapa cara dalam Alkitab yaitu :
1. Israel dipanggil oleh Allah menjadi kerajaan imam untuk membawa dunia kembali kepada Tuhan(. Kej 12:3; Kel 19: 5). Dalam PL ini adalah panggilan untuk pelayanan, bukan keselamatan individu, dan panggilan secara menyeluruh (bangsa Israel) untuk sebuah tugas yang diberikan (penginjilan seluruh dunia).
2. Masing-masing orang percaya dipanggil (lih. Yoh 6:44,65) untuk sebuah keselamatan kekal.
3. Setiap individu Kristen dipanggil untuk melayani tubuh Kristus melalui karunia rohani (I Kor. 12:7,11).

 “Pandanglah… Yesus” Ini adalah sebuah aorist active imperative. Artinya sungguh-sungguh memikirkan (10:24). Dalam konteks ini mengisyaratkan pembandingan pribadi dan karyaNya dengan para pemimpin dari perjanjian Musa. Kata “Pandanglah” dalam bahasa Yunani yaitu κατανοεω (katanoeo)dari asal kata κατα (kata) yang merupakan jenis verb atau kata kerja yang artinya perhatikanlah.

 “Rasul dan Imam Besar” Kedua gelar ini berurusan dengan superioritas Yesus atas Musa sebagai utusan resmi dan Harun sebagai imam besar suku Lewi. Pasal 3 dan 4 berurusan dengan superioritas Yesus atas Harun. Berhubung istilah Yunani bagi “utusan” dan “malaikat” adalah sama, “rasul,” yang adalah istilah Yunani “mengutus,” bisa berhubungan baik dengan para malaikat yang diutus Allah untuk melayani mereka yang diselamatkan (lih. 1:14) dan untuk Yesus yang diutus Allah untuk menebus mereka yang diselamatkan (lih. Yoh 3:17). Ini adalah satu-satunya tempat dalam PB di mana Yesus disebut “Rasul,” walau Yohanes menggunakan kata kerjanya berulang-ulang untuk merujuk padaNya sebagai diutus dari Bapa (lih. Yoh 3:17,34; 5:36,38; 6:29,57; 7:29; 8:42; 10:36; 11:42; 17:3,18,21,23,25; 20:21).

 “Rasul” Ini berasal dari kata kerja “mengutus” dalam bahasa yunani kata Rasul adalah αποστολος (apostolos) dari asal kata αποστελλω (apostello) dan kata mengutus ini digunakan oleh para rabi dalam pengertian seseorang yang diutus secara resmi sebagai perwakilan orang lain. Musa melayani dalam rumah Allah sebagai seorang hamba sedangkan Yesus adalah “seorang anak,” seorang anggota keluarga. Allah memanggil Musa untuk melayani, namun mengutus Yesus dari surga.

 “Imam Besar” Ibrani adalah satu-satunya buku dalam Alkitab yang menyebut Yesus imam besar. Diperlukan suatu argumentasi yang ekstensif untuk meyakinkan orang Yahudi abad pertama bahwa Yesus, seorang suku Yehuda, sesungguhnya adalah seorang imam. Masyarakat Gulungan Kitab Laut Mati mengharapkan dua Mesias, satu kerajaan (suku Yehuda) dan satu lagi keimaman (suku Lewi, lih. Maz 110; Zak 3-4).

 “Kita akui” Ini adalah kata Yunani homologia dari asal kata ομολογεω (homologeo) yang merupakan jenis noun f (=kata benda) yang memiliki arti pengakuan dalam Draft Versi Interlinear Indonesia-Yunani,ini merupakan sesuatu yang sedang dikerjakan.sedangkan Definisi Indonesia:[Barclay] ας {feminin}ini mempunyai arti pengakuan atau ikrar. yang adalah suatu majemuk dari “berkata” dan “sama.” Para pembaca telah membuat suatu pengakuan iman mereka dalam Yesus Kristus. Sekarang mereka harus berpegang kuat pengakuan/pernyataan tersebut (lih. 4:14; 10:23).
Dalam ayat 1, titik perbandingan adalah kesetiaan Musa. Musa setia, tapi pembelotan dalam Perjanjian Lama berlangsung di bawah Musa setia. Sekarang yang satu lebih besar dari Musa ada di sini, akan ada lagi pembelotan lain? Ada dua istilah yang jelas menunjukkan penulis menulis bagi orang yang beriman: saudara-saudara suci dan mengambil bagian dari panggilan surgawi. Dia tidak menulis kepada orang-orang yang datang dekat dengan percaya, tetapi untuk mereka yang percaya. Panggilan surgawi merujuk pada panggilan mujarab untuk keselamatan, dan mereka mengambil bagian dari panggilan itu. Kata Para pengambil bagian berarti bahwa “mereka adalah bagian dari itu.” Pada 3:14, mereka mengambil bagian Mesias, dalam 6:4, bagian dalam Roh Kudus, dan dalam 12:8, pengambil bagian dari disiplin ilahi. Mereka mengambil bagian karena mereka sangat percaya. Karena mereka adalah orang percaya yang nyata, penulis menyerukan kepada mereka untuk mempertimbangkan Rasul dan Imam Besar dari pengakuan kita. Kata Yunani untuk mempertimbangkan berarti “untuk membuat studi yang cermat atau penyelidikan.” Mereka sudah membuat pengakuan mereka, tapi setelah mereka mengakui bahwa Yesus adalah Mesias, langkah berikutnya, Yesus berkata dalam Matius 11:29, adalah untuk belajar saya. Mereka perlu untuk menatap pada-Nya, Mesias, bukan pada sistem Lewi yang berusaha untuk menarik mereka kembali. Di sini penulis memberikan dua gelar Mesias: Rasul dan Imam Besar. Ini adalah satu-satunya tempat di mana dua gelar yang digunakan Yesus.
Pertama, Dia adalah seorang Rasul. Dalam pengertian ini, Yesus seperti Musa. Rasul, seperti seorang nabi, mewakili Tuhan kepada manusia. Dalam hal ini, penulis tidak menggunakan istilah Rasul dalam arti yang sama seperti Dua Belas Rasul, tapi dia menggunakan kata Rasul dalam arti seorang utusan melalui siapa dispensasi baru muncul menjadi ada dan oleh siapa perjanjian dibuat. Seperti Yohanes 1:17 menunjukkan, ini benar dari kedua Musa dan Yesus. Melalui Musa, Perjanjian Musa dibuat dan Dispensasi Hukum dibawa masuk Melalui Yesus, Perjanjian Baru dibuat dan Dispensasi Kasih Karunia dibawa masuk Rasul kata yang sangat berarti “orang yang telah dikirim.” Allah mengutus Musa (Keluaran 3:1-6). Yesus Mesias adalah seseorang yang telah dikirim (Yoh. 3:34, 5:36-37, 17:3; 20:4).
Kedua, Ia juga Imam Besar. Seorang Imam Besar merupakan manusia kepada Allah. Dalam hal ini, Yesus adalah seperti Harun. Kedua gelar yang diberikan kepada Yesus: Rasul, yang membuat-Nya seperti Musa, dan Imam Besar, yang membuat Dia seperti Harun. Tema apostolik akan dikembangkan pada 3:01-04:13. Tema imam tinggi akan dikembangkan pada 4:14-07:28. Ini adalah Imam Besar dari pengakuan kita. Kata Pengakuan berarti pembaca secara terbuka mengakui iman mereka. Isi dari pengakuan mereka bahwa Yesus adalah Mesias (4:14; 10:23). Ini adalah orang percaya yang telah mengaku Yesus sebagai Mesias. Sekarang mereka perlu mempertimbangkan siapa Dia sebagai Rasul dan Imam Besar dari iman mereka.

3:2 LAI
Yang setia kepada Dia yang telah menetapkan-Nya, sebagaimana Musapun setia dalam segenap rumah-Nya.
NKJV

who was faithful to Him who appointed Him, as Moses also was faithful in all His house.

BGT
πιστον οντα τω ποιησαντι αυτον ως και μωσης εν ολω τω οικω αυτου

• “Yang setia kepada Dia yang telah menetapkan-Nya” Kata “Yang setia” dalam bahasa Yunani yaitu πιστος (pistos)dari asal kata πειθω (peitho) yang merupakan jenis adjective. Dalam Definisi Indonesia [Barclay]: mempunyai arti mempercayai secara teguh atau dipercayakan, sedangkan menurut [Yoppi] diartikan sebagai setia, percaya; secara subst.: mempunyai arti orang percaya. Sedangkan dalam Definisi Inggris: memiliki arti trusty atau faithful. Sedangkan kata “kepada Dia yang telah menetapkan-Nya” dalam bahasa Yunaninya yaitu ποιεω (poieo) yang merupakan bentuk Verb atau kata kerja, dalam Definisi Indonesia [Barclay]: mempunyai arti (pluperfek tanpa augment orang ke-3 jamak πεποιηκεισαν yang artinya berbuat, menyebabkan, menghasilkan, mengerjakan, menciptakan (tentang Allah); Sehingga Dalam konteks ini penekanannya adalah pada :
(1) Bapa memilih dan memperlengkapi Yesus untuk tugas penebusan yang ditugaskan (lih. Mar 3:14) dan ;
(2) Yesus menjalankan iman (present participle) di dalam Bapa sebagaimana orang percaya juga harus melatih iman. Dia benar-benar satu dengan umat manusia. Namun demikian, satu kemungkinan etimologi untuk “ditunjuk” adalah “menciptakan.” Arius menggunakan kata kerja “ditunjuk” dalam kontroversinya dengan Athanasius untuk menegaskan bahwa Yesus adalah ciptaan tertinggi (lih. Ams 8:22) dari Allah, tetapi tidak merupakan Tuhan itu sendiri (lih. Kis 2:36; Rom 1:4; Kol 1:15). Kontroversi di abad keempat ini menghasilkan pengajaran yang jelas akan satu hakikat illahi, namun tiga manifestasi pribadi kekal, Bapa, Anak, dan Roh Kudus (Trinitas). Ketiga pribadi illahi telah secara kekal terdiri dari satu Allah yang benar (lih. Yoh 1:1-18) Untuk diskusi singkat yang baik dari Arianisme.

 “segenap rumah-Nya” dalam bahasa yunaninya “ολος οικος” (holos oikos) Ini adalah referensi ke Bil. 12:7,8. Umat Allah sebagai rumah Allah adalah merupakan metafora Alkitab yang sering diulang (lih. ay 6, “rumah tangga,” Gal 6:10; I Tim 3:15; “Rumah rohani,” I Pet 2:5 , “keluarga Allah,” 4:17). “Rumah” digunakan enam kali dalam paragraf ini, kadang-kadang dengan konotasi bangunan dan kadang-kadang keluarga. Argumennya tampaknya berjalan sebagai berikut:
1. Musa adalah bagian dari rumah/keluarga Allah,tapi Yesus adalah yang membangunnya
2. Musa adalah seorang hamba, sementara Yesus adalah anggota keluarga
3. Musa gagal untuk mendatangkan perhentian Allah, sementara Yesus tidak akan gagal.

Dalam ayat 2 ini penulis mau mengatakan bahwa Musa adalah contoh tertinggi dari bangunan kesetiaan manusia pada Bilangan 12:07 dalam “Musa adalah setia dalam segala rumahnya.” Adalah Rumah Rumah Israel. Musa adalah setia dalam karyanya di House of Israel. Yesus lebih besar dalam kesetiaan dari Musa, sedangkan Musa bisa gagal sekali, namun Yesus tidak pernah gagal. Yesus setia kepada Allah Bapa yang ditunjuk-Nya untuk posisi ini.Untuk membuktikan klaimnya bahwa Yesus lebih unggul dari pada Musa dalam kesetiaan.

3:3 LAI
Sebab Ia dipandang layak mendapat kemuliaan lebih besar dari pada Musa, sama seperti ahli bangunan lebih dihormati dari pada rumah yang dibangunnya.
NKJV
For this One has been counted worthy of more glory than Moses, inasmuch as He who built the house has more honor than the house.
BGT
πλειονος γαρ δοξης ουτος παρα μωσην ηξιωται καθ οσον πλειονα τιμην εχει του οικου ο κατασκευασας αυτον

• “Dipandang layak mendapat kemuliaan lebih besar dari pada Musa” Kata “Dipandang layak”dalam bahasa Yunaninya αξιοω (axioo) dari asal kata αξιος (axios) yang merupakan jenis verb (=kata kerja).Dalam NKJV memiliki arti : counted worthy, dalam TB memiliki arti : dipandang layak .Menurut Draft Versi Interlinear Indonesia-Yunani,hal ini Sedang dikerjakan, sedangkan Definisi Indonesia [Barclay] memberikan arti : menganggap layak; menjadikan layak; dalam bentuk pasifnya memberikan arti patut. Dalam definisi Inggris: to think meet. Kata “mendapat kemuliaan” dalam bahasa Yunani δοξα (doxa) dari asal kata δοκεω (dokeo). Kata “lebih besar” dalam bahasa Yunani πλειων (pleion) neuter πλειον (pleion) or πλεον (pleon). Kata “dari pada” dalam bahasa Yunani παρα (para), Kata “Musa” dalam bahasa Yunani Mωσευς (Moseus) or Mωσης (Moses) or Mωυσης dari asal kata hebrew yaitu משׁה Mosheh. Ini adalah sebuah perfect passive indicative. Ini sudah pasti menjadi suatu pernyataan yang secara absolut menggoncangkan orang Yahudi (cf. II Cor. 3:7-11).

3:4 LAI

Sebab setiap rumah dibangun oleh seorang ahli bangunan, tetapi ahli bangunan segala sesuatu ialah Allah

NKJV
For every house is built by someone, but He who built all things is God.

BGT
πας γαρ οικος κατασκευαζεται υπο τινος ο δε τα παντα κατασκευασας θεος

• “Sebab setiap rumah dibangun oleh seorang ahli bangunan” Kata “Sebab” dalam bahasa Yunani γαρ (gar) Asal Kata a primary particle yang merupakan Jenis conjuktive. Dalam Definisi Indonesia: [Barclay] ini merupakan kata penghubung: karena; memang. Dalam Definisi Inggris: memakai kata for. Kata “Dibangun” dalam bahasa yunani κατασκευαζω (kataskeuazo) dari asal kata κατα (kata) yang merupakan Jenis verb (=kata kerja). Dalam TB memiliki arti : diatur 1, dibangun dipersiapkan 1, mempersiapkan 5, menyiapkan. Dalam Draft Versi Interlinear Indonesia-Yunani, hal ini SEDANG dikerjakan; Definisi Indonesia:[Barclay] menyiapkan; membangun; [Yoppi] mempersiapkan, membangun, mengatur; Definisi Inggris: to furnish. Kata “Seorang”dalam bahasa Yunani τις (tis); dalam Definisi Indonesia: [Barclay] τι genetif: τινος, datif τινι, akusatif τινα, τι kata ganti tanya dan kata sifat: siapa? yang mana? apa? jenis apa? τι, δια τι, εις τι, τι οτι mengapa? untuk sebab apa atau dengan tujuan apa? τι γαρ, τι ουν lalu mengapa? (τι γαρ bagaimana? 1Kor 7.16); τι ημιν (εμοι) και σοι apa urusanmu dengan kami (aku)? κατα τι bagaimana? (Luk 1.18); τι θελω ει alangkah baiknya kalau, betapakah kuinginkan Luk 12.49). Hal ini telah digunakan untuk argumen filosofis/teologis tentang “penyebab terakhir” dalam upaya membuktikan keberadaan Allah (lih. Thomas Aquinas). Namun demikian, baris alasan ini (“penyebab pertama”) tak akan pernah dapat sampai pada perwahyuan akan Allah sebagai Bapa dari Tuhan Yesus Kristus, ataupun pada Allah sebagai sahabat orang berdosa.

 “Tetapi ahli bangunan segala sesuatu ialah Allah” Kata “segala sesuatu” dalam bahasa Yunani πας (pas) dari asal kata including all the forms of declension, Jenis adjektiv ; dalam Definisi Indonesia: [Barclay] memiliki arti genetif παντος, πασης, παντος: (1) tanpa kata sandang tertentu: setiap; semua; segala; segala rupa, rupa-rupa; penuh, sangat, sunguh-sungguh. Kata “ialah Allah” dalam bahasa Yunani θεος (theos) dari Asal Kata of uncertain affinity a deity; yang merupakan Jenis noun m (=kata benda); dalam Definisi Indonesia:[Barclay] memiliki arti ου {maskulin} yaitu Allah (κατα θεον sesuai dengan kehendak Allah atau menurut persamaan Allah Ef 4.24). Bapa ialah pencipta segalanya (lih. Rom 11:36; I Kor 15:25-27). Yesus adalah agen Bapa dalam penciptaan (lih. Yoh 1:3; I Kor 8:6; Kol 1:16; Ibr 1:2).

Dalam ayat 3-4a, penulis menyatakan bahwa dia yang membangun rumah lebih unggul rumah yang dibangunnya. Musa di House of Israel, tetapi Mesias membangun rumah: Untuk [Satu ini] telah dianggap layak dari kemuliaan lebih dari Musa. Alasannya adalah bahwa Dia yang membangun rumah lebih terhormat daripada rumah sendiri. Selanjutnya, dalam ayat 4b, Mesias dipandang sebagai pembangun dari segala sesuatu. Setiap rumah dibangun oleh seseorang, tetapi dia yang [telah] membangun segala sesuatu adalah Allah. Dalam kesimpulan, secara pribadi dan karyaNya, Yesus lebih unggul kepada Musa.

3:5-6 LAI
5.Dan Musa memang setia dalam segenap rumah Allah sebagai pelayan untuk memberi kesaksian tentang apa yang akan diberitakan kemudian,
6.tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan.
NKJV
5 And Moses indeed was faithful in all His house as a servant, for a testimony of those things which would be spoken afterward,
6 but Christ as a Son over His own house, whose house we are if we hold fast the confidence and the rejoicing of the hope firm to the end.

BGT
5 και μωσης μεν πιστος εν ολω τω οικω αυτου ως θεραπων εις μαρτυριον των λαληθησομενων

6 χριστος δε ως υιος επι τον οικον αυτου ου οικος εσμεν ημεις εανπερ την παρρησιαν και το καυχημα της ελπιδος μεχρι τελους βεβαιαν κατασχωμεν

 “tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya” Yesus seorang anak (lih. 1:2; 3:6; 5:8; 7:28) dikontraskan dengan Musa, sang hamba (lih. 1:2; 3:5; 5:8; 7:28; Kel 14:31; Bil 12:7). Musa adalah seorang hamba yang setia (lih. Bil 12:7), namun Yesus adalah seorang anggota keluarga!

3:5 Musa berbicara tentang Kristus dalam Ul 18:18-19 (lih. I Pet 1:11). Ini mengulangi kebenaran dari 1:1. Menyetujui
a. seseorang ( Mat 10:32; Luk 12:8; Yoh 9:22; 12:42; Rom 10:9; Flp 2:11; I Yoh 2:25; Wah 3:5)
b. suatu kebenaran ( Kis 23:8; II Kor 11:13; I Yoh 4:2)
Membuat pernyataan kepada umum mengenai (pengertian hukum yang dikembangkan ke dalam penegasan keagamaan, lih. Kis 24:14; I Tim 6:13)
a. tanpa pengakuan akan kesalahan (lih. I Tim 6:12; Ibr 10:23)
b. dengan pengakuan akan kesalahan (lih. Mat 3:6; Kis 19:18; Ibr 4:14; Yak 5:16; I Yoh 1:9)

Dalam ayat 5, penulis menyatakan bahwa Musa adalah setia dalam segala rumahnya, namun posisinya di rumah adalah bahwa seorang hamba. Kata Yunani yang digunakan untuk hamba berarti “untuk menyembuhkan.” Ini menekankan Musa sebagai melayani kebutuhan moral dan rohani bangsa Israel, ia memiliki pelayanan penyembuhan moral dan spiritual dalam hidupnya dengan Israel. Namun demikian, pelayanan Musa adalah persiapan: untuk kesaksian-hal yang sesudahnya untuk diucapkan, berarti mengacu pada Mesias.

3:6 “dan rumah-Nya ialah kita” Ini adalah keluarga iman digambarkan sebagai sebuah rumah (lih. Gal 6:10; I Tim 3:15; I Pet 2:5; 4:17). Jenis metafora bangunan kolektif yang sama ini digunakan ketika gereja disebut bait suci (lih. I Kor 3:16). Fokusnya adalah pada :
(1) kepemilikan oleh Yesus dan;
(2) umat Allah sebagai entitas bersama.
Tidaklah biasa untuk berbicara tentang gereja sebagai rumah dari Yesus. Karena hal inilah beberapa naskah Yunani kuno diubah kata ganti nya sehingga merujuk kepada Bapa .

 “Jika” dalam bahasa Yunani εαν (ean) dari asal kata ει (ei) Ini adalah sebuah third class conditional yang berarti tindakan potensial (ean ditambah sebuah subjunctive). Ini memberikan unsur kontingensi pada pernyataan tersebut (lih. 3:14; 4:14; Rom 11:22; I Kor 15:02).
 “kita teguh berpegang” kata “Teguh berpegang” dalam bahasa Yunani βεβαιος κατεχω (bebaios katecho) . Kata “Teguh berpegang” ini adalah penekanan pada ketekunan (aorist active subjunctive, lih 3:14; 4:14, lihat Topik Khusus pada 4:14). Sisa dari pasal ini dan pasal 4 adalah satu peringatan yang bersambungan pada :
(1) bagi umat Yahudi percaya agar pindah ke kedewasaan dan
(2) bagi mereka yang telah mendengar Injil dan melihatnya secara penuh kuasa dalam kehidupan teman-teman Yahudi mereka yang percaya untuk sepenuhnya menerimanya sendiri.

 “ Dan pengharapan yang kita megahkan” Kata “ Dan Pengharapan” dalam bahasa Yunani ελπις (elpis) ini merupakan Penekanan pada harapan yaitu karakteristik dari Ibrani (lih. 3:6; 6:11; 7:19, 10:23, 11:1). Berharap menunjuk pada penyempurnaan secara pasti iman kita!

Dalam ayat 6, Musa dan Yesus dibandingkan. Sementara Musa adalah pelayan dalam rumah, Yesus sebagai Mesias atas rumah, yang rumahnya orang-orang percaya sekarang adalah. Rumah yang penulis maksud adalah menjadi Gereja karena, dalam Efesus 2:19, Gereja dipandang sebagai sebuah rumah tangga. Hal ini juga bisa merujuk ke rumah Israel milik Allah (Gal 6:16), yang dalam konteks ini adalah lebih mungkin. Either way, Mesias adalah Tuhan atas rumah. Sedangkan Musa adalah seorang hamba, Mesias adalah anak laki-laki. Sebagai Anak, Ia adalah pemilik dan pewaris dari rumah ini. Dia adalah Anak Tuan rumah, tetapi Musa hanya seorang hamba kepada Tuan rumah. Pernyataan penutupan menunjukkan tanda seorang mukmin sejati: jika kita berpegang teguh kepada keberanian kita dan memuliakan perusahaan harapan kita sampai akhir. Ini tidak berarti bahwa orang percaya diselamatkan hanya jika mereka hanya berpegang pada akhir. Itu berarti keselamatan dicapai melalui perbuatan, bukan oleh iman. Intinya di sini adalah bahwa kelanjutan dalam iman adalah bukti bahwa seseorang benar-benar percaya. Kurangnya kelanjutan dalam iman bukan berarti orang tersebut tidak disimpan, itu hanya berarti bahwa orang tersebut tidak memiliki bukti bahwa iman itu benar-benar ada.

KESIMPULAN IBRANI 3:1-6
(1&2)Kunci untuk memahami surat Ibrani mungkin terletak pada ide tentang pandanglah Dia. Ini adalah terjemahan dari katanoesate yang artinya “memperhatikan dengan cermat, pusatkan perhatian, tandai dengan penuh perhatian.” Pokok pemikiran ini muncul kembali di 12:3. Di 3:1, 2 yang ditekankan ialah Kristus sebagai teladan kesetiaan: di 12:3 yang ditekankan ialah ketekunan-Nya menanggung. Di sini saudara-saudara yang kudus didorong untuk memandang kepada Kristus sebagai Rasul (“utusan:” hanya di sini saja Kristus disebut rasul dalam Perjanjian Baru) dan Imam Besar, sebuah jabatan yang dijelaskan makin lama makin lengkap kepada pembaca. Kita akui (homologias). Istilah ini mengacu kepada orang-orang percaya yang mengaku Kristus sebagai imam besar mereka.
(3-5) Kiasan yang umum dipakai ialah kiasan tentang rumah. Di mana perbedaan antara Kristus dengan Musa? Kristus membangun rumah; Musa melayani di rumah itu. Dengan cara yang sama, perjanjian yang lama diperhadapkan secara sekilas dengan perjanjian yang baru. Akan tetapi, yang ditekankan adalah kesetiaan. Di dalam kedudukan yang tanpa tandingan, Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya.
(6) Rumah-Nya ialah kita mengacu kepada orang-orang percaya, himpunan orang-orang yang telah ditebus oleh Allah, yang imannya adalah iman yang berkesinambungan. Iman mereka dinyatakan dalam tindakan mereka teguh berpegang pada kepercayaan (parresian; “keberanian untuk mengemukakan pendapat” sehingga menunjukkan keyakinan yang penuh sukacita) yang kemudian menghasilkan pengharapan yang kita megahkan di dalam Sang Anak. Kristus adalah objek dan juga dasar dari kepercayaan dan pengharapan mereka. Sampai kepada akhirnya (mechri telous). Sampai pengharapan menjadi kenyataan.

Argumennya berkembang sebagai berikut.
1. Musa adalah bagian dari rumah/rumah tangga Allah, namun Yesus adalah pembangun dari
rumah/rumah tangga tersebut
2. Musa adalah seorang hamba dalam rumah, sementara Yesus adalah anggota keluarga
3. Musa gagal membawa perhentian Allah, sementara Yesus tidak gagal

Dorongan teologis dari unit sastra ini adalah suatu peringatan untuk taat dan setia. Yesus taat dan setia, namun orang Israel tidak. Perjanjian Musa memiliki konsekuensi yang berat bagi ketidak taatan. Betapa lebih mengerikannya konsekuensi dari menolak atau melanggar perjanjian baru (lih. 2:1-4)?. Bagian ini bersifat tipologis. Yaitu memandang PB sebagai keluaran rohani yang baru!

APLIKASINYA
Di dalam Perjanjian Lama, Musa adalah salah seorang hamba Allah yang paling besar. Allah memakai dia sebagai nabi yang menyampaikan Hukum Taurat kepada umat Israel. Melalui Musa, Allah membimbing umat-Nya masuk ke dalam persekutuan dan ibadah yang intim dengan-Nya. Akan tetapi, Musa adalah manusia biasa yang terbatas dan berdosa.
Pada masa Perjanjian Baru, Yesus adalah utusan (Rasul) Allah untuk membimbing umat-Nya ke dalam persekutuan intim dengan-Nya. Yesus juga Pengantara Agung (Imam Besar) umat Tuhan kepada Allah. Yesus lebih besar daripada Musa. Yesus memiliki dua jabatan besar Perjanjian Lama (Imam Besar) dan Perjanjian Baru (Rasul) (ayat 1-2). Dua ilustrasi digunakan untuk memperlihatkan kebesaran Yesus dibandingkan Musa. Pertama, Yesus adalah ahli bangunan yang membangun umat Allah (rumah Allah). Sedangkan Musa hanyalah bagian dari bangunan itu (ayat 3-4). Kedua, Yesus adalah Anak yang mengepalai rumah Allah, Musa hanyalah pelayan yang setia. Jadi, sebenarnya Musa melayani Tuhan Yesus sebagaimana seorang pelayan rumah melayani Anak pemilik rumah itu (ayat 5-6).
Bagian firman Tuhan ini penting bagi para pembaca pertama surat Ibrani ini. Mereka mendapat godaan untuk meninggalkan Yesus dan kembali kepada kepercayaan agama Yahudi yang mementingkan pelaksanaan ritual dan moral Hukum Taurat. Dengan menempatkan status Musa sebagai pelayan dan Yesus sebagai Anak, para pembaca surat Ibrani justru semakin diteguhkan untuk setia kepada Yesus. Bagi kita umat Tuhan masa kini, hal ini semakin meneguhkan keyakinan kita akan kesatuan Alkitab, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Juga semakin memantapkan iman kita hanya tertuju pada Yesus sebagai Anak Allah.
Pesan: Jangan sampai saya dan saudara mementingkan ritual dan ajaran moral kristiani, namun tidak sepenuhnya mengimani dan menaati Yesus, Sang Anak Allah.

by: Devianti Tuwongkesong

Dipublikasi di Uncategorized | Meninggalkan komentar

Kesaksian Hidup

borobudur

Dipublikasi di Uncategorized | Meninggalkan komentar

Orang Muda Bicara Oikumene

TRANSFORMASI BAGI OIKUMENE SEMESTA

Keesaan Gereja dan Oikumene
Keesaan gereja pada hakekatnya tidak menyangkal keberagamaan, karena keesaan gereja sadar akan dimensi keragamaan. Pengabaian terhadap keragaman telah menimbulkan konflik dan pertentangan dalam sejarah gereja mula-mula. Rasul Paulus mensinyalir pertentangan dan konflik itu dalam tema “Satu tubuh banyak anggota” ( 1 Kor.12:12-31) dan juga pertentangan antara kelompok dalam jemaat ( 1 Kor. 1:10-17). Dapat dikatakan bahwa pertentangan dan konflik itu terjadi terutama karena pengabaian terhadap realitas kemajemukan dalam jemaat. Ancaman perpecahan tersebut menjadi perhatian serius oleh Paulus dalam tugas pembangunan iman jemaat rekan-rekannya. Refleksi kontekstual dari surat Paulus menjadi sangat relevan ketika kita membahas kaitannya dengan oikumene.
Namun oikumene tidak semata-mata berate keesaan gereja atau oikumene kegerejaaan. Oikumene hakekatnya mesti di pahami dalam kaitan dengan keesaan seluruh umat manusia atau oikumene semesta. Kata oikos dapat di artikan sebagai suatu dunia tempat tinggal semua manusia. Pemahaman seperti ini akan membuat kita dapat juga memahami dengan baik dunia dimana kita hidup dan berkarya. Oikumene semesta sebagai sebuah paradigm baru hendaknya membuat kita mampu memetakan secara cermat lingkungan sosial, budaya, ekonomi, politik, yang berubah dari waktu ke waktu .Pemetaanitu penting karena dapat menjadi jendela mental bagi perumusan aksi dan tindakan ber-oikumene dalam lingkungan sosial yang plural, terutama bagi remaja dan pemuda sebagai kelompok sasaran.
Realitas Kontekstual Gereja dan Masyarakat global
Globalisasi yang di pandu oleh system ekonomi kapitalsme adalah realitas oikos yang kita diami hari ini.Pengaruh langsung globalisasi sudah menjadi hal yang biasa dalam pergaulan sosial manusia dewasa ini. Entah sadar atau tidak, namun pengaruhnya bahkan menembus tembok-tembok gereja kita. Jika dulu orang memahami pertemuan dengan Allah di dalam rumah ibadah sebagai suatu pertemuan kudus, agaknya nilai-nilai itu telah bergeser oleh pengaruh gaya hidup bebas, konstuksi sosial dari logika pasar bebas dewasa ini.
Tugas kita ke Depan
Yang di perlukan saat ini adalah membangun jejaring pemuda gereja aras nasional, yang tidak lagi sibuk dengan urusan sendiri-sendiri, tetapi bersama-sama menghadapi fenomena global krisis identitas tersebut. Jaringan kerja sama merupakan modal bagi kita untuk melakukan tugas-tugas penatalayanan gereja, khususnya terpusat pada pemuda dan remaja gereja, dengan mengembangkan nilai-nilai iman Kristen menjadi agenda bersama kedepan.

GENERASI TANPA KARAKTER
Generasi Muda Indonesia
Didalam masyarakat sekarang ini karakter seperti kejujuran, integritas, moral, keberanian dan sebagainya justru menutup banyak pintu kesempatan dan kemungkinan. Generasi muda sekarang di biarkan tumbuh didalam dunia tanpa karakter. Keadan yang di mana solidaritasatas dasar kemanusiaan bersama sedang mengalami pergeseran yang teramat cepat. Kesadaran kelompok berpikiran sempit semakin menyubur.
Kita mengetahui selain pergeseran dari budaya komunikasi lisan kebudaya komunikasi tertulis muncul lagi perubhaan lain yan cukup dasyat, yaitu kehadiran televise dan internet. Kawula muda menyingkapi hal ini sering mereka tunjukan keruang public. Dengan keadaan seperti ini para kawula muda secara besar-besaran mengkomsumsi apa-apa saja yang mereka gandrungi misalnya gaya hidup,prodak-prodak busana kosmetik yang menjadi symbol suuatu kumpulan atau suatu kejadian yang menurut mereka menarik atau menantang, sebagai symbol –ergerakan dan kebersamaan.
Generasi Muda yang berkarakter Eukumene
Peran pemuda Kristen dalam hal ini, tentunya sudah menyadari kemajemukan dan pluralisme yang ada di Indonesia. Para pemuda harus membawa diri dengan rendah hati, tahu diri, siap di tegur, siap belajar, siap di minta pertanggung jawaban dan siap memperbaiki diri. Orange yang betul-betul tahu tentang Allah, tahu juga betapa pengertiannya sendiri termasuk pengertiaannya tentang agamanya sendiri teramat terbatas. Ia harus rendah hati dan tidak Arogan. Dalam hal ini, pemud Kristen yang ekumene harus lebih banyak berkarya dan terberdayakan , menjadi alat koreksi dengan mampu menjelaskan dudu perkara dari sebuah persoalan baru yang timbul didalam masyarakat agar masyarakat khususnya warga jemaat bisa menarik kesimpulan dari informasi yang di peroleh. Pemuda gereja juga di harapkan bisa membuat warga jemaat dan mesyarakat bukan hanya tercerdaskan, tetapi tercerahkan (Communicator of hope). Membangun kesadaran bersama akan tantangan yang di hadapi. Menggalang berbagai pemikiran yang ada di tengah masyarakat untuk bagaimana menyelesaikan persoalan bangsa. Memberikan alternative pemecahan yang mungkin bisa di lakukan. Dalam system yang demokratis menggunggah rasa tanggung jawab dari semua komponen bangsa untuk ikut terlibat dalam memecahkan persoalan bangsa.
Jika kaum muda ingin tampil memimpin dan perubahan-perubahan besar di negeri ini, maka pragmatism mereka terlebih dulu harus di hilangkan. Hanya dengan hati yang bersih energy perubahan akan menggerakan seluruh lapisan masyarakat, seperti gerak ombak yang tanpa henti dan tanpa pamrih.
Dalam konteks lain kaum muda Kristen harus mampu menjadi saksi di dunia, menjadi garanm (matius3:13) dan terang (Matius5:14). Sehingga generasi muda yang kini mengidentitaskan dirinya berdasarkan what they have bergeser menjadi what they are. Disini karakter dan integritas yang didasarkan iman berperan menentukan. Generasi m, berpengharapan, penuh semangat dan cita-cita.uda kembali menjadi dirinya yang idealis, dinamis, berpengharapan, penuh semangat dan cita-cita.
Indahnya Persaudaran Sesama umat manusia: Gerak Proaktif Oikumene di Ranah Kemanusiaan:
Mewujudkan persaudaraan saling memberi kasih sayang atau saling cinta tentu merupakan kewajiban setiapumat beragama. Semua prinsip-prinsip agama telah mengajarkan penghormatan dan upaya pemeliharaan atas keragaman. Membangun persaudaraan yang tulus tanpa di batasi oleh sekat perbedaan agama memang menempatkan saudaranya sesame anak manusia bukan lagi sebagai saudara tetapi sebagai musuh.
Sumbangan Psikologi Dalam (Ber) Ekumene di kalangan Pemuda
Ber-ekumene bukanlah sesuatu yang instan. Ber-ekumene adalah proses belajar. Ber-eukemene dapat di ajarkan pada tahap-tahap perkembangan usia. Kita harus sadar bahwa ber-eukemene itu bukanlah ‘hak milik’ orang dewasa saja. Justru bukanlah sesuatu yang kita ciptakan. Dasar teologisnyaa jelas terdapat dalam Yohanes 17:21. Ber-eukemene juga bukanlah kepentingan sekelompok orang.
Revivalisasi Vs Ekumene
Revivalisasi lebih memiliki kecenderungan untuk membentuk sebuah budaya baru dalam kehidupan masyarakat dan juga kehidupan agama yang masing-masing tidak dapat disalahkan dan juga membenarkan yang lain, budaya tersebut yakni dalam bentuk symbol dan aksesoris yang di kenakan dapat membentuk diri menjadi kelompok tertentu kuat, hidup dan berkembang dalam masyarakat. Semangat revivalisasi dapat di ubah bentuk melalui modal sosial dan tidak dengan membanggakan symbol atau aksesoris lama untuk membentengi diri sebagai kekuatan tertentu tetapi di hadirkan kembali dalam bentuk modal sosial guna menciptakan kehidupan Ekumenis.
Tanggapan pribadi
Buku orang muda bicara oikumene ini sangat baik karena didalam buku ini paling banyak mengajarkan kepada anak-anak muda dan remaja bagaimana menjadi anak-anak muda yang beroikumene didalam masyarakat maupun didalam warga jemaat selain itu juga didalam buku ini mengajarkan cara-cara melaksanakan oikumene dan cara-cara mengatasi masalah-masalah dalam beroikumene.bahkan sudah di lengkapi dengan contoh-contoh yang ada sehingga setiap para pembaca dapat cepat mengerti dan memahami isi buku ini.

Dipublikasi di Uncategorized | Meninggalkan komentar